Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Jumat, 10 November 2017 |
Kadisdik dan Sutarmidji satu suara, tegaskan video tersebut hanya perkelahian antar siswa
KalbarOnline, Pontianak – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar, Alexius Akim meluruskan video viral yang diduga merupakan kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap murid melainkan kasus perkelahian antar siswa, dan memang terjadi di Pontianak.
“Itu perkelahian antar sesama siswa, tidak ada melibatkan guru dan orangtua seperti yang dihebohkan di media sosial,” ujarnya, seperti dilansir dari Tribun Pontianak.
Ia menegaskan bahwa isu yang berkembang itu tidak benar dan saat ini antar sesama siswa tersebut sudah saling damai dan berteman seperti semula.
Ia menjelaskan sedikit mengenai alur perkelahian antar sesama siswa tersebut sebagai berikut.
“Bermula dari saling ngejek dan ada yang tersinggung, AL (17) merasa tersinggung lalu memukul ALF, sedangkan H (yang menggunakan baju batik) melerai dan kena pukulan juga oleh AL,” tuturnya.
Perkelahian itu direkam oleh D, kemudian dikirim ke temannya inisial Z. Setelah itu Z mengirim lagi ke ALP dan seterusnya ALP mengirim ke temannya yang berada di Sambas dan oknum di Sambas mengunggah video tersebut di akun facebook.
Senada, Wali Kota Pontianak, Sutarmidji juga menegaskan bahwa video viral tersebut bukanlah pemukulan guru terhadap siswa melainkan perkelahian antara siswa di salah satu SMK di Pontianak.
“Anak-anak bergurau akhirnya betinju, biasa itu kenakalan anak tapi tetap harus dibina,” ujarnya.
Menurutnya, anak tersebut telah mendapat teguran, dan jika terjadi tawuran baru akan diberi sanksi.
“Sekarang jak sudah di beri tegoran, kecuali die tawuran baru kite sanksi,” tegasnya.
Yang terpenting, lanjutnya, bukan guru yang memukul murid seperti banyak kabar yang tersiar.
“Yang penting bukan guru mukul murid,” tukasnya.
Selain itu, ia pun menuturkan menyatakan awalnya jika dalam video tersebut bukan di Pontianak karena kesan awalnya dikatakan guru.
Lalu Dirjend menuturkan orang tua murid yang aniaya murid karena anaknya dilecehkan, namun ternyata anak yang berkelahi.
“Kalau anak dengan anak biasa,” tandasnya. (Fai)
Kadisdik dan Sutarmidji satu suara, tegaskan video tersebut hanya perkelahian antar siswa
KalbarOnline, Pontianak – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar, Alexius Akim meluruskan video viral yang diduga merupakan kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap murid melainkan kasus perkelahian antar siswa, dan memang terjadi di Pontianak.
“Itu perkelahian antar sesama siswa, tidak ada melibatkan guru dan orangtua seperti yang dihebohkan di media sosial,” ujarnya, seperti dilansir dari Tribun Pontianak.
Ia menegaskan bahwa isu yang berkembang itu tidak benar dan saat ini antar sesama siswa tersebut sudah saling damai dan berteman seperti semula.
Ia menjelaskan sedikit mengenai alur perkelahian antar sesama siswa tersebut sebagai berikut.
“Bermula dari saling ngejek dan ada yang tersinggung, AL (17) merasa tersinggung lalu memukul ALF, sedangkan H (yang menggunakan baju batik) melerai dan kena pukulan juga oleh AL,” tuturnya.
Perkelahian itu direkam oleh D, kemudian dikirim ke temannya inisial Z. Setelah itu Z mengirim lagi ke ALP dan seterusnya ALP mengirim ke temannya yang berada di Sambas dan oknum di Sambas mengunggah video tersebut di akun facebook.
Senada, Wali Kota Pontianak, Sutarmidji juga menegaskan bahwa video viral tersebut bukanlah pemukulan guru terhadap siswa melainkan perkelahian antara siswa di salah satu SMK di Pontianak.
“Anak-anak bergurau akhirnya betinju, biasa itu kenakalan anak tapi tetap harus dibina,” ujarnya.
Menurutnya, anak tersebut telah mendapat teguran, dan jika terjadi tawuran baru akan diberi sanksi.
“Sekarang jak sudah di beri tegoran, kecuali die tawuran baru kite sanksi,” tegasnya.
Yang terpenting, lanjutnya, bukan guru yang memukul murid seperti banyak kabar yang tersiar.
“Yang penting bukan guru mukul murid,” tukasnya.
Selain itu, ia pun menuturkan menyatakan awalnya jika dalam video tersebut bukan di Pontianak karena kesan awalnya dikatakan guru.
Lalu Dirjend menuturkan orang tua murid yang aniaya murid karena anaknya dilecehkan, namun ternyata anak yang berkelahi.
“Kalau anak dengan anak biasa,” tandasnya. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini