KalbarOnline, Kapuas Hulu – Seorang siswi di salah satu SMA Negeri di Putussibau, Kecamatan Putussibau Selatan melahirkan seorang bayi di kloset Puskesmas Kecamatan Putussibau Selatan, Kabupaten Kapuas Hulu, Rabu (18/10).
Kejadian ini tentu memalukan dan mencoreng citra dunia pendidikan. Perlu dilakukan evaluasi serta pengawasan yang ketat dari pihak Dinas Pendidikan serta dewan guru.
Berdasarkan informasi di lapangan, terungkap bahwa kejadian tersebut berawal ketika siswi tersebut masih berada di sekolah dan mengaku sakit bagian perut, sehingga diantarkan sejumlah rekan sekolahnya ke Puskesmas.
Namun setiba di puskesmas siswi tersebut melahirkan di toilet Puskesmas.
“Kami melihat siswi itu diantar kawan-kawan sekolahnya, namun kami sangat kaget beberapa waktu kemudian seorang siswi itu melahirkan di dalam lubang kloset toilet Puskesmas sekitar pukul 12.00 WIB,” kata Lamun, salah seorang warga yang kebetulan berada dalam puskesmas tersebut kepada wartawan, Rabu (18/10).
Menurut keterangan beberapa warga yang juga pasien di Puskesmas, dengan kejadian itu rekan-rekan siswa yang mengantarkan kawannya itu ke puskesmas berhamburan kembali ke sekolah.
“Tetapi kami lihat ada guru dari SMA Negeri Putussibau yang mendatangi puskesmas dan menemui bayi dan siswinya,” jelas Lamun.
Dikatakan Lamun, menurut yang dilihat dan didengarnya, bahwa siswi tersebut dan bayinya selamat dengan jenis kelamin bayi perempuan dengan berat dua kilogram lebih.
Ketika sejumlah wartawan hendak mengkonfirmasi kejadian tersebut, salah seorang petugas Puskesmas enggan berkomentar dan mengatakan bahwa Kepala Puskesmas Putussibau Selatan sedang berada di luar.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri Putussibau, Rudi Susanto mengatakan bahwa dirinya belum mengetahui persis permasalahan tersebut karena baru tiba dari Pontianak ke Putussibau.
“Saya belum mengetahui masalahnya, namun yang jelas kejadian itu baru pertama kali terjadi di sekolah kami,” kata Rudi.
Namun Rudi mengaku tidak ingin berkomentar banyak karena belum tahu masalahnya.
Wakil Kepala SMA Negeri Putussibau, Rusli membenarkan bahwa siswi itu merupakan pelajar kelas XI, tetapi dirinya mengaku tidak tahu namanya.
“Saya belum tahu namanya, namun wali kelas dan guru BP sudah ke puskesmas, untuk lebih jelasnya langsung kepada Kepala Sekolah, karena saya tidak ada kewenangan,” kata Rusli.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kapuas Hulu, Petrus Kusnadi menyayangkan peristiwa tersebut.
Dirinya mengatakan itu merupakan korban kenakalan remaja, sehingga bukan semata-mata tanggung jawab pihak sekolah, namun peranan orang tua dan lingkungan masyarakat dalam mengawasi anak – anak juga sangat penting.
“Untuk tingkat SMA sudah bukan menjadi kewenangan kabupaten, namun kewenangan Provinsi, meskipun demikian kejadian ini harus menjadi pelajaran dan tanggungjawab bersama akibat kenakalan remaja,” kata Kusnadi.
Ketika dihubungi via telepon, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat, Alexius Akim sangat menyayangkan peristiwa tersebut.
Dirinya akan memanggil pihak sekolah dan penyelenggara pendidikan Kapuas Hulu terkait kasus tersebut, sebab bagaimanapun merupakan binaan Dinas Pendidikan Provinsi.
“Yang terpenting selamatkan siswi dan bayinya,” kata Akim.
Dikatakan Akim, untuk hak pendidikan siswi tersebut harus tetap dilanjutkan, dengan cara pendidikan dan penanganan khusus.
Hingga berita ini dikirimkan belum ada keterangan resmi dari pihak puskesmas dan pihak sekolah terkait nama dan kronologi kejadian tersebut. (Ishaq)
Comment