KalbarOnline, Kubu Raya – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Barat, kembali menggelar Debat Publik Pilgub Kalbar 2018, yang berlangsung di Qubu Resort, Kubu Raya, Sabtu (5/5).
Debat Publik tahap II ini bertemakan ‘Pembangunan Ramah Lingkungan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam’.
Sebagai pemandu jalannya debat, KPU Kalbar menunjuk, Rizka Andalina sebagai Moderator.
Pasangan Calon Gubernur Kalbar dan Wakil Gubernur Kalbar nomor urut 3 (tiga), Sutarmidji – Ria Norsan tampak kompak mengenakan jaket bomber khas Midji-Norsan, yang didampingi masing-masing istri dan anak serta tim dan relawan yang tak selalu memberikan semangat dan dukungan kepada pasangan yang kerap disebut pasangan paling berprestasi ini.
Calon Gubernur Kalbar nomor urut 3 (tiga), Sutarmidji bahwa debat publik merupakan ajang penyampaian visi dan misi sesuai tema yang ditetapkan.
Dalam pengelolaan SDA di Kalbar, Sutarmidji disetiap safari dialogisnya di daerah, selalu menyampaikan bahwa SDA yang ada di Kalbar harus dapat dikelola secara maksimal untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat Kalbar.
Dengan luasnya daerah Kalbar, potensi sumber daya alam banyak yang disia-siakan atau tidak dimanfaatkan secara maksimal.
Saat memimpin Kalbar nanti, dirinya optimis dapat mengoptimalkan dan memaksimalkan pemanfaatan SDA demi kesejahteraan masyarakat Kalbar.
“Untuk itu Midji – Norsan hadir, untuk memaksimalkan pemanfaatan SDA demi kesejahteraan masyarakat Kalbar.
Sutarmidji yang dianugerahkan sebagai Wali Kota terbaik oleh Kemendagri ini, menuturkan bahwa selama ini sumber pendapatan daerah banyak disia-siakan.
“Apakah karena ketidaktahuan atau ketidakmampuan dalam memperjuangkannya. Kalbar itu penghasil CPO atau minyak sawit mentah terbesar kedua di Indonesia, tapi di dalam APBD tidak ada sepeserpun tergambar pendapatan dari kebun sawit yang ada di Kalbar,” ujarnya miris.
Menurutnya hal tersebut terjadi lantaran Kalbar dulu lengah dan santai, sehingga tidak mau membangun pelabuhan internasional. Baru sekarang Midji – Norsan jika berhasil menjadi Gubernur – Wakil Gubernur, akan melakukan itu.
“Dengan adanya industri bahan jadi atau bahan setengah jadi, sangatlah penting, karena bisa menyerap tenaga kerja yang cukup besar, dan yang tak kalah pentingnya adalah potensi bagi hasil pajak ekspor CPO untuk Kalbar itu sendiri,” paparnya.
Menurut Midji, hasil pajak dari ekspor CPO untuk Kalbar mencapai Rp1.8 – 2 trilyun per tahun.
“Hasil ekspor pajak tersebut selama ini bukan Kalbar yang dapat, karena pintu ekspornya tidak melalui Kalbar, melainkan melalui Dumai dan Tanjung Perak, padahal kita penghasilnya,” mirisnya lagi.
Wali Kota Pontianak non-aktif ini juga menegaskan bahwa menata kelola pemerintahan itu harus ahli tidak bisa sembarangan.
“Selama ini dana APBD Provinsi dihabiskan untuk membangun infrastruktur jalan Provinsi, tapi dibangun untuk dirusak hingga hancur lebur karena dilalui truk-truk bermuatan sawit tapi hasilnya tidak ada ke APBD. Kita hanya dapat hal-hal yang jelek-jekeknya saja. Sementara yang merusak tidak berkontribusi apapun,” tukasnya.
Midji menegaskan, bahwa dirinya maju sebagai Gubernur, bukan menjual mimpi atau minyak angin (khayalan atau janji palsu), melainkan semuanya akan ia buktikan dan tertuang dalam visi-misi serta program kerja.
“Visi-misi dan program kerja Midji – Norsan sangat terukur dan bisa dibuktikan, karena visi misi kita jelas. Saya yakin semua itu bisa Midji – Norsan buktikan,” tandasnya.
Tentu apa yang ditawarkan Midji – Norsan dapat terwujud. Kenapa demikian?, hal ini berkaca dari masa kepemimpinan Sutarmidji selama menjabat sebagai Wali Kota Pontianak dua periode dan Ria Norsan selama menjabat sebagai Bupati Mempawah dua periode.
Beragam prestasi telah ditorehkan, artinya pasangan Midji – Norsan tak hanya jual minyak angin melainkan menjual program yang akan dibuahi dengan prestasi.
Visi misi dan program kerja yang ditawarkan Midji – Norsan sangat sejalan dengan kebutuhan masyarakat Kalbar saat ini. Penilaian ini juga diperkuat dengan penilaian kalangan akademisi atau pengamat di Kalbar, yang menyatakan bahwa visi misi dan program kerja Midji – Norsan jauh lebih detail ditimbang paslon lainnya.
Terutama menyoal infrastruktur, kesehatan dan pendidikan.
Sebab, persoalan Kalbar saat ini yakni rendahnya indeks pembangunan manusianya (IPM). Hal ini terjadi lantaran, kebutuhan dasar masyarakat tak terpenuhi.
Pembangunan yang dilakukan pemerintah provinsi tak merata, sehingga terjadi ketimpangan.
Untuk itulah Midji – Norsan hadir dengan jargon Kalbar Baru untuk semua yang bermakna jika terpilih nanti Midji – Norsan akan melakukan pemerataan pembangunan yang berkeadilan untuk semua suku, golongan dan agama.
Dan hal itu, juga telah dibuktikan Sutarmidji dan Ria Norsan selama memimpin Kota Pontianak dan Mempawah.
Tentulah sosok pemimpin seperti Midji – Norsan sangat layak untuk memimpin Kalbar kedepan.
Karena saat ini, Kalimantan Barat perlu pemimpin kolektif kolegial dan berkelas nasional, bukan hanya pemimpin identitas dan lokal, yang tidak memiliki program yang jelas serta hanya mengobral janji-janji. Kenapa demikian?, sebab Kalbar sudah jauh tertinggal oleh provinsi besar lainnya. (Fai)
Comment