Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Minggu, 18 Mei 2025 |
KALBARONLINE.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menaruh perhatian serius terhadap pelestarian budaya Melayu, khususnya dalam menghadapi perhelatan besar Festival Budaya Melayu yang akan digelar tahun depan.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menegaskan, bahwa momentum ini harus menjadi titik balik untuk membangkitkan kembali kecintaan generasi muda terhadap adat dan budaya lokal.
“Kita terus membentuk program kerja dari kepengurusan yang baru. Kuncinya, bagaimana tahun depan saat kita menjadi tuan rumah Festival Budaya Melayu, adat dan budaya ini bisa mewarnai kehidupan, terutama bagi generasi muda,” ujarnya saat menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kota Pontianak di Hotel Harris Pontianak, Minggu (18/05/2025).
Ia menambahkan, bahwa budaya Melayu erat kaitannya dengan nilai-nilai islami, yang mengajarkan kesantunan, gotong royong, serta hormat kepada orang tua dan pemimpin. Menurutnya, nilai-nilai ini harus ditanamkan sejak dini agar menjadi karakter kuat dalam diri generasi penerus bangsa.
“Budaya Melayu ini identik dengan nilai-nilai positif. Kalau generasi muda memiliki adat yang baik, itu akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Kota Pontianak,” tambahnya.
Terkait dukungan pemerintah, Edi memastikan Pemkot Pontianak akan memfasilitasi dan membantu kegiatan adat dan budaya. Meskipun pelaksanaan Festival Budaya Melayu kali ini berskala Kalimantan Barat, ia membuka peluang untuk menjadikannya agenda nasional bahkan internasional, mengingat rumpun Melayu juga tersebar di berbagai daerah dan negara.
Edi juga menekankan pentingnya keterlibatan anak muda, termasuk generasi digital atau gen z, dalam pelestarian budaya.
“Selama ini pengurus adat banyak yang usianya di atas 40 tahun. Sekarang, anak-anak muda harus mulai dilibatkan. Era digital ini justru jadi peluang agar mereka tahu latar belakang budayanya dan bangga terhadapnya,” imbuhnya.
Ia menyebutkan, bahwa pendidikan tentang budaya lokal sudah mulai ditanamkan sejak usia dini, seperti melalui kegiatan di PAUD dan TK, hingga pelibatan anak-anak dalam acara-acara resmi pemerintah, seperti ulang tahun kota dengan mengenakan pakaian adat.
“Dengan keterlibatan aktif sejak kecil, mereka akan terbiasa dan tumbuh mencintai budaya sendiri. Ini langkah kita untuk mencegah generasi muda terpengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kita,” pungkasnya. (Jau)
KALBARONLINE.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menaruh perhatian serius terhadap pelestarian budaya Melayu, khususnya dalam menghadapi perhelatan besar Festival Budaya Melayu yang akan digelar tahun depan.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menegaskan, bahwa momentum ini harus menjadi titik balik untuk membangkitkan kembali kecintaan generasi muda terhadap adat dan budaya lokal.
“Kita terus membentuk program kerja dari kepengurusan yang baru. Kuncinya, bagaimana tahun depan saat kita menjadi tuan rumah Festival Budaya Melayu, adat dan budaya ini bisa mewarnai kehidupan, terutama bagi generasi muda,” ujarnya saat menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kota Pontianak di Hotel Harris Pontianak, Minggu (18/05/2025).
Ia menambahkan, bahwa budaya Melayu erat kaitannya dengan nilai-nilai islami, yang mengajarkan kesantunan, gotong royong, serta hormat kepada orang tua dan pemimpin. Menurutnya, nilai-nilai ini harus ditanamkan sejak dini agar menjadi karakter kuat dalam diri generasi penerus bangsa.
“Budaya Melayu ini identik dengan nilai-nilai positif. Kalau generasi muda memiliki adat yang baik, itu akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Kota Pontianak,” tambahnya.
Terkait dukungan pemerintah, Edi memastikan Pemkot Pontianak akan memfasilitasi dan membantu kegiatan adat dan budaya. Meskipun pelaksanaan Festival Budaya Melayu kali ini berskala Kalimantan Barat, ia membuka peluang untuk menjadikannya agenda nasional bahkan internasional, mengingat rumpun Melayu juga tersebar di berbagai daerah dan negara.
Edi juga menekankan pentingnya keterlibatan anak muda, termasuk generasi digital atau gen z, dalam pelestarian budaya.
“Selama ini pengurus adat banyak yang usianya di atas 40 tahun. Sekarang, anak-anak muda harus mulai dilibatkan. Era digital ini justru jadi peluang agar mereka tahu latar belakang budayanya dan bangga terhadapnya,” imbuhnya.
Ia menyebutkan, bahwa pendidikan tentang budaya lokal sudah mulai ditanamkan sejak usia dini, seperti melalui kegiatan di PAUD dan TK, hingga pelibatan anak-anak dalam acara-acara resmi pemerintah, seperti ulang tahun kota dengan mengenakan pakaian adat.
“Dengan keterlibatan aktif sejak kecil, mereka akan terbiasa dan tumbuh mencintai budaya sendiri. Ini langkah kita untuk mencegah generasi muda terpengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kita,” pungkasnya. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini