Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 21 Agustus 2025 |
KALBARONLINE.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menargetkan bisa meraih Piagam Adipura pada periode mendatang. Sebelumnya, Pontianak sudah dua tahun berturut-turut mengantongi Sertifikat Adipura, namun sejumlah indikator masih harus dipenuhi untuk membawa pulang penghargaan tertinggi bidang kebersihan dan lingkungan tersebut.
Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, menegaskan bahwa menjaga kebersihan kota tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah. Menurutnya, semua pihak punya tanggung jawab, mulai dari masyarakat, pelaku usaha, hingga pendatang.
“Kalau hanya menata wajah kota supaya terlihat bagus tanpa kesadaran masyarakat, upaya kita dianggap gagal,” ujar Bahasan saat membuka Sosialisasi Konsep Baru Adipura di Aula SSA Kantor Wali Kota, Kamis (21/8/2025).
Pontianak mendapat hibah senilai Rp207 miliar dari Bank Dunia untuk membangun sistem pengelolaan sampah berbasis industri. Proyek ini dijadwalkan mulai berjalan pada 2026 dan beroperasi penuh tahun 2028. Fasilitas ini tidak hanya menekan volume sampah, tetapi juga berpotensi menghasilkan listrik.
“Ini bentuk penghargaan internasional bagi Pontianak. Tugas kita memastikan dana tersebut benar-benar bermanfaat bagi lingkungan dan warga,” lanjut Bahasan.
Dalam konsep terbaru, penilaian Adipura menekankan tiga komponen penting: anggaran, keterlibatan masyarakat, dan infrastruktur. Pemkot berharap seluruh perangkat daerah hingga tingkat RT/RW bisa menyatukan visi agar pengelolaan sampah berjalan lebih efektif.
“Kalau semua pihak bergerak dengan satu pemahaman, mulai dari camat, lurah, sampai pengurus lingkungan, hasilnya akan jauh lebih maksimal,” tegas Bahasan.
Tiga tahun terakhir, volume sampah di Pontianak berhasil ditekan dari 400 ton per hari menjadi sekitar 200–300 ton. Capaian ini tak lepas dari program pemilahan sampah dan hadirnya bank sampah yang digerakkan masyarakat. Meski begitu, masih ada tantangan seperti keberadaan TPS liar, sehingga komunikasi dengan warga akan terus diperkuat.
Bahasan menambahkan, menjaga kebersihan juga erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat. Ia menyinggung soal keberhasilan Pontianak menempati peringkat pertama di Kalbar dalam konvergensi aksi penurunan stunting.
“Menjaga kebersihan adalah bagian dari iman sekaligus perintah agama. Kalau lingkungannya kotor, kesehatan warga pun terancam,” katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pontianak, Syarif Usmulyono, menyebut penilaian Adipura kali ini jauh lebih ketat dibanding periode sebelumnya. Tim penilai tidak hanya melihat titik yang sudah disiapkan, tetapi juga kondisi keseharian kota.
“Kalau sebuah daerah masih bisa meraih sertifikat, apalagi piagam Adipura, itu berarti kotanya benar-benar hebat soal kebersihan,” jelas Usmulyono.
Menurutnya, sosialisasi ini melibatkan akademisi, sekolah, universitas, hingga kelompok swadaya masyarakat untuk menyatukan persepsi dalam penanganan sampah.
“Mendapatkan Adipura tidak bisa hanya oleh pemerintah. Semua elemen masyarakat harus terlibat supaya persepsi kita tentang sampah sama dulu,” pungkasnya. (Jau)
KALBARONLINE.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menargetkan bisa meraih Piagam Adipura pada periode mendatang. Sebelumnya, Pontianak sudah dua tahun berturut-turut mengantongi Sertifikat Adipura, namun sejumlah indikator masih harus dipenuhi untuk membawa pulang penghargaan tertinggi bidang kebersihan dan lingkungan tersebut.
Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, menegaskan bahwa menjaga kebersihan kota tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah. Menurutnya, semua pihak punya tanggung jawab, mulai dari masyarakat, pelaku usaha, hingga pendatang.
“Kalau hanya menata wajah kota supaya terlihat bagus tanpa kesadaran masyarakat, upaya kita dianggap gagal,” ujar Bahasan saat membuka Sosialisasi Konsep Baru Adipura di Aula SSA Kantor Wali Kota, Kamis (21/8/2025).
Pontianak mendapat hibah senilai Rp207 miliar dari Bank Dunia untuk membangun sistem pengelolaan sampah berbasis industri. Proyek ini dijadwalkan mulai berjalan pada 2026 dan beroperasi penuh tahun 2028. Fasilitas ini tidak hanya menekan volume sampah, tetapi juga berpotensi menghasilkan listrik.
“Ini bentuk penghargaan internasional bagi Pontianak. Tugas kita memastikan dana tersebut benar-benar bermanfaat bagi lingkungan dan warga,” lanjut Bahasan.
Dalam konsep terbaru, penilaian Adipura menekankan tiga komponen penting: anggaran, keterlibatan masyarakat, dan infrastruktur. Pemkot berharap seluruh perangkat daerah hingga tingkat RT/RW bisa menyatukan visi agar pengelolaan sampah berjalan lebih efektif.
“Kalau semua pihak bergerak dengan satu pemahaman, mulai dari camat, lurah, sampai pengurus lingkungan, hasilnya akan jauh lebih maksimal,” tegas Bahasan.
Tiga tahun terakhir, volume sampah di Pontianak berhasil ditekan dari 400 ton per hari menjadi sekitar 200–300 ton. Capaian ini tak lepas dari program pemilahan sampah dan hadirnya bank sampah yang digerakkan masyarakat. Meski begitu, masih ada tantangan seperti keberadaan TPS liar, sehingga komunikasi dengan warga akan terus diperkuat.
Bahasan menambahkan, menjaga kebersihan juga erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat. Ia menyinggung soal keberhasilan Pontianak menempati peringkat pertama di Kalbar dalam konvergensi aksi penurunan stunting.
“Menjaga kebersihan adalah bagian dari iman sekaligus perintah agama. Kalau lingkungannya kotor, kesehatan warga pun terancam,” katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pontianak, Syarif Usmulyono, menyebut penilaian Adipura kali ini jauh lebih ketat dibanding periode sebelumnya. Tim penilai tidak hanya melihat titik yang sudah disiapkan, tetapi juga kondisi keseharian kota.
“Kalau sebuah daerah masih bisa meraih sertifikat, apalagi piagam Adipura, itu berarti kotanya benar-benar hebat soal kebersihan,” jelas Usmulyono.
Menurutnya, sosialisasi ini melibatkan akademisi, sekolah, universitas, hingga kelompok swadaya masyarakat untuk menyatukan persepsi dalam penanganan sampah.
“Mendapatkan Adipura tidak bisa hanya oleh pemerintah. Semua elemen masyarakat harus terlibat supaya persepsi kita tentang sampah sama dulu,” pungkasnya. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini