Bupati: Untuk menghasilkan SDM yang siap
KalbarOnline, Sintang – Dengan luas wilayah 21.638 km², Kabupaten Sintang menjadi primadona dalam pemanfaatan lahan menjadi perkebunan. Saat ini terdapat 166 ribu hektare kebun kelapa sawit dan karet, 56 perusahaan dan 6 pabrik pengolahan kelapa sawit.
“Selamai ini masyarakat Kabupaten Sintang yang bekerja di perkebunan kelapa sawit dan karet hanya ditempatkan di humas dan buruh. Di sektor lain, pihak perusahaan menggunakan tenaga kerja dari luar Sintang. Maka, kami berpendapat sangat diperlukan sebuah lembaga pendidikan yang mampu menghasilkan SDM yang siap pakai. Salah satunya dengan mendirikan Politeknik Perbatasan yang memang sejalan dengan program pemerintah pusat,” ujar Bupati Sintang, Jarot Winarno, saat menerima kunjungan Staf Khusus Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Dr. KH. Abdul Wahid Maktub.
Dirinya juga mengungkapkan, bahwa Pemkab Sintang sudah menyiapkan tanah yang luas dan tenaga pengajar yang handal.
“Nah, sekarang tinggal aksi dan kebijakan dari pemerintah pusat untuk merealisasikan pendirian Politeknik perbatasan ini,” terangnya.
Dirinya berharap dengan adanya Politeknik perbatasan, kedepannya masyarakat bisa bekerja di posisi yang lebih banyak di perkebunan dan pabrik kelapa sawit.
“Kami berharap, dengan kunjungan Staf Khusus, bisa membantu kami memperjuangkan pendirian Politeknik Perbatasan ini,” harapnya.
Menanggapi penjelasan Bupati, Staf Khusus Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Abdul Wahid Maktub menjelaskan bahwa Pemkab Sintang sudah menyiapkan seluruh keperluan pendirian sebuah Politeknik maka pihaknya sangat optimis Politeknik Perbatasan bisa didirikan di Kabupaten Sintang.
“Pesan saya jangan single fighter sampai dalam memperjuangkan pendirian Politeknik Perbatasan ini. Semua elemen di Kabupaten Sintang harus kompak, memperkuat kerjasama dan kemitraan dengan Universitas Tanjungpura, jalin komunikasi yang baik dengan Rektor Untan. Artinya Inisiatif dari Pemkab Sintang sangat penting,” pesannya.
“Pemkab Sintang harus kawal terus menerus pendirian Politeknik Perbatasan ini. Indonesia sebenarnya sudah tidak membutuhkan perguruan tinggi yang banyak. Bayangkan saja di RRC dengan penduduk sekitar 1 milyar jiwa hanya ada 2. 800 perguruan tinggi. Sementara Indonesia dengan penduduk sekitar 200 juta jiwa memiliki 4.500 perguruan tinggi. Kami di Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi, sedang bergerak untuk mewujudkan reformasi pendidikan yang selama ini tidak konek dengan lapangan kerja. Kita terlalu banyak teori. Praktik kurang. Jadi, kami sangat menyambut baik jika pendirian sebuah perguruan tinggi yang berorientasi lapangan kerja,” paparnya.
Dirinya juga meminta keseriusan, kekompakan Pemda, masyarakat dan DPRD.
“Saya bisa bantu kalau sudah seperti itu dan tetap bekerjasama dengan Untan. Sebab mutu itu sangat penting. Sehingga tim di pemerintah pusat akan menilai layak dan akan disetujui pendirian Politeknik Perbatasan,” tambah Abdul Wahid Maktub yang juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Qatar.
Bupati Sintang di akhir bincang-bincang menjelaskan bahwa Pemkab Sintang sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Rektor Universitas Tanjungpura untuk kerjasama dalam banyak bidang.
Sehingga sangat tepat jika kerjasama dengan Untan menjadi salah satu pertimbangan dalam pendirian Politeknik Perbatasan ini.
Sementara itu, Kepala Bappeda Kabupaten Sintang, Kartiyus yang mendampingi Bupati Sintang saat menerima kunjungan Staf Khusus Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Dr KH Abdul Wahid Maktub menjelaskan pihaknya sudah menyiapkan lahan bagi pembangunan kompleks kampus Politeknik Perbatasan sekitar 6 hektar. (Sg/Hms)
Comment