Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Jumat, 01 Agustus 2025 |
KALBARONLINE.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengaku belum menerima laporan resmi terkait kasus meninggalnya seorang petani yang diduga sesak nafas saat membakar ladang di kebunnya sendiri di Desa Tempurukan, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang, pada Senin (28/07/2025) petang.
“Nggak ada, belum ada kabar meninggal gara-gara karhutla. Bahkan kebakaran besar dari 2015 - 2019, Indonesia tidak pernah ada yang korban juga gara-gara kebakaran hutan dan lahan,” ujar Kepala BNPB, Suharyanto, saat ditemui usai rapat koordinasi penanggulangan karhutla di Kantor Gubernur Kalbar, Jumat (01/08/2025).
Ia juga menegaskan, bahwa bila pun ada kabar meninggal, perlu dikaji kembali penyebab pastinya.
“Indonesia belum pernah seperti itu. Kami belum terima laporan sampai sekarang,” tegasnya.
Sikap serupa juga disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq. Ia menyebut, secara teknis kualitas udara di Kalbar masih berada di bawah ambang batas yang dapat membahayakan jiwa.
“Mungkin itu akibat susulan, saya nggak ngerti ya kasusnya. Tapi akibat seperti di luar negeri terbakar di ratusan orang, Indonesia nggak pernah itu, karena kami belum dapat laporan sampai sekarang. Perlu dicek lagi,” terangnya.
Namun ia menegaskan, pihaknya tetap akan mendalami informasi mengenai kabar kematian warga tersebut.
“Namun kami akan dalami informasi tadi. Tetapi secara teknis, indeks pencemaran lingkungannya masih jauh dari yang kita batasin. Sehingga bila mana ada kematian gara-gara itu, kami akan dalami dulu ya. Karena memang sepanjang teknis sebenarnya tidak memungkinkan untuk menjadikan kita meninggal. Tapi nanti informasinya dari kami akan kami dalami,” pungkasnya. (Lid)
KALBARONLINE.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengaku belum menerima laporan resmi terkait kasus meninggalnya seorang petani yang diduga sesak nafas saat membakar ladang di kebunnya sendiri di Desa Tempurukan, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang, pada Senin (28/07/2025) petang.
“Nggak ada, belum ada kabar meninggal gara-gara karhutla. Bahkan kebakaran besar dari 2015 - 2019, Indonesia tidak pernah ada yang korban juga gara-gara kebakaran hutan dan lahan,” ujar Kepala BNPB, Suharyanto, saat ditemui usai rapat koordinasi penanggulangan karhutla di Kantor Gubernur Kalbar, Jumat (01/08/2025).
Ia juga menegaskan, bahwa bila pun ada kabar meninggal, perlu dikaji kembali penyebab pastinya.
“Indonesia belum pernah seperti itu. Kami belum terima laporan sampai sekarang,” tegasnya.
Sikap serupa juga disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq. Ia menyebut, secara teknis kualitas udara di Kalbar masih berada di bawah ambang batas yang dapat membahayakan jiwa.
“Mungkin itu akibat susulan, saya nggak ngerti ya kasusnya. Tapi akibat seperti di luar negeri terbakar di ratusan orang, Indonesia nggak pernah itu, karena kami belum dapat laporan sampai sekarang. Perlu dicek lagi,” terangnya.
Namun ia menegaskan, pihaknya tetap akan mendalami informasi mengenai kabar kematian warga tersebut.
“Namun kami akan dalami informasi tadi. Tetapi secara teknis, indeks pencemaran lingkungannya masih jauh dari yang kita batasin. Sehingga bila mana ada kematian gara-gara itu, kami akan dalami dulu ya. Karena memang sepanjang teknis sebenarnya tidak memungkinkan untuk menjadikan kita meninggal. Tapi nanti informasinya dari kami akan kami dalami,” pungkasnya. (Lid)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini