Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Minggu, 27 April 2025 |
KALBARONLINE.com - Gubernur Kalbar, Ria Norsan berencana akan membangun coworking space atau tempat ruang kerja bersama di kawasan Taman Budaya untuk anak muda, terutama bagi para seniman berkumpul dan berdiskusi hingga berkarya.
Namun, alih-alih disambut baik, seniman yang tergabung dalam Badan Musyawarah Kebudayaan (Bamusbud) Kalbar menolak rencana pembangunan tersebut dan meminta pemerintah provinsi untuk mengkaji ulang rencana tersebut.
Penolakan ini dituangkan dalam rilis resmi yang diterbitkan Bamusbud Kalbar, Sabtu (26/04/2025).
Bamusbud Kalbar menilai bahwa pembangunan coworking space di Taman Budaya justru melenceng dari fungsi hakiki Taman Budaya sebagai pusat pelestarian dan pengembangan seni-budaya.
"Pembangunan ini harus dibatalkan dan ditinjau ulang. Pemerintah perlu berdialog dengan pelaku seni untuk benar-benar memahami kebutuhan mendesak di lapangan, bukan memaksakan proyek yang justru tidak menjadi prioritas," tegas Bamusbud dalam rilisnya.
Menurut Bamusbud, kondisi Taman Budaya saat ini sangat memerlukan perhatian serius, terutama pada infrastruktur vital seperti gedung pertunjukan, ruang latihan tari dan galeri seni yang tidak memadai.
Alih-alih membangun ruang kerja bersama yang cenderung bersifat komersial, pemerintah diharapkan mengalokasikan anggaran untuk renovasi dan pembangunan fasilitas seni yang mendukung kreativitas dan pengembangan budaya.
"Tanpa ruang yang layak, seniman kesulitan berkreasi. Bahkan untuk menggelar pertunjukan pun mereka sering harus mencari tempat seadanya," tulis Bamusbud.
Mereka juga menilai bahwa coworking space dapat difasilitasi di ruang-ruang lain di luar kawasan Taman Budaya, sehingga tidak perlu mengorbankan ruang seni yang sudah ada. Bamusbud turut menegaskan pentingnya pendekatan partisipatif dalam perencanaan pembangunan.
Mereka mendesak agar pemerintah menggelar dialog terbuka yang melibatkan pelaku seni, budayawan.dan masyarakat umum, untuk memetakan kebutuhan nyata di lapangan.
Dalam rilisnya, Bamusbud mengusulkan agar dana yang dialokasikan untuk pembangunan coworking space dialihkan untuk merenovasi gedung pertunjukan yang rusak, pembangunan gedung musik dan tari berstandar akustik, dan penyediaan ruang latihan yang memadai untuk komunitas seni.
"Pembangunan coworking space ini adalah contoh ketimpangan prioritas. Jika pemerintah serius ingin memajukan kebudayaan, mereka harus terlebih dahulu memperbaiki fondasi ekosistem seni," tutup rilis tersebut.
Bamusbud Kalbar menyerukan agar pemerintah lebih peka terhadap kebutuhan riil para pelaku budaya, demi menjaga ruang hidup seni sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa. (Lid)
KALBARONLINE.com - Gubernur Kalbar, Ria Norsan berencana akan membangun coworking space atau tempat ruang kerja bersama di kawasan Taman Budaya untuk anak muda, terutama bagi para seniman berkumpul dan berdiskusi hingga berkarya.
Namun, alih-alih disambut baik, seniman yang tergabung dalam Badan Musyawarah Kebudayaan (Bamusbud) Kalbar menolak rencana pembangunan tersebut dan meminta pemerintah provinsi untuk mengkaji ulang rencana tersebut.
Penolakan ini dituangkan dalam rilis resmi yang diterbitkan Bamusbud Kalbar, Sabtu (26/04/2025).
Bamusbud Kalbar menilai bahwa pembangunan coworking space di Taman Budaya justru melenceng dari fungsi hakiki Taman Budaya sebagai pusat pelestarian dan pengembangan seni-budaya.
"Pembangunan ini harus dibatalkan dan ditinjau ulang. Pemerintah perlu berdialog dengan pelaku seni untuk benar-benar memahami kebutuhan mendesak di lapangan, bukan memaksakan proyek yang justru tidak menjadi prioritas," tegas Bamusbud dalam rilisnya.
Menurut Bamusbud, kondisi Taman Budaya saat ini sangat memerlukan perhatian serius, terutama pada infrastruktur vital seperti gedung pertunjukan, ruang latihan tari dan galeri seni yang tidak memadai.
Alih-alih membangun ruang kerja bersama yang cenderung bersifat komersial, pemerintah diharapkan mengalokasikan anggaran untuk renovasi dan pembangunan fasilitas seni yang mendukung kreativitas dan pengembangan budaya.
"Tanpa ruang yang layak, seniman kesulitan berkreasi. Bahkan untuk menggelar pertunjukan pun mereka sering harus mencari tempat seadanya," tulis Bamusbud.
Mereka juga menilai bahwa coworking space dapat difasilitasi di ruang-ruang lain di luar kawasan Taman Budaya, sehingga tidak perlu mengorbankan ruang seni yang sudah ada. Bamusbud turut menegaskan pentingnya pendekatan partisipatif dalam perencanaan pembangunan.
Mereka mendesak agar pemerintah menggelar dialog terbuka yang melibatkan pelaku seni, budayawan.dan masyarakat umum, untuk memetakan kebutuhan nyata di lapangan.
Dalam rilisnya, Bamusbud mengusulkan agar dana yang dialokasikan untuk pembangunan coworking space dialihkan untuk merenovasi gedung pertunjukan yang rusak, pembangunan gedung musik dan tari berstandar akustik, dan penyediaan ruang latihan yang memadai untuk komunitas seni.
"Pembangunan coworking space ini adalah contoh ketimpangan prioritas. Jika pemerintah serius ingin memajukan kebudayaan, mereka harus terlebih dahulu memperbaiki fondasi ekosistem seni," tutup rilis tersebut.
Bamusbud Kalbar menyerukan agar pemerintah lebih peka terhadap kebutuhan riil para pelaku budaya, demi menjaga ruang hidup seni sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa. (Lid)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini