KalbarOnline.com–Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG) menyatakan 61 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Wilayah tersebut meliputi sebagian besar Aceh, Sumatera Utara, sebagian besar Riau, Sumatera Barat, Jambi, Jakarta, sebagian besar Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, sebagian Jawa Timur, sebagian besar Bali, sebagian NTB, Flores bagian utara, Kalimantan, sebagian Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan bagian barat, Maluku Utara, sebagian Maluku, Papua Barat, dan Papua bagian utara.
Terkait anomali iklim La Nina yang sebelumnya santer diberitakan, Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal mengatakan, anomali masih berlangsung di Samudera Pasifik. Anomali terjadi dengan intensitas level moderat.
”Suhu muka Samudera Pasifik bagian tengah daerah Nino 3.4 menunjukkan anomali sebesar -1.4°C. Artinya, perkembangan saat ini menunjukkan intensitas La Nina moderat. Kami memprediksi akan mencapai puncaknya pada periode Januari–Maret 2021 dan akan melemah pada Mei 2021,” tutur Herizal pada Selasa (8/12).
- Baca juga : BMKG Ingatkan Potensi Curah Hujan Tinggi Dampak Sejumlah Fenomena Alam
Sementara itu, musim hujan di sebagian besar wilayah di Indonesia diprediksikan akan berlangsung hingga April 2021. Menurut Herizal, peningkatan kewaspadaan diperlukan di daerah-daerah yang diprediksi akan mendapatkan akumulasi curah hujan. Wilayah yang dimaksud memiliki kriteria tinggi hingga sangat tinggi (>300mm/bulan) pada Desember 2020–Januari 2021.
”Wilayah tersebut di antaranya berpeluang terjadi di pesisir barat Sumatera, sebagian besar pulau Jawa, Bali, sebagian NTB, sebagian NTT, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, dan Papua,” terang Herizal.
Untuk puncak musim hujan 2020/2021, BMKG memprediksi akan terjadi di sebagian wilayah pada Januari–Februari 2021. Waktu tersebut umumnya bertepatan dengan puncak Monsoon Asia.
Dengan latar belakang anomali iklim La Nina, lanjut Herizal, meningkatnya aktivitas Monsoon Asia pada Desember juga dapat juga disertai beberapa fenomena atmosfer khusus lain. Sebut saja cold surge (seruakan dingin Asia), gelombang atmosfer ekuator (MJO), dan pertemuan massa udara antar tropis (Inter Tropical Convergence Zona–ITCZ).
”Fenomena-fenomena tersebut telah diketahui dapat terjadi secara bersamaan maupun sendiri. Hal tersebut juga memicu curah hujan ekstrim yang diprediksi terjadi dalam periode minggu terakhir Desember 2020–Januari 2021,” ujar Herizal.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment