Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Selasa, 09 Desember 2025 |
KALBARONLINE.com – Curah hujan yang tinggi, udara lembap, serta banyaknya genangan air membuat risiko penularan penyakit meningkat tajam. Kondisi lingkungan yang berubah di musim hujan menjadi faktor ideal bagi virus, bakteri, hingga nyamuk berkembang biak lebih cepat. Karena itu, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kesehatan diri serta keluarga.
Hal tersebut disampaikan dr. Nihayatus Solikhah saat memberikan edukasi kesehatan kepada pengunjung rawat jalan pada Selasa (9/12/2025).
Menurutnya, ada sejumlah penyakit musim hujan yang sering muncul dan perlu diwaspadai. Salah satunya Demam Berdarah Dengue (DBD). Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak sangat cepat pada genangan air bersih, seperti di ember, pot tanaman, atau kaleng bekas yang terisi air hujan ketika kebersihan lingkungan tidak terjaga.
“Gejalanya berupa demam tinggi mendadak, nyeri kepala, nyeri sendi, sampai muncul bintik merah pada kulit,” jelasnya.
dr. Nihayatus mengingatkan, upaya pencegahan sederhana seperti menguras penampungan air, menutup rapat wadah air, dan mengubur barang bekas dapat membantu memutus siklus nyamuk penyebab DBD.
Selain DBD, ia juga menyoroti leptospirosis, penyakit yang disebabkan bakteri leptospira dan menyebar melalui air banjir yang terkontaminasi urine hewan seperti tikus. Penyakit ini mudah menyerang ketika seseorang beraktivitas di air banjir tanpa pelindung.
“Bakteri dapat masuk lewat luka kecil di kulit. Gejalanya antara lain demam, mata merah, sakit kepala, mual, dan nyeri otot,” paparnya.
Pencegahannya dilakukan dengan menghindari genangan banjir, memakai alas kaki yang aman, dan menjaga kebersihan diri setelah beraktivitas di luar rumah.
Musim hujan juga menjadi momen meningkatnya kasus infeksi saluran pernapasan (ISPA) seperti flu, batuk pilek hingga pneumonia. Udara lembap membuat daya tahan tubuh menurun, sementara virus dan bakteri lebih mudah bertahan.
“Penularan jadi lebih cepat terutama di sekolah atau tempat kerja. Menjaga pola makan, cukup istirahat, minum air putih, serta rajin mencuci tangan dan memakai masker saat sakit sangat penting dilakukan,” katanya.
Tak hanya itu, ia menyebut risiko diare juga meningkat akibat kualitas air yang menurun serta makanan mudah terkontaminasi. Gejalanya berupa buang air besar berulang, mual, perut mulas, hingga dehidrasi.
Menjaga kebersihan makanan, memastikan air minum benar-benar bersih, dan mencuci tangan sebelum makan menjadi langkah penting untuk mencegahnya.
Selain gangguan pencernaan, penyakit kulit seperti jamur, gatal-gatal, dan biang keringat juga sering muncul karena pakaian yang lembap atau sepatu basah.
“Jaga kulit tetap kering, gunakan pakaian yang nyaman, dan pastikan kebersihan diri terutama setelah kehujanan,” imbaunya.
dr. Nihayatus menegaskan, musim hujan memang membawa banyak risiko, tetapi dengan pola hidup bersih dan sehat serta peningkatan daya tahan tubuh, ancaman penyakit dapat dikendalikan.
“Dengan menjaga lingkungan tetap bersih dan disiplin menerapkan PHBS, kita bisa melalui musim hujan dengan aman,” tutupnya. (PKRS-Humas/RSUD SSMA For KALBARONLINE.com)
KALBARONLINE.com – Curah hujan yang tinggi, udara lembap, serta banyaknya genangan air membuat risiko penularan penyakit meningkat tajam. Kondisi lingkungan yang berubah di musim hujan menjadi faktor ideal bagi virus, bakteri, hingga nyamuk berkembang biak lebih cepat. Karena itu, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kesehatan diri serta keluarga.
Hal tersebut disampaikan dr. Nihayatus Solikhah saat memberikan edukasi kesehatan kepada pengunjung rawat jalan pada Selasa (9/12/2025).
Menurutnya, ada sejumlah penyakit musim hujan yang sering muncul dan perlu diwaspadai. Salah satunya Demam Berdarah Dengue (DBD). Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak sangat cepat pada genangan air bersih, seperti di ember, pot tanaman, atau kaleng bekas yang terisi air hujan ketika kebersihan lingkungan tidak terjaga.
“Gejalanya berupa demam tinggi mendadak, nyeri kepala, nyeri sendi, sampai muncul bintik merah pada kulit,” jelasnya.
dr. Nihayatus mengingatkan, upaya pencegahan sederhana seperti menguras penampungan air, menutup rapat wadah air, dan mengubur barang bekas dapat membantu memutus siklus nyamuk penyebab DBD.
Selain DBD, ia juga menyoroti leptospirosis, penyakit yang disebabkan bakteri leptospira dan menyebar melalui air banjir yang terkontaminasi urine hewan seperti tikus. Penyakit ini mudah menyerang ketika seseorang beraktivitas di air banjir tanpa pelindung.
“Bakteri dapat masuk lewat luka kecil di kulit. Gejalanya antara lain demam, mata merah, sakit kepala, mual, dan nyeri otot,” paparnya.
Pencegahannya dilakukan dengan menghindari genangan banjir, memakai alas kaki yang aman, dan menjaga kebersihan diri setelah beraktivitas di luar rumah.
Musim hujan juga menjadi momen meningkatnya kasus infeksi saluran pernapasan (ISPA) seperti flu, batuk pilek hingga pneumonia. Udara lembap membuat daya tahan tubuh menurun, sementara virus dan bakteri lebih mudah bertahan.
“Penularan jadi lebih cepat terutama di sekolah atau tempat kerja. Menjaga pola makan, cukup istirahat, minum air putih, serta rajin mencuci tangan dan memakai masker saat sakit sangat penting dilakukan,” katanya.
Tak hanya itu, ia menyebut risiko diare juga meningkat akibat kualitas air yang menurun serta makanan mudah terkontaminasi. Gejalanya berupa buang air besar berulang, mual, perut mulas, hingga dehidrasi.
Menjaga kebersihan makanan, memastikan air minum benar-benar bersih, dan mencuci tangan sebelum makan menjadi langkah penting untuk mencegahnya.
Selain gangguan pencernaan, penyakit kulit seperti jamur, gatal-gatal, dan biang keringat juga sering muncul karena pakaian yang lembap atau sepatu basah.
“Jaga kulit tetap kering, gunakan pakaian yang nyaman, dan pastikan kebersihan diri terutama setelah kehujanan,” imbaunya.
dr. Nihayatus menegaskan, musim hujan memang membawa banyak risiko, tetapi dengan pola hidup bersih dan sehat serta peningkatan daya tahan tubuh, ancaman penyakit dapat dikendalikan.
“Dengan menjaga lingkungan tetap bersih dan disiplin menerapkan PHBS, kita bisa melalui musim hujan dengan aman,” tutupnya. (PKRS-Humas/RSUD SSMA For KALBARONLINE.com)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini