Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 06 Agustus 2025 |
KALBARONLINE.com – Sebanyak 56 kabupaten/kota di Indonesia berkumpul di Kota Yogyakarta dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XI Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) tahun 2025. Acara yang berlangsung pada 5–9 Agustus ini mengusung tema “Resiliensi Kawasan Cagar Budaya Guna Mendorong Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan.”
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, turut hadir dan menyampaikan pesan bermakna melalui selembar kertas yang ia bubuhkan dengan telapak tangannya, “Warisan budaya di setiap kota akan memberikan rasa, roh kota di setiap aktivitasnya dan mewarnai kehidupan warganya untuk meraih mimpi.”
Menurut Edi, Rakernas JKPI adalah momentum penting untuk memperkuat komitmen kolektif antar daerah dalam menjaga dan merawat warisan budaya, baik yang bersifat fisik maupun non-fisik.
“Peradaban budaya harus terus kita lestarikan. Di Pontianak, kita punya berbagai situs bersejarah seperti Tugu Khatulistiwa, Keraton Kadriyah, kawasan Makam Kesultanan, Gereja Katedral, sekolah-sekolah tua, Kantor Wali Kota, hingga Kantor Pos. Semua punya nilai sejarah yang luar biasa,” ujarnya saat menghadiri Rakernas, Rabu (6/8/2025).
Tak hanya bangunan, Edi juga menekankan pentingnya menjaga kawasan heritage seperti Pasar Tengah, dan memperkuat nilai-nilai kearifan lokal yang sudah mengakar sejak lama.
“Kota Pontianak itu kota yang heterogen. Kita harus terus dorong sinergi antarmasyarakat supaya tercipta kehidupan yang harmonis. Nilai keberagaman dan kebudayaan ini jadi fondasi membentuk karakter kota yang inklusif dan toleran,” tegasnya.
Edi juga mengingatkan bahwa pelestarian budaya tidak bisa dipisahkan dari pembangunan infrastruktur dan penyediaan ruang terbuka hijau. Menurutnya, pembangunan fisik harus jalan beriringan dengan pembangunan sosial dan budaya.
“Tujuannya biar masyarakat makin berdaya dan lingkungan kita tetap lestari,” katanya.
Rakernas JKPI sendiri menjadi forum strategis untuk merumuskan langkah-langkah konkret pelestarian warisan budaya, sejarah, serta identitas unik setiap kota pusaka di Indonesia.
“Rakernas ini wadah untuk saling berbagi pengalaman dan inovasi dalam menjaga identitas kota pusaka. Banyak yang dibahas, mulai dari pengembangan pariwisata berkelanjutan, revitalisasi kawasan bersejarah, sampai upaya membangun kesadaran publik akan pentingnya warisan budaya,” jelas Edi.
Sebagai contoh konkret, Edi menyebut Pemerintah Kota Pontianak saat ini sedang terus melakukan revitalisasi kawasan Cagar Budaya, seperti revitalisasi Kawasan Makam Kesultanan Pontianak di Batu Layang, Pontianak Utara.
Sebagai informasi, JKPI adalah organisasi lintas kabupaten/kota yang dibentuk untuk memperkuat kerja sama dalam pelestarian pusaka alam dan budaya di Indonesia. (Jau)
KALBARONLINE.com – Sebanyak 56 kabupaten/kota di Indonesia berkumpul di Kota Yogyakarta dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XI Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) tahun 2025. Acara yang berlangsung pada 5–9 Agustus ini mengusung tema “Resiliensi Kawasan Cagar Budaya Guna Mendorong Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan.”
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, turut hadir dan menyampaikan pesan bermakna melalui selembar kertas yang ia bubuhkan dengan telapak tangannya, “Warisan budaya di setiap kota akan memberikan rasa, roh kota di setiap aktivitasnya dan mewarnai kehidupan warganya untuk meraih mimpi.”
Menurut Edi, Rakernas JKPI adalah momentum penting untuk memperkuat komitmen kolektif antar daerah dalam menjaga dan merawat warisan budaya, baik yang bersifat fisik maupun non-fisik.
“Peradaban budaya harus terus kita lestarikan. Di Pontianak, kita punya berbagai situs bersejarah seperti Tugu Khatulistiwa, Keraton Kadriyah, kawasan Makam Kesultanan, Gereja Katedral, sekolah-sekolah tua, Kantor Wali Kota, hingga Kantor Pos. Semua punya nilai sejarah yang luar biasa,” ujarnya saat menghadiri Rakernas, Rabu (6/8/2025).
Tak hanya bangunan, Edi juga menekankan pentingnya menjaga kawasan heritage seperti Pasar Tengah, dan memperkuat nilai-nilai kearifan lokal yang sudah mengakar sejak lama.
“Kota Pontianak itu kota yang heterogen. Kita harus terus dorong sinergi antarmasyarakat supaya tercipta kehidupan yang harmonis. Nilai keberagaman dan kebudayaan ini jadi fondasi membentuk karakter kota yang inklusif dan toleran,” tegasnya.
Edi juga mengingatkan bahwa pelestarian budaya tidak bisa dipisahkan dari pembangunan infrastruktur dan penyediaan ruang terbuka hijau. Menurutnya, pembangunan fisik harus jalan beriringan dengan pembangunan sosial dan budaya.
“Tujuannya biar masyarakat makin berdaya dan lingkungan kita tetap lestari,” katanya.
Rakernas JKPI sendiri menjadi forum strategis untuk merumuskan langkah-langkah konkret pelestarian warisan budaya, sejarah, serta identitas unik setiap kota pusaka di Indonesia.
“Rakernas ini wadah untuk saling berbagi pengalaman dan inovasi dalam menjaga identitas kota pusaka. Banyak yang dibahas, mulai dari pengembangan pariwisata berkelanjutan, revitalisasi kawasan bersejarah, sampai upaya membangun kesadaran publik akan pentingnya warisan budaya,” jelas Edi.
Sebagai contoh konkret, Edi menyebut Pemerintah Kota Pontianak saat ini sedang terus melakukan revitalisasi kawasan Cagar Budaya, seperti revitalisasi Kawasan Makam Kesultanan Pontianak di Batu Layang, Pontianak Utara.
Sebagai informasi, JKPI adalah organisasi lintas kabupaten/kota yang dibentuk untuk memperkuat kerja sama dalam pelestarian pusaka alam dan budaya di Indonesia. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini