Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 29 Maret 2018 |
KalbarOnline, Pontianak – Guna mencari Solusi Karhutla di Kalimantan Barat, Kepolisian Daerah Kalimantan Barat dan Isntansi terkait menggelar Focus Group Discussion (FGD), Pontianak, Kamis (29/3).
“Berbicara hutan dan lahan kita mengalami dampak ekstrim yang terjadi pada tahun 2015, dengan kejadian ini kita benar-benar mulai mengantisipasi Kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan kerugian dari aspek ekonomi hingga kesehatan,oleh karena itu pada tahun 2016 dan 2017 dengan sigap dan kerja keras Kalimantan Barat berhasil menekan hotspot dan diutamakan lagi ditahun 2018 menjadi Zero Hotspot,” tegas Kapolda Kalbar, Irjen Pol Drs. Didi Haryono SH., MH, saat membuka FGD.
Dalam mengatasi permasalahan Karhutla, lanjut Kapolda, harus dimulai sejak dini, pemetaan wilayah yang menjadi titik rawan Kebakaran hutan dan lahan. Serta penegakan hukum yang tegas pada pembakar hutan dan lahan. Kegiatan diskusi ini memberikan solusi terbaik kepada masyarakat cara membuka lahan dengan cara tidak membakar.
Kapolda juga mengatakan Karhutla menjadi agenda nasional, Polda Kalbar akan melakukan upaya preventif dan preemtif secara maksimal.
“Upaya Preemtif dengan cara pemetaan titik rawan Hotspot, melakukan himbauan, sosialisasi kepada masyarakat dan perusahaan, koordinasi dengan isntansi lain, penguatan peran Bhabinkambtibmas, Babinsa, tokoh masyarakat dan mendorong Pemda melakukan tupoksinya serta upaya preventif dengan melakukan patroli bersama,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Kapolda dalam melakukan pemadaman kebakaran hutan bersama serta mengajak masyarakat dan perusahaan guna mengantisipasi. Upaya penegakan hukum dengan cara mendatangi TKP, melakukan Lidik, Sidik, Saksi Ahli, gelar perkara dan menyerahkan berkas dan barang bukti.
“Saya mengajak kepada seluruh peserta FGD dan semua segenap elemen masyarakat bersinergi, bersatu pada bahu membahu untuk memberikan permasalahan solusi bagi permasalahan Karhutla dan menjadikan Kalimantan Barat Zero Hotspot di tahun 2018,” ajak Kapolda.
Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Badan Restorasi Gambut Republik Indonesia, Nasir Foead, Ketua Manggala Agni Kalbar, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Siantan Pontianak, Pejabat Utama Polda Kalbar, Kapolresta dan Dandim, Kapolsek Kabupaten/Kota, Kepala Desa, Lurah wilayah Kubu Raya dan Kota, Bhabinkambtibmas dan Babinsa Kalimantan Barat. (ian/chia)
KalbarOnline, Pontianak – Guna mencari Solusi Karhutla di Kalimantan Barat, Kepolisian Daerah Kalimantan Barat dan Isntansi terkait menggelar Focus Group Discussion (FGD), Pontianak, Kamis (29/3).
“Berbicara hutan dan lahan kita mengalami dampak ekstrim yang terjadi pada tahun 2015, dengan kejadian ini kita benar-benar mulai mengantisipasi Kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan kerugian dari aspek ekonomi hingga kesehatan,oleh karena itu pada tahun 2016 dan 2017 dengan sigap dan kerja keras Kalimantan Barat berhasil menekan hotspot dan diutamakan lagi ditahun 2018 menjadi Zero Hotspot,” tegas Kapolda Kalbar, Irjen Pol Drs. Didi Haryono SH., MH, saat membuka FGD.
Dalam mengatasi permasalahan Karhutla, lanjut Kapolda, harus dimulai sejak dini, pemetaan wilayah yang menjadi titik rawan Kebakaran hutan dan lahan. Serta penegakan hukum yang tegas pada pembakar hutan dan lahan. Kegiatan diskusi ini memberikan solusi terbaik kepada masyarakat cara membuka lahan dengan cara tidak membakar.
Kapolda juga mengatakan Karhutla menjadi agenda nasional, Polda Kalbar akan melakukan upaya preventif dan preemtif secara maksimal.
“Upaya Preemtif dengan cara pemetaan titik rawan Hotspot, melakukan himbauan, sosialisasi kepada masyarakat dan perusahaan, koordinasi dengan isntansi lain, penguatan peran Bhabinkambtibmas, Babinsa, tokoh masyarakat dan mendorong Pemda melakukan tupoksinya serta upaya preventif dengan melakukan patroli bersama,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Kapolda dalam melakukan pemadaman kebakaran hutan bersama serta mengajak masyarakat dan perusahaan guna mengantisipasi. Upaya penegakan hukum dengan cara mendatangi TKP, melakukan Lidik, Sidik, Saksi Ahli, gelar perkara dan menyerahkan berkas dan barang bukti.
“Saya mengajak kepada seluruh peserta FGD dan semua segenap elemen masyarakat bersinergi, bersatu pada bahu membahu untuk memberikan permasalahan solusi bagi permasalahan Karhutla dan menjadikan Kalimantan Barat Zero Hotspot di tahun 2018,” ajak Kapolda.
Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Badan Restorasi Gambut Republik Indonesia, Nasir Foead, Ketua Manggala Agni Kalbar, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Siantan Pontianak, Pejabat Utama Polda Kalbar, Kapolresta dan Dandim, Kapolsek Kabupaten/Kota, Kepala Desa, Lurah wilayah Kubu Raya dan Kota, Bhabinkambtibmas dan Babinsa Kalimantan Barat. (ian/chia)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini