Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 24 Januari 2022 |
Maman Abdurrahman Minta Polri Tindak Tegas Edy Mulyadi yang Sebut Kalimantan Tempat Jin Buang Anak
KalbarOnline, Pontianak – Anggota DPR RI dapil Kalimantan Barat (Kalbar), Maman Abdurrahman meminta Polri menindak tegas dugaan ujaran kebencian yang dilontarkan Edy Mulyadi terkait perpindahan Ibu Kota Negara (IKN). Maman menyebut dugaan ujaran kebencian itu bisa merusak persatuan yang selama ini telah terbangun di Kalimantan.
“Saya meminta, mendesak, mendorong Kapolri untuk segera menindak tegas serta memproses secara hukum sesuai hukum yang berlaku,” kata Maman seperti dikutip dari video yang diunggah di akun pribadinya facebook.com/borneomaman, Minggu 23 Januari 2022.
Maman meminta agar Polri tak pandang bulu terhadap proses hukum yang berlaku.
"Tidak boleh ada pandang bulu terhadap suatu statement atau perkataan ujaran kebencian, ujaran penghinaan kepada kami warga Kalimantan secara keseluruhan," kata Maman.
Maman menegaskan, warga Kalimantan secara keseluruhan tentu tak terima atas pernyataan Edy Mulyadi terhadap Kalimantan. Maman menilai, penghinaan yang dilakukan Edy Mulyadi terhadap Kalimantan sangat berpotensi memicu keributan.
"Saya minta (Polri) betul-betul untuk segera mengantisipasi potensi-potensi keributan tersebut dengan menindak atau memroses Edy Mulyadi sesuai hukum yang berlaku di negara kita. Jangan sampai karena tidak ada ketegasan dari pihak Kepolisian, hal ini bisa memicu terjadinya tindakan yang tidak kita harapkan,” kata Maman.
“Jangan pernah takut kepada ujaran-ujaran, tindakan-tindakan seperti ini. Yakin saja kepolisian, kami masyarakat Kalimantan ada di belakang Bapak (Kapolri) semua. Segera proses, segera tindak," tegas Maman.
Menurut Maman, pernyataan Edy Mulyadi tersebut sangat berpotensi menyebabkan disintegrasi bangsa.
"Suasana kondusif yang sudah terbangun selama ini di Kalimantan, terusik dengan adanya statement yang saya rasa tidak pas itu," kata Maman.
Dalam video itu, Wakil Ketua Komisi VII DPR ini juga menegaskan kepada semua pihak agar tak memandang rendah dan sinis warga Kalimantan. Sebab, kata Maman, Kalimantan merupakan penyumbang terbesar devisa negara.
“Kepada seluruhnya yang mungkin masih melihat sinis kami masyarakat Kalimantan. Ingat, penyumbang devisa terbesar bangsa ini diambil dari bumi kami, bumi Kalimantan. Oleh karena itu, tolong hargai, hormati, dan kita saling memahami dan mengerti keberadaan kita semua demi bangsa dan negara kita,” tutupnya.
Seperti diketahui, pegiat media sosial Edy Mulyadi mengeluarkan pernyataan yang menghebohkan. Di mana dalam sebuah video yang diunggah di YouTube, Edy memberikan pernyataan yang kontroversial soal Kalimantan Timur dan Ibu Kota Negara (IKN). Dia menyebut Kalimantan sebagai tempat jin buang anak. Hal ini dinilai sebagai bentuk penghinaan yang menyulut kemarahan warga Kalimantan.
Dalam cuplikan tersebut salah satunya Edy menyinggung warga Kalimantan. Ia menyebut bahwa Kalimantan Timur adalah tempat jin buang anak, kuntilanak, genderuwo dan pengacara Azam Khan di sebelahnya mengucapkan ledekan, ‘Hanya monyet’.
"Pemerintahan kita, kantor-kantor kementerian dan lembaga akan nyewa. Anda bisa memahami enggak? Ini ada tempat elite punya sendiri, yang harganya mahal, punya gedung sendiri lalu dijual, pindah ke tempat jin buang anak lalu nyewa, nyewa bro, bukan orang kaya, orang geblek," kata Edy Mulyadi.
Maman Abdurrahman Minta Polri Tindak Tegas Edy Mulyadi yang Sebut Kalimantan Tempat Jin Buang Anak
KalbarOnline, Pontianak – Anggota DPR RI dapil Kalimantan Barat (Kalbar), Maman Abdurrahman meminta Polri menindak tegas dugaan ujaran kebencian yang dilontarkan Edy Mulyadi terkait perpindahan Ibu Kota Negara (IKN). Maman menyebut dugaan ujaran kebencian itu bisa merusak persatuan yang selama ini telah terbangun di Kalimantan.
“Saya meminta, mendesak, mendorong Kapolri untuk segera menindak tegas serta memproses secara hukum sesuai hukum yang berlaku,” kata Maman seperti dikutip dari video yang diunggah di akun pribadinya facebook.com/borneomaman, Minggu 23 Januari 2022.
Maman meminta agar Polri tak pandang bulu terhadap proses hukum yang berlaku.
"Tidak boleh ada pandang bulu terhadap suatu statement atau perkataan ujaran kebencian, ujaran penghinaan kepada kami warga Kalimantan secara keseluruhan," kata Maman.
Maman menegaskan, warga Kalimantan secara keseluruhan tentu tak terima atas pernyataan Edy Mulyadi terhadap Kalimantan. Maman menilai, penghinaan yang dilakukan Edy Mulyadi terhadap Kalimantan sangat berpotensi memicu keributan.
"Saya minta (Polri) betul-betul untuk segera mengantisipasi potensi-potensi keributan tersebut dengan menindak atau memroses Edy Mulyadi sesuai hukum yang berlaku di negara kita. Jangan sampai karena tidak ada ketegasan dari pihak Kepolisian, hal ini bisa memicu terjadinya tindakan yang tidak kita harapkan,” kata Maman.
“Jangan pernah takut kepada ujaran-ujaran, tindakan-tindakan seperti ini. Yakin saja kepolisian, kami masyarakat Kalimantan ada di belakang Bapak (Kapolri) semua. Segera proses, segera tindak," tegas Maman.
Menurut Maman, pernyataan Edy Mulyadi tersebut sangat berpotensi menyebabkan disintegrasi bangsa.
"Suasana kondusif yang sudah terbangun selama ini di Kalimantan, terusik dengan adanya statement yang saya rasa tidak pas itu," kata Maman.
Dalam video itu, Wakil Ketua Komisi VII DPR ini juga menegaskan kepada semua pihak agar tak memandang rendah dan sinis warga Kalimantan. Sebab, kata Maman, Kalimantan merupakan penyumbang terbesar devisa negara.
“Kepada seluruhnya yang mungkin masih melihat sinis kami masyarakat Kalimantan. Ingat, penyumbang devisa terbesar bangsa ini diambil dari bumi kami, bumi Kalimantan. Oleh karena itu, tolong hargai, hormati, dan kita saling memahami dan mengerti keberadaan kita semua demi bangsa dan negara kita,” tutupnya.
Seperti diketahui, pegiat media sosial Edy Mulyadi mengeluarkan pernyataan yang menghebohkan. Di mana dalam sebuah video yang diunggah di YouTube, Edy memberikan pernyataan yang kontroversial soal Kalimantan Timur dan Ibu Kota Negara (IKN). Dia menyebut Kalimantan sebagai tempat jin buang anak. Hal ini dinilai sebagai bentuk penghinaan yang menyulut kemarahan warga Kalimantan.
Dalam cuplikan tersebut salah satunya Edy menyinggung warga Kalimantan. Ia menyebut bahwa Kalimantan Timur adalah tempat jin buang anak, kuntilanak, genderuwo dan pengacara Azam Khan di sebelahnya mengucapkan ledekan, ‘Hanya monyet’.
"Pemerintahan kita, kantor-kantor kementerian dan lembaga akan nyewa. Anda bisa memahami enggak? Ini ada tempat elite punya sendiri, yang harganya mahal, punya gedung sendiri lalu dijual, pindah ke tempat jin buang anak lalu nyewa, nyewa bro, bukan orang kaya, orang geblek," kata Edy Mulyadi.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini