Pontianak    

Pontianak Bidik Piagam Adipura, Bahasan Ajak Warga Jaga Kebersihan Kota

Oleh : Jauhari Fatria
Kamis, 21 Agustus 2025
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KALBARONLINE.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menargetkan bisa meraih Piagam Adipura pada periode mendatang. Sebelumnya, Pontianak sudah dua tahun berturut-turut mengantongi Sertifikat Adipura, namun sejumlah indikator masih harus dipenuhi untuk membawa pulang penghargaan tertinggi bidang kebersihan dan lingkungan tersebut.

Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, menegaskan bahwa menjaga kebersihan kota tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah. Menurutnya, semua pihak punya tanggung jawab, mulai dari masyarakat, pelaku usaha, hingga pendatang.

“Kalau hanya menata wajah kota supaya terlihat bagus tanpa kesadaran masyarakat, upaya kita dianggap gagal,” ujar Bahasan saat membuka Sosialisasi Konsep Baru Adipura di Aula SSA Kantor Wali Kota, Kamis (21/8/2025).

Pontianak mendapat hibah senilai Rp207 miliar dari Bank Dunia untuk membangun sistem pengelolaan sampah berbasis industri. Proyek ini dijadwalkan mulai berjalan pada 2026 dan beroperasi penuh tahun 2028. Fasilitas ini tidak hanya menekan volume sampah, tetapi juga berpotensi menghasilkan listrik.

“Ini bentuk penghargaan internasional bagi Pontianak. Tugas kita memastikan dana tersebut benar-benar bermanfaat bagi lingkungan dan warga,” lanjut Bahasan.

Dalam konsep terbaru, penilaian Adipura menekankan tiga komponen penting: anggaran, keterlibatan masyarakat, dan infrastruktur. Pemkot berharap seluruh perangkat daerah hingga tingkat RT/RW bisa menyatukan visi agar pengelolaan sampah berjalan lebih efektif.

“Kalau semua pihak bergerak dengan satu pemahaman, mulai dari camat, lurah, sampai pengurus lingkungan, hasilnya akan jauh lebih maksimal,” tegas Bahasan.

Tiga tahun terakhir, volume sampah di Pontianak berhasil ditekan dari 400 ton per hari menjadi sekitar 200–300 ton. Capaian ini tak lepas dari program pemilahan sampah dan hadirnya bank sampah yang digerakkan masyarakat. Meski begitu, masih ada tantangan seperti keberadaan TPS liar, sehingga komunikasi dengan warga akan terus diperkuat.

Bahasan menambahkan, menjaga kebersihan juga erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat. Ia menyinggung soal keberhasilan Pontianak menempati peringkat pertama di Kalbar dalam konvergensi aksi penurunan stunting.

“Menjaga kebersihan adalah bagian dari iman sekaligus perintah agama. Kalau lingkungannya kotor, kesehatan warga pun terancam,” katanya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pontianak, Syarif Usmulyono, menyebut penilaian Adipura kali ini jauh lebih ketat dibanding periode sebelumnya. Tim penilai tidak hanya melihat titik yang sudah disiapkan, tetapi juga kondisi keseharian kota.

“Kalau sebuah daerah masih bisa meraih sertifikat, apalagi piagam Adipura, itu berarti kotanya benar-benar hebat soal kebersihan,” jelas Usmulyono.

Menurutnya, sosialisasi ini melibatkan akademisi, sekolah, universitas, hingga kelompok swadaya masyarakat untuk menyatukan persepsi dalam penanganan sampah.

“Mendapatkan Adipura tidak bisa hanya oleh pemerintah. Semua elemen masyarakat harus terlibat supaya persepsi kita tentang sampah sama dulu,” pungkasnya. (Jau)

Artikel Selanjutnya
Hilangkan Stigma, TBC Bisa Disembuhkan Asalkan…
Kamis, 21 Agustus 2025
Artikel Sebelumnya
Gubernur Kalbar Ria Norsan Diperiksa KPK, Terkait Korupsi di Dinas PU Mempawah
Kamis, 21 Agustus 2025

Berita terkait