Ekonomi    

Indef: Kalau iPhone Bebas Bea Masuk, Kenapa Samsung Harus Bangun Pabrik di Sini?

Oleh : Jauhari Fatria
Sabtu, 26 Juli 2025
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KALBARONLINE.com – Rencana pemerintah untuk membebaskan bea masuk produk asal Amerika Serikat (AS) dinilai bisa berdampak serius terhadap iklim investasi dan industrialisasi di dalam negeri. Peneliti Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus, menyebut kebijakan ini justru mengancam kredibilitas pemerintah di mata investor yang sudah lebih dulu menanamkan modal di Indonesia.

Dalam diskusi publik Indef yang digelar secara daring, Senin (21/7/2025), Heri mengaku tak setuju dengan konsep tarif 0 persen untuk produk-produk dari AS.

“Banyak produk dari AS yang sedang kita upayakan untuk diindustrialisasi, didorong ke hilirisasi. Kalau AS dikasih bebas bea masuk, terus apa kabar investor lain yang udah capek-capek bangun pabrik di sini?” tegas Heri.

Ia mencontohkan, produsen besar seperti Samsung dari Korea Selatan bisa merasa diperlakukan tidak adil jika produk seperti iPhone dari AS bebas masuk tanpa bea, sementara mereka sudah berinvestasi membangun fasilitas produksi lokal.

Menurut Heri, pembebasan bea masuk bukan cuma soal arus perdagangan, tapi juga berisiko memperbesar ketergantungan terhadap produk impor AS, terutama di sektor ICT (information, communication, and technology) seperti hardware dan software.

“Kita sudah terlalu banyak memberi privilese. Kalau ini diteruskan, bisa timbul kecemburuan dari negara-negara lain yang juga punya kepentingan investasi di Indonesia,” jelasnya.

Ia pun menekankan, jika pemerintah memang serius dengan target peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), maka kebijakan ini harus ditinjau ulang.

“Kita sedang dorong TKDN di alat kesehatan, gadget, HP, laptop. Tapi kenapa sekarang malah mau dibebaskan bea masuknya? Ini kontradiktif,” kritiknya.

Lebih lanjut, Heri mengingatkan bahwa negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan bisa saja kecewa jika melihat Indonesia lebih memanjakan produk impor dari AS ketimbang memperkuat mitra yang sudah berinvestasi langsung di dalam negeri.

“Kalau mereka kecewa, terus tarik investasi, yang rugi kita juga. Ke depan bisa berdampak ke banyak sektor,” tutupnya. (Red)

Artikel Selanjutnya
Beras Premium Oplosan Viral, Apakah Aman untuk Dikonsumsi?
Sabtu, 26 Juli 2025
Artikel Sebelumnya
Langgar Izin Tinggal, Imigrasi Ketapang Deportasi Tiga WNA Asal Tiongkok
Sabtu, 26 Juli 2025

Berita terkait