Nasional    

Warga Binaan Lapas Nusakambangan Ubah Limbah FABA Jadi Produk Bernilai Ekonomi, PLN Dukung Transformasi

Oleh : Jauhari Fatria
Senin, 15 September 2025
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KALBARONLINE.com – Warga binaan Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, kini mampu menggerakkan roda ekonomi lewat keterampilan baru. Berkat program workshop pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) hasil pembakaran batu bara dari PLTU Adipala, limbah yang dulunya dianggap tidak berguna kini disulap jadi produk konstruksi bernilai jual.

Produk yang dihasilkan pun beragam, mulai dari batako, paving block, roaster, hingga buis beton. Program ini merupakan kolaborasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) dengan PT PLN (Persero), yang mengubah citra lapas dari sekadar “penjara menakutkan” menjadi pusat pemberdayaan warga binaan.

Salah satu warga binaan, Kevin Ruben Rafael, mengaku bersyukur bisa ikut program ini.

“Ini sangat membantu kami karena menambah ilmu. Nanti, ketika kami keluar, ilmu ini bisa bermanfaat bagi kehidupan kami di masyarakat,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan Listianto, warga binaan Lapas Nirbaya Nusakambangan.

“Alhamdulillah, sekarang saya bisa mengikuti program ini. Saya ingin mandiri, kembali ke masyarakat dengan menjadi yang lebih baik lagi,” katanya.

Menteri Imipas, Agus Andrianto, menegaskan program ini adalah model pelatihan kerja yang sedang digalakkan.

“Tujuannya agar warga binaan siap kembali ke masyarakat,” ungkapnya saat meninjau workshop FABA di Lapas Nusakambangan, Selasa (9/9).

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebut keberhasilan warga binaan dalam mengolah FABA jadi produk produktif menciptakan peluang ekonomi sirkuler sekaligus solusi nyata bagi lingkungan.

“Kegiatan ini tidak hanya menghasilkan produk berkualitas dengan harga kompetitif, tapi juga membuka lapangan kerja dan memberi dampak positif bagi masyarakat,” tegasnya.

Workshop FABA di Nusakambangan kini dilengkapi dua unit mesin yang mampu memproduksi hingga 2 juta paving block dan 1 juta batako per tahun, dengan potensi omzet mencapai Rp5,4 miliar jika berjalan optimal. Saat ini, sebanyak 30 warga binaan sudah terampil mengolah FABA, dan jumlahnya diyakini akan terus bertambah.

Darmawan menegaskan, kemampuan warga binaan dalam menghasilkan produk berkualitas premium membuktikan bahwa lapas bisa menjadi pusat ekonomi produktif.

“Ke depan, Nusakambangan akan menjadi percontohan nasional bagaimana lapas dapat berkembang menjadi episentrum kegiatan ekonomi sekaligus pusat pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.

Ditemui pada kesempatan terpisah, General Manager PLN UIP3B Kalimantan, Riko Ramadhano Budiawan, menyampaikan program pemanfaatan FABA di Lapas Nusakambangan adalah wujud nyata transformasi PLN dalam menghadirkan manfaat lebih luas bagi masyarakat.

Sejalan dengan komitmen tersebut, PLN UIP3B Kalimantan melalui Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Balikpapan melakukan program pemanfaatan limbah FABA untuk pelatihan keterampilan warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Balikpapan.

“Program pemanfaatan FABA di Lapas Nusakambangan menunjukkan bahwa transformasi PLN membawa manfaat nyata bagi masyarakat. Sejalan dengan itu, PLN UIP3B Kalimantan melalui UPT Balikpapan juga telah mengimplementasikan program pemanfaatan FABA untuk pelatihan keterampilan warga binaan di Lapas Kelas IIA Balikpapan. Harapannya, keterampilan ini bisa menjadi bekal berharga bagi mereka setelah kembali ke masyarakat,” ungkap Riko. (Jau)

Artikel Selanjutnya
Dukung Tata Kelola Kratom, Pemprov Kalbar Tengah Siapkan Regulasi Ekspor Melalui Pelabuhan Kijing
Senin, 15 September 2025
Artikel Sebelumnya
Sekda Kalbar Harisson Tegaskan Tidak Ada Siswa Titipan Masuk SMA Unggulan Garuda
Senin, 15 September 2025

Berita terkait