Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Minggu, 15 Oktober 2017 |
Festival Arakan Pengantin
KalbarOnline, Pontianak – Ruas Jalan Ahmad Yani yang menjadi kawasan Car Free Day sontak meriah dengan iring-iringan pengantin yang diarak oleh masing-masing rombongan, Minggu (15/10).
Pasangan pengantin itu bukanlah pengantin sungguhan, melainkan peserta Festival Arakan Pengantin yang digelar menyambut Hari Jadi (Harjad) Kota Pontianak ke-246. Festival yang rutin digelar setiap tahunnya itu diikuti oleh 8 kelompok yang terdiri dari kecamatan se-Kota Pontianak, Bank Kalbar, bahkan Kabupaten Kayong Utara turut serta memeriahkan festival tersebut.
Peserta dilepas langsung oleh Wali Kota Pontianak, Sutarmidji, mulai start dari halaman Museum Negeri Provinsi Kalbar menuju Masjid Raya Mujahidin. Wali Kota Sutarmidji dan Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono didampingi istri, juga berbaur bersama para peserta menuju Masjid Raya Mujahidin.
Iring-iringan rombongan itu terdiri dari pasangan pengantin didampingi orang tua masing-masing, pembawa pohon manggar dan pokok telok, iringan musik tanjidor serta pembawa barang-barang hantaran dari calon pengantin pria.
Sutarmidji menekankan, dalam festival arak-arakan pengantin ini bukan hanya mementingkan lombanya semata, tetapi lebih kepada melestarikan kreasi pengantin Melayu Pontianak. Ia mengajak seluruh yang terlibat dalam kegiatan arakan pengantin, para pecinta atau pemerhati pengantin melayu, terutama dalam segi tata rias dan busana, untuk berinovasi.
“Bagaimana mengkreasikan pakaian pengantin tetap berciri dan berpenampilan tradisional tapi kelihatan modern sehingga menjadi daya tarik tersendiri,” ujarnya.
Pernak-pernik yang bisa menjadi pemikat bagi orang yang melihat arakan pengantin adalah warna-warna yang ditampilkan beserta aksesorisnya. Tampilannya tetap berciri khas Melayu Pontianak tapi dengan sentuhan kreasi yang bisa menjadi daya tarik bagi yang melihatnya.
“Mulai dari sepatu sampai jamang (perhiasan) itu semua bisa dikreasikan,” sebutnya.
Tahun depan, lanjut dia, pihaknya akan menggelar lomba dengan kriteria terpisah, yakni arakan pengantin dan khusus pasangan pengantin. Penilaiannya pada penampilan pengantin pria dan perempuan menonjolkan kreasi-kreasi yang pakem tetapi ciri khas tradisionalnya tidak hilang.
“Sebenarnya kan sudah ada kriteria bagaimana pengantin Melayu Pontianak, tinggal bagaimana mengkreasikannya. Itu yang penting sehingga dari kreasi itu bisa berkembang di seluruh Indonesia,” imbuh Sutarmidji.
Sementara Slamet Joesoef Alkadrie, salah seorang juri yang menjadi penilai dalam festival itu, menjelaskan bahwa yang sangat penting dalam penilaian arakan pengantin ada tiga unsur, yakni tempat sirih, bokor uang asap dan mahar berupa perhiasan atau cincin kawin.
Kendati para peserta sudah mengetahui hal tersebut, namun Simon, sapaan akrabnya, menyebut beberapa peserta mengabaikan ketiga unsur yang menjadi kriteria penilaian utama. Bahkan, kata dia, ada peserta yang mengganti tempat sirih menggunakan barang bekas berupa tempat sabun yang terbuat dari plastik.
“Tetapi kami sebagai juri tetap berpatokan pada kriteria utama yang menjadi penilaian,” pungkasnya.
Dalam Festival Arakan Pengantin ini, Bank Kalbar berhasil menjadi juara pertama, disusul Kecamatan Pontianak Utara juara kedua dan Pontianak Timur juara ketiga. Sedangkan Pengantin Favorit diraih Kecamatan Pontianak Selatan dan Hantaran Favorit Pontianak Barat. (Fat/Jim Hms)
Festival Arakan Pengantin
KalbarOnline, Pontianak – Ruas Jalan Ahmad Yani yang menjadi kawasan Car Free Day sontak meriah dengan iring-iringan pengantin yang diarak oleh masing-masing rombongan, Minggu (15/10).
Pasangan pengantin itu bukanlah pengantin sungguhan, melainkan peserta Festival Arakan Pengantin yang digelar menyambut Hari Jadi (Harjad) Kota Pontianak ke-246. Festival yang rutin digelar setiap tahunnya itu diikuti oleh 8 kelompok yang terdiri dari kecamatan se-Kota Pontianak, Bank Kalbar, bahkan Kabupaten Kayong Utara turut serta memeriahkan festival tersebut.
Peserta dilepas langsung oleh Wali Kota Pontianak, Sutarmidji, mulai start dari halaman Museum Negeri Provinsi Kalbar menuju Masjid Raya Mujahidin. Wali Kota Sutarmidji dan Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono didampingi istri, juga berbaur bersama para peserta menuju Masjid Raya Mujahidin.
Iring-iringan rombongan itu terdiri dari pasangan pengantin didampingi orang tua masing-masing, pembawa pohon manggar dan pokok telok, iringan musik tanjidor serta pembawa barang-barang hantaran dari calon pengantin pria.
Sutarmidji menekankan, dalam festival arak-arakan pengantin ini bukan hanya mementingkan lombanya semata, tetapi lebih kepada melestarikan kreasi pengantin Melayu Pontianak. Ia mengajak seluruh yang terlibat dalam kegiatan arakan pengantin, para pecinta atau pemerhati pengantin melayu, terutama dalam segi tata rias dan busana, untuk berinovasi.
“Bagaimana mengkreasikan pakaian pengantin tetap berciri dan berpenampilan tradisional tapi kelihatan modern sehingga menjadi daya tarik tersendiri,” ujarnya.
Pernak-pernik yang bisa menjadi pemikat bagi orang yang melihat arakan pengantin adalah warna-warna yang ditampilkan beserta aksesorisnya. Tampilannya tetap berciri khas Melayu Pontianak tapi dengan sentuhan kreasi yang bisa menjadi daya tarik bagi yang melihatnya.
“Mulai dari sepatu sampai jamang (perhiasan) itu semua bisa dikreasikan,” sebutnya.
Tahun depan, lanjut dia, pihaknya akan menggelar lomba dengan kriteria terpisah, yakni arakan pengantin dan khusus pasangan pengantin. Penilaiannya pada penampilan pengantin pria dan perempuan menonjolkan kreasi-kreasi yang pakem tetapi ciri khas tradisionalnya tidak hilang.
“Sebenarnya kan sudah ada kriteria bagaimana pengantin Melayu Pontianak, tinggal bagaimana mengkreasikannya. Itu yang penting sehingga dari kreasi itu bisa berkembang di seluruh Indonesia,” imbuh Sutarmidji.
Sementara Slamet Joesoef Alkadrie, salah seorang juri yang menjadi penilai dalam festival itu, menjelaskan bahwa yang sangat penting dalam penilaian arakan pengantin ada tiga unsur, yakni tempat sirih, bokor uang asap dan mahar berupa perhiasan atau cincin kawin.
Kendati para peserta sudah mengetahui hal tersebut, namun Simon, sapaan akrabnya, menyebut beberapa peserta mengabaikan ketiga unsur yang menjadi kriteria penilaian utama. Bahkan, kata dia, ada peserta yang mengganti tempat sirih menggunakan barang bekas berupa tempat sabun yang terbuat dari plastik.
“Tetapi kami sebagai juri tetap berpatokan pada kriteria utama yang menjadi penilaian,” pungkasnya.
Dalam Festival Arakan Pengantin ini, Bank Kalbar berhasil menjadi juara pertama, disusul Kecamatan Pontianak Utara juara kedua dan Pontianak Timur juara ketiga. Sedangkan Pengantin Favorit diraih Kecamatan Pontianak Selatan dan Hantaran Favorit Pontianak Barat. (Fat/Jim Hms)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini