Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 29 Agustus 2017 |
Edi: Masyarakat Harus Berpartisipasi Jangan Apatis
KalbarOnline, Pontianak – Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan satu diantara permasalahan saat Pilkada di Kota Pontianak adalah rendahnya partisipasi masyarakatnya untuk menggunakan hak pilihnya.
Pada saat pemilihan presiden 2014 lalu, angka Golput di Kota Pontianak cukup tinggi, bahkan diatas 30 persen.
Hal ini, menerutnya, tentu harus menjadi peringatan dalam Pilwako mendatang, bagaimana KPU untuk membuat strategi agar masyarakat menggunakan hak pilihnya.
Dirinya juga mengatakan bahwa fenomena yang ada di kota-kita besar bahkan bukan hanya di Indonesia tapi seluruh dunia tingkat partisipasinya akan rendah.
“Itu memang fenomena di negara-negara dan kota besar. Negara-negara maju juga sama, bahkan di bawah 60 persen,” terang Edi seperti dilansir dari Pontianak.tribunnews.com.
Dirinya berharap mengenai permasalahan partisipasi ini harus dapat dipecahkan, masyarakat mesti paham, bahasa bijaknya, pemilihan kepala daerah bukanlah untuk memilih pemimpin terbaik. Namun menghindari pemimpin yang buruk berkuasa.
“Sehingga orang-orang yang mempunyai kapasitas intelektual dan kepedulian untuk Indonesia dan Pontianak khususnya, harus berpartisipasi. Kita harus berpastisipasilah, jangan apatis. Karena kalau apatis, kita tidak akan mendapatkan kualitas pemilu yang diharapkan,” tegasnya.
Seluruh komponen masyarakat diharapkan ikut meningkatkan angka pemilih. Beban ini bukan sekadar tugas Komisi Penyelenggaraan Pemilu (KPU).
“Peran masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat, pemerintah, semua harus bergerak mengajak masyarakat untuk berpartisipasi termasuk media,” tandasnya. (Fai)
Edi: Masyarakat Harus Berpartisipasi Jangan Apatis
KalbarOnline, Pontianak – Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan satu diantara permasalahan saat Pilkada di Kota Pontianak adalah rendahnya partisipasi masyarakatnya untuk menggunakan hak pilihnya.
Pada saat pemilihan presiden 2014 lalu, angka Golput di Kota Pontianak cukup tinggi, bahkan diatas 30 persen.
Hal ini, menerutnya, tentu harus menjadi peringatan dalam Pilwako mendatang, bagaimana KPU untuk membuat strategi agar masyarakat menggunakan hak pilihnya.
Dirinya juga mengatakan bahwa fenomena yang ada di kota-kita besar bahkan bukan hanya di Indonesia tapi seluruh dunia tingkat partisipasinya akan rendah.
“Itu memang fenomena di negara-negara dan kota besar. Negara-negara maju juga sama, bahkan di bawah 60 persen,” terang Edi seperti dilansir dari Pontianak.tribunnews.com.
Dirinya berharap mengenai permasalahan partisipasi ini harus dapat dipecahkan, masyarakat mesti paham, bahasa bijaknya, pemilihan kepala daerah bukanlah untuk memilih pemimpin terbaik. Namun menghindari pemimpin yang buruk berkuasa.
“Sehingga orang-orang yang mempunyai kapasitas intelektual dan kepedulian untuk Indonesia dan Pontianak khususnya, harus berpartisipasi. Kita harus berpastisipasilah, jangan apatis. Karena kalau apatis, kita tidak akan mendapatkan kualitas pemilu yang diharapkan,” tegasnya.
Seluruh komponen masyarakat diharapkan ikut meningkatkan angka pemilih. Beban ini bukan sekadar tugas Komisi Penyelenggaraan Pemilu (KPU).
“Peran masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat, pemerintah, semua harus bergerak mengajak masyarakat untuk berpartisipasi termasuk media,” tandasnya. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini