Harga Eceran Melambung Tinggi
KalbarOnline, Ketapang – Kelangkaan BBM terjadi di Kota Ketapang, Kalimantan Barat sejak Senin (5/6).
Akibatnya, warga kelimpungan mencari BBM jenis premium, antrean panjang di SPBU pun tak terhindarkan, berbagai cara dilakukan warga untuk menyiasati antrean panjang mendapatkan BBM.
Hal ini dimanfaatkan oleh para pengecer untuk menimbun BBM. Harga BBM di tingkat pengecer pun melambung tinggi. Bahkan, ada yang menjual dengan harga Rp15 ribu perliternya.
Wakapolres Ketapang, Kompol Reza Simanjuntak, berjanji akan menindak tegas siapa pun yang menimbun dan menjual BBM di atas harga eceran tertinggi (HET).
“Kami akan tindak tegas bagi siapa saja yang sengaja menimbun BBM untuk mengambil keuntungan. Karena itu melanggar,” tegasnya.
Oleh karena itu, Wakapolres mengimbau agar menjual BBM sesuai dengan HET yang berlaku.
“Jangan sampai memberatkan masyarakat. Terlebih menjelang Idul Fitri, tentu kebutuhan bahan bakar meningkat. Jadi, kita harap masyarakat tidak dirugikan,” imbaunya.
“Tidak ada yang boleh melakukan penimbunan baik bahan bakar, sembako, atau kebutuhan lainnya. Jika kedapatan, maka akan kita sanksi tegas. Kita juga akan lakukan patroli dan siap menerima informasi masyarakat jika mengetahui ada yang melakukan penimbunan,” timpalnya.
Sementara pengelola SPBU PT Pawan Raya Utama, Yayat Supriatna, mengatakan bahwa saat ini stok BBM mulai normal. Langkanya BBM tersebut, menurutnya, disebabkan oleh tersendatnya pasokan dari Jober Ketapang.
“Tidak benar kalau sampai langka tiga hari. Saat ini sudah normal kembali,” ujarnya, belum lama ini.
Dirinya juga memastikan ketersediaan BBM jenis pertalite dan solar cukup untuk memenuhi kebutuhan. Namun, dirinya mengaku memang terjadi pengurangan suplai dari Jober.
“Ini disebabkan tidak dapat masuknya kapal pengangkut BBM ke depo Pertamina dikarenakan faktor cuaca. Akibatnya pendistribusian BBM terhambat,” paparnya.
Akan tetapi, mulai Rabu (7/6) lalu, dipastikannya jika pendistribusian BBM dari Pertamina ke masing-masing SPBU sudah berjalan normal kembali. Pendistribusian, menurutnya, dilakukan bervariasi. Untuk SPBU-nya mendapatkan pasokan hingga 8 ton perhari, baik jenis premium maupun solar.
Sedangkan untuk jenis bahan bakar pertalite sendiri, menurutnya, banyaknya takaran pendistribusian disesuaikan kembali dengan kebutuhan konsumen.
“Kapal pengangkut sudah masuk. Jadi pendistribusian mulai normal kembali. Masyarakat tidak perlu khawatir BBM habis. Pertamina sudah memperkirakan semuanya,” pungkasnya. (Adi)
Comment