Pontianak Dorong Standarisasi Perpustakaan, 100 Petugas Ikuti Workshop

KALBARONLINE.com – Dalam upaya meningkatkan kualitas layanan perpustakaan di Kota Pontianak, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pontianak menggelar Workshop Petugas Perpustakaan Tahun 2025 selama dua hari, mulai 12 hingga 13 Februari 2025.

Kegiatan ini diadakan di Aula Sultan Syahrir Abdurrahman, Kantor Wali Kota Pontianak, dengan diikuti oleh 100 peserta yang terdiri dari petugas perpustakaan sekolah, kelurahan, dan rumah ibadah.

PelantikanKepalaDaerah2025

Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan SDM Kota Pontianak, Rusdalita menegaskan, bahwa workshop ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam mendorong standarisasi dan akreditasi perpustakaan di wilayahnya.

“Perpustakaan bukan hanya tempat menyimpan buku, tetapi juga pusat informasi, edukasi, dan peningkatan wawasan masyarakat. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas dan keterampilan petugas perpustakaan menjadi suatu keharusan agar layanan yang diberikan semakin berkualitas,” ujarnya saat mewakili Pj Wali Kota Pontianak membuka kegiatan.

Baca Juga :  Kritik Kemendagri Soal Regulasi, Bupati Karolin Margret Natasa: Kami Dimarahi Presiden Suruh Cepat Serap Anggaran

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pontianak, Rendrayani menjelaskan, workshop dihelat dengan fokus pada literasi dan standarisasi perpustakaan.

Penyelenggaraannya sejalan dengan tiga program prioritas Perpustakaan Nasional 2025 – 2029, yaitu penguatan budaya, membaca dan peningkatan kecakapan literasi, pengarusutamaan naskah nusantara, dan standarisasi dan akreditasi perpustakaan.

Menurut Rendrayani, penguatan budaya membaca harus ditunjang dengan penyediaan bahan bacaan yang variatif dan berkualitas serta perpustakaan yang memenuhi standar nasional.

“Membaca bukan sekadar memahami teks, tetapi juga meningkatkan kecakapan literasi, memperluas wawasan, dan memperbaiki kemampuan berpikir kritis. Perpustakaan harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi agar tetap relevan,” tambahnya.

Salah satu materi utama dalam workshop ini adalah transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, sebuah pendekatan yang menjadikan perpustakaan sebagai ruang terbuka bagi masyarakat untuk belajar dan berinovasi. Materi lainnya meliputi pengelolaan bahan perpustakaan, akreditasi perpustakaan, dan pengenalan sistem manajemen perpustakaan berbasis web (INLISLite).

Baca Juga :  Tingkatkan Semangat Anak Perbatasan Untuk Terus Bersekolah

Kegiatan ini diharapkan dapat membekali para peserta dengan keterampilan dan wawasan baru dalam mengelola perpustakaan secara efektif dan efisien.

“Kami ingin perpustakaan, baik di sekolah, kelurahan, maupun rumah ibadah, bisa lebih maksimal dalam mencerdaskan masyarakat dengan koleksi yang memadai dan pengelolaan yang sesuai standar,” ujar Rendrayani.

Dengan adanya workshop ini, diharapkan para petugas perpustakaan di Kota Pontianak dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh demi meningkatkan literasi masyarakat dan memperkuat peran perpustakaan sebagai pusat pembelajaran sepanjang hayat. (Jau)

Comment