Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 23 Februari 2017 |
KalbarOnline, Sekadau – Barau penahan Jalan nasional, Sekadau – Sintang (Merdeka Timur) KM 3, persisnya di kawasan jembatan Penanjung, Desa Mungguk, Sekadau Hilir longsor. Titik longsor berada di ujung sebelah timur jembatan baru penanjung.
“Longsornya sudah terjadi sejak dua hari ini,” ucap Edi, salah seorang warga setempat, saat diwawancarai sejumlah awak media, Rabu (22/2).
Berdasarkan pantauan di lapangan, pecahnya barau penahan jalan membuat sebagian badan jalan amblas. Tanah pun menjadi terendap, termasuk sebagian badan jalan nasional Sekadau – Sintang.
Badan jalan nasional, tepatnya di bagian kiri arah Sekadau menuju Sintang turun dengan lebar lebih 50 centimeter dan panjang lebih dari 1,5 meter. Kendaraan yang melintas pun terpaksa mengambil jalur ke kanan agar tidak terperosok.
Guna menghindari kecelakaan, warga berinisiatif memasang tanda dari bambu yang diberi bendera kantong plastik kresek. Instansi terkait diharapkan segera melakukan perbaikan.
“Kalau dibiarkan, khawatir longsornya semakin besar,” imbuh Edi.
Arul, salah seorang warga lainnya mengatakan bahwa turunnya sebagian badan jalan berpotensi menimbulkan kecelakaan.
“Kalau kita pakai motor, kadang terasa oleng kalau melintas ke badan jalan yang turun itu,” ucapnya.
Arul pun berharap pemerintah bisa segera melakukan upaya perbaikan.
“Paling tidak, ada lah upaya sementara seperti memperbaiki baraunya,” imbuh Arul.
Potensi terjadinya kecelakaan memang cukup terbuka. Pasalnya, kawasan yang longsor itu memiliki ketinggian lebih dari 7 meter dari pondasi tanah dasar. Artinya, kawasan yang longsor itu adalah timbunan tanah untuk menopang badan jalan.
“Kalau ini longsor berbarengan dengan kendaraan yang lewat, maka bisa menimbulkan kecelakaan fatal. Apalagi sekarang musim hujan, dimana tanah sangat mudah longsor,” tandas Arul. (Mus)
KalbarOnline, Sekadau – Barau penahan Jalan nasional, Sekadau – Sintang (Merdeka Timur) KM 3, persisnya di kawasan jembatan Penanjung, Desa Mungguk, Sekadau Hilir longsor. Titik longsor berada di ujung sebelah timur jembatan baru penanjung.
“Longsornya sudah terjadi sejak dua hari ini,” ucap Edi, salah seorang warga setempat, saat diwawancarai sejumlah awak media, Rabu (22/2).
Berdasarkan pantauan di lapangan, pecahnya barau penahan jalan membuat sebagian badan jalan amblas. Tanah pun menjadi terendap, termasuk sebagian badan jalan nasional Sekadau – Sintang.
Badan jalan nasional, tepatnya di bagian kiri arah Sekadau menuju Sintang turun dengan lebar lebih 50 centimeter dan panjang lebih dari 1,5 meter. Kendaraan yang melintas pun terpaksa mengambil jalur ke kanan agar tidak terperosok.
Guna menghindari kecelakaan, warga berinisiatif memasang tanda dari bambu yang diberi bendera kantong plastik kresek. Instansi terkait diharapkan segera melakukan perbaikan.
“Kalau dibiarkan, khawatir longsornya semakin besar,” imbuh Edi.
Arul, salah seorang warga lainnya mengatakan bahwa turunnya sebagian badan jalan berpotensi menimbulkan kecelakaan.
“Kalau kita pakai motor, kadang terasa oleng kalau melintas ke badan jalan yang turun itu,” ucapnya.
Arul pun berharap pemerintah bisa segera melakukan upaya perbaikan.
“Paling tidak, ada lah upaya sementara seperti memperbaiki baraunya,” imbuh Arul.
Potensi terjadinya kecelakaan memang cukup terbuka. Pasalnya, kawasan yang longsor itu memiliki ketinggian lebih dari 7 meter dari pondasi tanah dasar. Artinya, kawasan yang longsor itu adalah timbunan tanah untuk menopang badan jalan.
“Kalau ini longsor berbarengan dengan kendaraan yang lewat, maka bisa menimbulkan kecelakaan fatal. Apalagi sekarang musim hujan, dimana tanah sangat mudah longsor,” tandas Arul. (Mus)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini