Sekadau    

Soal Harga TBS Dibawah Standar, Manajer PKS PT TBSM Pilih Menghindar

Oleh : Jauhari Fatria
Selasa, 16 Oktober 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline, Sekadau

Anjloknya harga tandan buah segar (TBS) di Sekadau membuat petani

ketar-ketir. Pasalnya, banyak perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan

yang sudah memiliki Pabrik Kelapa Sawit (PKS), membeli TBS milik petani dengan

mematok harga dibawah standar atau di bawah harga yang ditetapkan dalam

Peraturan Gubernur nomor 86 tahun 2015.

Anjloknya harga komiditi andalan petani ini, tentu menbuat

petani Sekadau kehilangan penghasilan tetap.

Para petani berharap harga TBS yang dibeli oleh perusahaan

sesuai harga sah yakni untuk usia produksi 10 sampai 20 tahun sesuai ketetapan

yakni Rp1.400 perkilo. Namun, pada kenyataan jauh panggang dari api, perusahaan

yang harusnya menjadi orang tua angkat malah menindas petani dengan cara keji.

“Mereka hanya beli TBS petani dengan harga Rp720 perkilo,

harga ini sangat tidak menguntungkan petani. Karena untuk biaya angkut dan

panen saja sudah cukup besar,” kata Denis salah seorang petani kelapa sawit

Sekadau kepada KalbarOnline, Senin (15/10/18).

Ia meminta agar pemerintah daerah mencari solusi yang baik,

setidaknya pemerintah mau menberi teguran kepada perusahaan untuk menbeli TBS

dengan harga yang ditetapkan.

Ketika para awak media hendak mengkonfirmasikan hal ini ke

PT Titin Boyon Sawit Makmur (TBSM), sang manajer PKS perusahaan bersangkutan

tak bersedia memberikan keterangan tanpa alasan yang jelas.

Para kuli tinta dimintanya menemui humas yakni Yusman dan

Stepanus. Namun jawaban dari keduanya ini disimpulkan bahwa pihak TBSM sebenarnya

enggan mengatakan yang sebenarnya mengenai harga TBS milik petani yang dibeli

perusahaan.

“Mengenai harga TBS kami tidak tau berapa dibeli dari

petani, sepertinya harga TBS untuk perusahaan dibawah PT. GGL atau Parna Agro

Mas (PAM) yang berkedudukan di Kecamatan Belitang Hilir ditentukan oleh tim

komersil yang dibentuk oleh perusahaan. Kalau mau, ke sana saja, tanya dengan

tim komersil di sana. Soalnya kami tidak tau menau berapa harga TBS dibeli dari

petani,” tuturnya.

Diemui terpisah Ketua KUD, Soleh mengatakan bahwa pihaknya

merasa tak memiliki peran di KUD PT TBSM. Bahkan, lanjutnya, ada indikasi bahwa

perusahaan ingin mematikan peran KUD. Sebab, KUD tidak pernah dilibatkan dalam

berbagai hal di perusahaan.

“Beli buah saja KUD harus lewat CV. Prima Jasa, karena KUD

dipaksa harus punya modal miliaran rupiah. Artinya, mereka sengaja membunuh peran

KUD di perusahaan. Padahal, seharusnya perusahaan harus membina KUD agar bisa

mandiri dan berkembang,” tukas Soleh. (S/Mus)

Artikel Selanjutnya
Sah, Harianto Dilantik Sebagai PAW Anggota DPRD Sekadau
Selasa, 16 Oktober 2018
Artikel Sebelumnya
Laga Ketapang Allstar vs Kancil BBK Sedot Antusiasme Penonton
Selasa, 16 Oktober 2018

Berita terkait