KALBARONLINE.com – SMAN 1 Anjongan, Kabupaten Mempawah, menjadi salah satu sekolah yang terdampak parah akibat banjir di Kalimantan Barat. Sebanyak 18 ruang kelas terendam, mengganggu proses belajar mengajar.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar, Rita Hastarita, langsung turun ke lokasi pada Sabtu (25/1/2024) untuk memantau kondisi.
“Kondisi ini membuat proses belajar mengajar tatap muka jadi terhambat,” ujar Rita.
Pembelajaran Daring untuk Sementara Waktu
Sebagai solusi sementara, Rita memutuskan untuk mengalihkan pembelajaran ke sistem daring dan menerapkan mekanisme bergilir pagi dan siang.
“Kita harus pastikan siswa tetap bisa belajar meski dalam situasi darurat seperti ini,” kata Rita.
Revitalisasi atau Relokasi di Tahun 2026
Dalam jangka panjang, Rita mengungkapkan rencana revitalisasi atau relokasi SMAN 1 Anjongan. Pilihan revitalisasi berupa peninggian bangunan, sementara opsi relokasi akan mempertimbangkan aset Pemprov yang tersedia.
“Tahun 2026 akan jadi prioritas kami. Kami juga akan berkoordinasi dengan Pemkab untuk mencari lokasi yang lebih aman,” jelas Rita.
Peringatan Keselamatan untuk Sekolah Terdampak
Rita mengimbau sekolah-sekolah terdampak banjir untuk memperhatikan keselamatan siswa dan fasilitas.
“Tolong cek aliran listrik, angkat kursi agar tidak rusak, dan waspadai binatang yang mungkin masuk ke lingkungan sekolah,” pesannya.
Banjir Meluas, Pemerintah Provinsi Bergerak Cepat
Sejak 21 Januari 2024, banjir besar melanda sejumlah daerah di Kalbar, dengan ketinggian air mencapai 3-4 meter. Rumah-rumah warga dan fasilitas umum terendam, sementara akses jalan dan komunikasi di beberapa daerah terputus.
Pemerintah Provinsi Kalbar melalui BPBD telah mengevakuasi warga, mendirikan posko pengungsian, menyediakan dapur umum, dan menyalurkan bantuan untuk meringankan beban masyarakat terdampak.
Comment