Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Senin, 13 Oktober 2025 |
KALBARONLINE.com - Warga Kalimantan Barat kini tak perlu lagi dirujuk ke luar provinsi untuk menjalani perawatan aneurisma otak. Sebab, RSUD Soedarso Pontianak untuk pertama kalinya berhasil melakukan tindakan coiling aneurisma di Gedung Cathlab, pada Sabtu (11/10/2025).
Tindakan tersebut dilakukan terhadap satu pasien dengan pendampingan operasi (proctorship) oleh Konsultan Neurologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya, dokter Achmad Firdaus Sani.
Direktur RSUD Soedarso, Hary Agung Tjahyadi menjelaskan, bahwa tindakan ini merupakan bagian dari pengembangan layanan prioritas nasional yang dikenal dengan program Kanker, Jantung, Stroke, Uronefrologi, serta Kesehatan Ibu dan Anak (KJSU-KIA).
“Dalam tiga tahun terakhir, kami terus meningkatkan layanan KJSU-KIA melalui penguatan Sumber Daya Manusia (SDM), dan pengadaan peralatan medis, termasuk sarana gedung yang mendukung,” ujarnya.
Menurut Hary Agung, pengembangan layanan ini memudahkan masyarakat Kalimantan Barat mengakses pelayanan kesehatan tanpa harus dirujuk ke luar provinsi.
“Penyakit-penyakit tersebut memiliki risiko tinggi terhadap kecacatan dan kematian, serta membutuhkan biaya besar. Karena itu, kami berupaya agar layanan ini bisa dijamin oleh BPJS,” katanya.
Ia menambahkan, tindakan coiling aneurisma merupakan prosedur non-invasif bagi pasien stroke, khususnya pencegahan stroke pendarahan.
“Cathlab Stroke RSUD Soedarso terus kami kembangkan. Dulu tindakan seperti ini belum pernah dilakukan di Kalbar, sekarang bisa di sini,” jelasnya.
Sepanjang 2024, RSUD Soedarso mencatat 515 kasus stroke pendarahan dan 1.190 kasus stroke penyumbatan. Dari total itu, 235 pasien stroke pendarahan masuk melalui IGD dan 225 di antaranya dirawat inap. Di mana untuk aneurisma sendiri merupakan bagian dari kasus stroke pendarahan yang terjadi di otak.
“Pasien dengan risiko pendarahan bisa dicegah melalui tindakan aneurisma seperti ini,” terangnya.
Di tempat yang sama, Konsultan Neurologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Achmad Firdaus Sani menyampaikan apresiasi atas komitmen RSUD Soedarso dalam mengembangkan layanan stroke.
“Stroke masih menjadi penyebab kematian pertama di Indonesia. Di banyak negara, angka kematian akibat stroke sudah menurun karena dukungan fasilitas memadai. Di Soedarso, kami melihat komitmen yang luar biasa,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, tindakan coiling aneurisma dilakukan dengan memasukkan kateter kecil melalui pangkal paha menuju pembuluh darah otak untuk menutup bagian yang melebar (aneurisma).
“Lukanya hanya sebesar jari. Ini mirip dengan pemasangan ring jantung, hanya saja dilakukan di otak dengan bantuan teknologi angiografi tiga dimensi yang sudah tersedia di Soedarso,” jelasnya.
Sementara itu, dokter spesialis saraf RSUD Soedarso, Pandu Respati, yang memimpin tindakan tersebut mengatakan, teknologi neurointervensi minimal invasif ini memungkinkan perawatan pasien tanpa pembedahan besar.
“Kami hanya memasukkan alat melalui pembuluh darah paha menuju lokasi aneurisma untuk menutupnya agar tidak pecah kembali,” katanya.
Ia menambahkan, tingkat kematian pasien aneurisma pecah mencapai 50 persen. Dengan hadirnya layanan ini, peluang keselamatan pasien di Kalbar diharapkan bisa meningkat signifikan.
“Alhamdulillah, layanan ini sudah direkredensial oleh BPJS dan bisa dijamin oleh JKN. Ke depan, kami akan berupaya memperbanyak kasus-kasus yang bisa ditangani di sini,” ujarnya.
Pandu mengakui, layanan coiling aneurisma di Kalbar masih baru. Karena itu, pihaknya akan memperkuat jejaring dengan rumah sakit kabupaten/kota agar deteksi dini, dan sistem rujukan bisa berjalan optimal.
“Target kami, makin banyak kasus yang bisa didiagnosis, dan ditangani cepat sehingga angka kematian akibat stroke pendarahan bisa ditekan,” tuturnya (Lid)
KALBARONLINE.com - Warga Kalimantan Barat kini tak perlu lagi dirujuk ke luar provinsi untuk menjalani perawatan aneurisma otak. Sebab, RSUD Soedarso Pontianak untuk pertama kalinya berhasil melakukan tindakan coiling aneurisma di Gedung Cathlab, pada Sabtu (11/10/2025).
Tindakan tersebut dilakukan terhadap satu pasien dengan pendampingan operasi (proctorship) oleh Konsultan Neurologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya, dokter Achmad Firdaus Sani.
Direktur RSUD Soedarso, Hary Agung Tjahyadi menjelaskan, bahwa tindakan ini merupakan bagian dari pengembangan layanan prioritas nasional yang dikenal dengan program Kanker, Jantung, Stroke, Uronefrologi, serta Kesehatan Ibu dan Anak (KJSU-KIA).
“Dalam tiga tahun terakhir, kami terus meningkatkan layanan KJSU-KIA melalui penguatan Sumber Daya Manusia (SDM), dan pengadaan peralatan medis, termasuk sarana gedung yang mendukung,” ujarnya.
Menurut Hary Agung, pengembangan layanan ini memudahkan masyarakat Kalimantan Barat mengakses pelayanan kesehatan tanpa harus dirujuk ke luar provinsi.
“Penyakit-penyakit tersebut memiliki risiko tinggi terhadap kecacatan dan kematian, serta membutuhkan biaya besar. Karena itu, kami berupaya agar layanan ini bisa dijamin oleh BPJS,” katanya.
Ia menambahkan, tindakan coiling aneurisma merupakan prosedur non-invasif bagi pasien stroke, khususnya pencegahan stroke pendarahan.
“Cathlab Stroke RSUD Soedarso terus kami kembangkan. Dulu tindakan seperti ini belum pernah dilakukan di Kalbar, sekarang bisa di sini,” jelasnya.
Sepanjang 2024, RSUD Soedarso mencatat 515 kasus stroke pendarahan dan 1.190 kasus stroke penyumbatan. Dari total itu, 235 pasien stroke pendarahan masuk melalui IGD dan 225 di antaranya dirawat inap. Di mana untuk aneurisma sendiri merupakan bagian dari kasus stroke pendarahan yang terjadi di otak.
“Pasien dengan risiko pendarahan bisa dicegah melalui tindakan aneurisma seperti ini,” terangnya.
Di tempat yang sama, Konsultan Neurologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Achmad Firdaus Sani menyampaikan apresiasi atas komitmen RSUD Soedarso dalam mengembangkan layanan stroke.
“Stroke masih menjadi penyebab kematian pertama di Indonesia. Di banyak negara, angka kematian akibat stroke sudah menurun karena dukungan fasilitas memadai. Di Soedarso, kami melihat komitmen yang luar biasa,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, tindakan coiling aneurisma dilakukan dengan memasukkan kateter kecil melalui pangkal paha menuju pembuluh darah otak untuk menutup bagian yang melebar (aneurisma).
“Lukanya hanya sebesar jari. Ini mirip dengan pemasangan ring jantung, hanya saja dilakukan di otak dengan bantuan teknologi angiografi tiga dimensi yang sudah tersedia di Soedarso,” jelasnya.
Sementara itu, dokter spesialis saraf RSUD Soedarso, Pandu Respati, yang memimpin tindakan tersebut mengatakan, teknologi neurointervensi minimal invasif ini memungkinkan perawatan pasien tanpa pembedahan besar.
“Kami hanya memasukkan alat melalui pembuluh darah paha menuju lokasi aneurisma untuk menutupnya agar tidak pecah kembali,” katanya.
Ia menambahkan, tingkat kematian pasien aneurisma pecah mencapai 50 persen. Dengan hadirnya layanan ini, peluang keselamatan pasien di Kalbar diharapkan bisa meningkat signifikan.
“Alhamdulillah, layanan ini sudah direkredensial oleh BPJS dan bisa dijamin oleh JKN. Ke depan, kami akan berupaya memperbanyak kasus-kasus yang bisa ditangani di sini,” ujarnya.
Pandu mengakui, layanan coiling aneurisma di Kalbar masih baru. Karena itu, pihaknya akan memperkuat jejaring dengan rumah sakit kabupaten/kota agar deteksi dini, dan sistem rujukan bisa berjalan optimal.
“Target kami, makin banyak kasus yang bisa didiagnosis, dan ditangani cepat sehingga angka kematian akibat stroke pendarahan bisa ditekan,” tuturnya (Lid)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini