Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 20 Oktober 2018 |
Susilo Aheng : Rugikan masyarakat dan rantai ekonomi masyarakat
berpotensi terputus
KalbarOnline, Ketapang
– Kondisi jembatan di Desa Petai Patah, Kecamatan Sandai, Kabupaten
Ketapang sangat memprihatinkan. Padahal jembatan yang menjadi penghubung
Kecamatan Sandai dan Kecamatan Hulu Sungai tersebut baru sebulan selesai
dibangun.
Akibatnya, warga yang kerap melintasi jembatan tersebut
mengeluh karena khawatir dengan kondisi lubang menganga yang dapat mengancam
keselamatan. Belum lagi tiang jembatan yang sudah miring sehingga sangat rentan
terjadi rubuh ketika dilalui truck yang bermuatan berat.
Kepala Desa Petai Patah, Kecamatan Sandai, Normansyah
mengatakan bahwa jembatan yang belum lama dibangun oleh Pemerintah Daerah
(Pemda) melalui dinas instansi terkait tersebut banyak dikeluhkan oleh
warganya.
“Baru dibangun sekitar pertengahan bulan September 2018 ini.
Tapi kondisinya sudah rusak saat ini,” ungkapnya, Jum’at (19/10/2018).
Sementara itu, tokoh masyarakat Ketapang, Susilo Aheng
mendesak Pemkab Ketapang agar segera melalukan perbaikan terhadap jembatan di
Desa Petai Patah yang merupakan penghubung antar Kecamatan Hulu Sungai dengan
Kecamatan Sandai tersebut.
“Kondisi ini tentu merugikan masyarakat dan bisa memutus
rantai ekonomi masyarakat yang di Kecamatan Hulu Sungai yang hendak hilir mudik
melalui jalan ini,” katanya.
Pria yang juga merupakan Ketua Majelis Adat Budaya Tionghoa
(MABT) Ketapang dan putra asli Kecamatan Hulu Sungai ini juga meminta agar
Dinas terkait memberikan teguran dan sanksi kepada pelaksana proyek. Ia menilai
pekerjaan yang dilakukan oleh pelaksana terkesan asal-asalan karena belum lama
dibangun kondisi jembatan sudah rusak parah dan membahayakan pengendara.
“Jangan menunggu ada korban jiwa baru bergerak atau saling
menyalahkan. Tolong persoalan ini disikapi serius dan kedepan tidak ada lagi
seperti ini,” pungkasnya. (Adi LC)
Susilo Aheng : Rugikan masyarakat dan rantai ekonomi masyarakat
berpotensi terputus
KalbarOnline, Ketapang
– Kondisi jembatan di Desa Petai Patah, Kecamatan Sandai, Kabupaten
Ketapang sangat memprihatinkan. Padahal jembatan yang menjadi penghubung
Kecamatan Sandai dan Kecamatan Hulu Sungai tersebut baru sebulan selesai
dibangun.
Akibatnya, warga yang kerap melintasi jembatan tersebut
mengeluh karena khawatir dengan kondisi lubang menganga yang dapat mengancam
keselamatan. Belum lagi tiang jembatan yang sudah miring sehingga sangat rentan
terjadi rubuh ketika dilalui truck yang bermuatan berat.
Kepala Desa Petai Patah, Kecamatan Sandai, Normansyah
mengatakan bahwa jembatan yang belum lama dibangun oleh Pemerintah Daerah
(Pemda) melalui dinas instansi terkait tersebut banyak dikeluhkan oleh
warganya.
“Baru dibangun sekitar pertengahan bulan September 2018 ini.
Tapi kondisinya sudah rusak saat ini,” ungkapnya, Jum’at (19/10/2018).
Sementara itu, tokoh masyarakat Ketapang, Susilo Aheng
mendesak Pemkab Ketapang agar segera melalukan perbaikan terhadap jembatan di
Desa Petai Patah yang merupakan penghubung antar Kecamatan Hulu Sungai dengan
Kecamatan Sandai tersebut.
“Kondisi ini tentu merugikan masyarakat dan bisa memutus
rantai ekonomi masyarakat yang di Kecamatan Hulu Sungai yang hendak hilir mudik
melalui jalan ini,” katanya.
Pria yang juga merupakan Ketua Majelis Adat Budaya Tionghoa
(MABT) Ketapang dan putra asli Kecamatan Hulu Sungai ini juga meminta agar
Dinas terkait memberikan teguran dan sanksi kepada pelaksana proyek. Ia menilai
pekerjaan yang dilakukan oleh pelaksana terkesan asal-asalan karena belum lama
dibangun kondisi jembatan sudah rusak parah dan membahayakan pengendara.
“Jangan menunggu ada korban jiwa baru bergerak atau saling
menyalahkan. Tolong persoalan ini disikapi serius dan kedepan tidak ada lagi
seperti ini,” pungkasnya. (Adi LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini