Pontianak    

Hilangkan Stigma, TBC Bisa Disembuhkan Asalkan…

Oleh : Jauhari Fatria
Kamis, 21 Agustus 2025
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KALBARONLINE.com  – Tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu penyakit menular yang banyak ditemui di masyarakat. Sayangnya, tidak sedikit warga yang masih menganggap TBC sebagai penyakit menakutkan, sulit disembuhkan, bahkan ada yang mengaitkannya dengan kutukan atau hal mistis.

Perawat RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak, Jani Siswanto, menegaskan bahwa TBC adalah penyakit medis yang bisa diobati hingga sembuh total, asalkan penderita menjalani pengobatan dengan tepat dan disiplin.

“TBC bukan kutukan atau aib yang harus ditutupi. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, maupun status sosial. Semakin cepat penderita berobat, semakin besar peluang untuk sembuh,” ujarnya saat memberikan edukasi kesehatan kepada pasien dan pengunjung rumah sakit, Kamis (21/8/2025).

TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang umumnya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyebar ke organ lain seperti tulang, kelenjar getah bening, hingga selaput otak. Penularan terjadi melalui percikan dahak atau ludah ketika penderita batuk, bersin, atau berbicara, terutama di lingkungan padat dengan sirkulasi udara buruk.

Gejala TBC biasanya ditandai dengan batuk yang tak kunjung sembuh lebih dari dua minggu. Penderita juga kerap mengalami keringat berlebih pada malam hari, tubuh terasa lemas, dan berat badan turun drastis tanpa sebab yang jelas. Dalam kondisi tertentu, batuk penderita bisa disertai darah, yang menandakan infeksi sudah cukup serius.

“Sayangnya, gejala ini sering dianggap batuk biasa, sehingga penderita baru ketahuan setelah kondisinya cukup parah,” jelas Jani.

Menurut Jani, pengobatan TBC membutuhkan waktu 6–9 bulan dengan obat anti TBC (OAT) yang harus dikonsumsi rutin sesuai anjuran tenaga kesehatan. Jika pengobatan dihentikan sebelum waktunya, bakteri bisa kebal obat dan jauh lebih sulit diatasi.

Selain disiplin berobat, penderita TBC juga sangat membutuhkan dukungan keluarga dan masyarakat. Mereka tidak boleh dijauhi atau didiskriminasi, justru harus diberikan semangat agar konsisten menjalani pengobatan.

Upaya pencegahan bisa dilakukan dengan menjaga rumah tetap sehat: sirkulasi udara lancar, cahaya matahari cukup, serta pola hidup bersih dan sehat.

“Dengan pemahaman yang benar, kita bisa bersama-sama memutus rantai penularan. Mari hilangkan stigma, dukung penderita untuk sembuh, dan wujudkan Pontianak bebas TBC,” pungkas Jani. (Jau)

Artikel Selanjutnya
Kado HUT RI ke-80, PLN Sambungkan Listrik Gratis untuk 2.821 Keluarga Prasejahtera se-Indonesia
Kamis, 21 Agustus 2025
Artikel Sebelumnya
Pontianak Bidik Piagam Adipura, Bahasan Ajak Warga Jaga Kebersihan Kota
Kamis, 21 Agustus 2025

Berita terkait