Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 01 Februari 2018 |
Mums, di musim hujan bahkan banjir seperti sekarang ini, kebersihan lingkungan umumnya menurun. Meskipun Mums sudah membersihkan seluruh rumah yang basah, terkena banjir maupun tidak, ada kalanya udara yang lembab memicu organisme mikro tumbuh subur. Virus yang mengancam kesehatan kita, terutama bayi dan anak-anak, adalah rotavirus yang menyebabkan diare.
Karena belum memiliki ketahanan tubuh yang cukup kuat, anak-anak apalagi bayi sering kali mudah terserang berbagai macam penyakit. Umumnya penyakit yang sering menyerang anak-anak adalah diaer ini, selain flu, demam, serta batuk pilek.
Rotavirus adalah jenis virus yang menginfeksi usus dan menjadi penyebab utama dari diare yang sering dialami oleh bayi maupun anak-anak, terutama di negara-negara berkembang. Di negara kita, status nutrisi dan fasilitas kesehatan juga belum merata sehingga masih rawan penularan infeksi. Diare masih menjadi salah satu penyebab kematian dan penyakit yang paling sering diderita anak usia dibawah 5 tahun di banyak negara, termasuk Indonesia.
Namun, banyak masyarakat Indonesia yang menganggap bahwa diare pada anak adalah hal yang wajar. Bagaimana mencegah diare dan penularan rotavirus?
Anak-anak dan bayi yang mengalami infeksi rotavirus biasanya menunjukkan gejala dalam waktu dua hari setelah terpapar virus. Gejala utamanya berupa diare yang bisa berlangsung selama 3-8 hari. Diare umumnya disertai nyeri pada daerah perut.
Salah satu cara membedakan diaere karena bakteri atau rotavirus adalah dengan melihat bokong anak yang berubah mejadi kemerahan, serta feses yang mengeluarkan bau. Mums dan Dads harus waspada jika anak mengalami risiko dehidrasi dan beberapa hal seperti berikut, dan jangan tunda ke dokter:
Bukan hanya anak kecil yang bisa tertular infeksi rotavirus. Infeksi ini juga dapat menimpa orang dewasa, namun biasanya gejala lebih ringanbahkan tidak ada gejala sama sekali. Namun, pada pasien dewasa perlu menghubungi dokter jika mengalami hal seperti berikut:
Pada dasarnya, virus ini dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 3 sampai 7 hari. Pastikan anak tetap terhidrasi dengan baik. Mums tidak dianjurkan memberikan obat antifdiare dan antibiotik tanpa konsultasi dengan dokter.
Anak-anak dengan diare ringan sebaiknya tetap mengonsumsi makanan secaara normal. Hindari jus buah, makanan manis, dan makanan berlemak agar diare tidak memburuk.
Rotavirus ditularkan melalui fecal-oral, yaitu mulut dan feses. Makanan dan minuman yang tercemar adalah sumber penularan utamanya. Misalnya, anak Mums makan dengan tangan yang kotor, atau menggigit mainan yang terkontaminasi.
Jadi Mums, menjaga lingkungan diri dan lingkungan tetap bersih adalah kunci menghindari penularan penyakit infeksi. Kedua, dengan melakukan imunisasi. Sejak tahun 2006, pemberian vaksin rotavirus sudah tersedia. Pastikan jadwal pemberiannya ke dokter anak.
Kendati demikian, walaupun anak atau bayi sudah diberikan vaksinasi tersebut, ia tetap saja masih bisa terkena infeksi ini. Hal ini disebabkan karena infeksi rotavirus tidak memberikan perlindungan penuh terhadap infeksi yang akan terjadi. Namun, anak-anak yang tidak diberikan vaksinasi rotavirus akan mengalami gejala-gejala yang lebih serius jika dibandingkan dengan anak yang sudah diberikan vaksinasi.
Mums, di musim hujan bahkan banjir seperti sekarang ini, kebersihan lingkungan umumnya menurun. Meskipun Mums sudah membersihkan seluruh rumah yang basah, terkena banjir maupun tidak, ada kalanya udara yang lembab memicu organisme mikro tumbuh subur. Virus yang mengancam kesehatan kita, terutama bayi dan anak-anak, adalah rotavirus yang menyebabkan diare.
Karena belum memiliki ketahanan tubuh yang cukup kuat, anak-anak apalagi bayi sering kali mudah terserang berbagai macam penyakit. Umumnya penyakit yang sering menyerang anak-anak adalah diaer ini, selain flu, demam, serta batuk pilek.
Rotavirus adalah jenis virus yang menginfeksi usus dan menjadi penyebab utama dari diare yang sering dialami oleh bayi maupun anak-anak, terutama di negara-negara berkembang. Di negara kita, status nutrisi dan fasilitas kesehatan juga belum merata sehingga masih rawan penularan infeksi. Diare masih menjadi salah satu penyebab kematian dan penyakit yang paling sering diderita anak usia dibawah 5 tahun di banyak negara, termasuk Indonesia.
Namun, banyak masyarakat Indonesia yang menganggap bahwa diare pada anak adalah hal yang wajar. Bagaimana mencegah diare dan penularan rotavirus?
Anak-anak dan bayi yang mengalami infeksi rotavirus biasanya menunjukkan gejala dalam waktu dua hari setelah terpapar virus. Gejala utamanya berupa diare yang bisa berlangsung selama 3-8 hari. Diare umumnya disertai nyeri pada daerah perut.
Salah satu cara membedakan diaere karena bakteri atau rotavirus adalah dengan melihat bokong anak yang berubah mejadi kemerahan, serta feses yang mengeluarkan bau. Mums dan Dads harus waspada jika anak mengalami risiko dehidrasi dan beberapa hal seperti berikut, dan jangan tunda ke dokter:
Bukan hanya anak kecil yang bisa tertular infeksi rotavirus. Infeksi ini juga dapat menimpa orang dewasa, namun biasanya gejala lebih ringanbahkan tidak ada gejala sama sekali. Namun, pada pasien dewasa perlu menghubungi dokter jika mengalami hal seperti berikut:
Pada dasarnya, virus ini dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 3 sampai 7 hari. Pastikan anak tetap terhidrasi dengan baik. Mums tidak dianjurkan memberikan obat antifdiare dan antibiotik tanpa konsultasi dengan dokter.
Anak-anak dengan diare ringan sebaiknya tetap mengonsumsi makanan secaara normal. Hindari jus buah, makanan manis, dan makanan berlemak agar diare tidak memburuk.
Rotavirus ditularkan melalui fecal-oral, yaitu mulut dan feses. Makanan dan minuman yang tercemar adalah sumber penularan utamanya. Misalnya, anak Mums makan dengan tangan yang kotor, atau menggigit mainan yang terkontaminasi.
Jadi Mums, menjaga lingkungan diri dan lingkungan tetap bersih adalah kunci menghindari penularan penyakit infeksi. Kedua, dengan melakukan imunisasi. Sejak tahun 2006, pemberian vaksin rotavirus sudah tersedia. Pastikan jadwal pemberiannya ke dokter anak.
Kendati demikian, walaupun anak atau bayi sudah diberikan vaksinasi tersebut, ia tetap saja masih bisa terkena infeksi ini. Hal ini disebabkan karena infeksi rotavirus tidak memberikan perlindungan penuh terhadap infeksi yang akan terjadi. Namun, anak-anak yang tidak diberikan vaksinasi rotavirus akan mengalami gejala-gejala yang lebih serius jika dibandingkan dengan anak yang sudah diberikan vaksinasi.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini