Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 27 Oktober 2018 |
KalbarOnline, Kubu
Raya – Wakil Bupati Kubu Raya, Hermanus mengapresiasi rekomendasi rakon
XVIII badan koordinasi organisasi wanita-gabungan organisasi wanita (BKOW-GOW)
se-Kalimantan Barat khususnya terkait aspirasi 50 persen keterwakilan perempuan
dalam pencalonan legislatif.
Menurut Hermanus, upaya meningkatkan kualitas berpolitik
memang harus dilakukan dari dalam sistem. Karena itu, ia mendorong kaum
perempuan untuk serius menyiapkan diri sebelum terjun ke politik.
“Tergantung kaum perempuannya juga. Keran sudah dibuka,
siapapun boleh mendaftar. Tinggal bagaimana para perempuan ini bisa
mempersiapkan diri dan percaya diri bahwa kita bisa berkiprah,” pesannya saat
dikunjungi GOW Kubu Raya diruang kerjanya, Kamis (25/10/2018) siang.
Hermanus menekankan pentingnya niat baik sebelum terjun ke
dunia politik. Menurut dia, niat adalah hal yang utama. Karena itu, ia meminta
kaum perempuan untuk memaknai politik secara positif. Politik, menurutnya,
jangan dikonotasikan negatif. Jika pun terjadi penyimpangan, maka perbaikan
paling efektif adalah dilakukan dari dalam sistem.
“Terkadang kembali lagi kepada perempuannya berani atau
tidak. Maju saja. Yang penting punya niat. Jangan dalam hati bicara politik
selalu berkonotasi negatif. Kalaupun memang seperti itu di lapangan, ya tugas
kitalah untuk mengubahnya. Untuk mengubah tidak bisa hanya bersuara di luar.
Tapi saatnya kita juga harus berada di dalam sistem agar bisa memperbaikinya,” tuturnya.
Hermanus menegaskan Pemerintah daerah mendorong para
perempuan untuk berani tampil. Menurut dia, perempuan punya peran sentral dalam
memajukan kaumnya sendiri. Apalagi kini perempuan sudah melek politik.
“Bagaimana kita tidak hanya aktif dalam arti berorganisasi
perempuan. Mungkin harus ada sebuah langkah maju untuk kita bisa mengembangkan
diri lebih lanjut. Kalau bisa lewat organisasi politik yang memang peluangnya
untuk bisa melakukan perubahan lebih besar,” terangnya.
Terpenting, kata Hermanus, kompetisi dalam politik harus
dilakukan secara sehat. Tidak menimbulkan gesekan akibat adanya hal-hal negatif
seperti ujaran kebencian dan politik identitas.
“Bukan zamannya lagi kita menang dengan menyebar
ujaran-ujaran kebencian. Yang terbaik adalah bagaimana kita adu program dan adu
konsep. Jadi pesta demokrasi ini sekaligus caleg harus memberikan pendidikan
politik yang baik. Apalah artinya menang tapi menggunakan cara-cara yang
curang,” pungkasnya. (ian/rio)
KalbarOnline, Kubu
Raya – Wakil Bupati Kubu Raya, Hermanus mengapresiasi rekomendasi rakon
XVIII badan koordinasi organisasi wanita-gabungan organisasi wanita (BKOW-GOW)
se-Kalimantan Barat khususnya terkait aspirasi 50 persen keterwakilan perempuan
dalam pencalonan legislatif.
Menurut Hermanus, upaya meningkatkan kualitas berpolitik
memang harus dilakukan dari dalam sistem. Karena itu, ia mendorong kaum
perempuan untuk serius menyiapkan diri sebelum terjun ke politik.
“Tergantung kaum perempuannya juga. Keran sudah dibuka,
siapapun boleh mendaftar. Tinggal bagaimana para perempuan ini bisa
mempersiapkan diri dan percaya diri bahwa kita bisa berkiprah,” pesannya saat
dikunjungi GOW Kubu Raya diruang kerjanya, Kamis (25/10/2018) siang.
Hermanus menekankan pentingnya niat baik sebelum terjun ke
dunia politik. Menurut dia, niat adalah hal yang utama. Karena itu, ia meminta
kaum perempuan untuk memaknai politik secara positif. Politik, menurutnya,
jangan dikonotasikan negatif. Jika pun terjadi penyimpangan, maka perbaikan
paling efektif adalah dilakukan dari dalam sistem.
“Terkadang kembali lagi kepada perempuannya berani atau
tidak. Maju saja. Yang penting punya niat. Jangan dalam hati bicara politik
selalu berkonotasi negatif. Kalaupun memang seperti itu di lapangan, ya tugas
kitalah untuk mengubahnya. Untuk mengubah tidak bisa hanya bersuara di luar.
Tapi saatnya kita juga harus berada di dalam sistem agar bisa memperbaikinya,” tuturnya.
Hermanus menegaskan Pemerintah daerah mendorong para
perempuan untuk berani tampil. Menurut dia, perempuan punya peran sentral dalam
memajukan kaumnya sendiri. Apalagi kini perempuan sudah melek politik.
“Bagaimana kita tidak hanya aktif dalam arti berorganisasi
perempuan. Mungkin harus ada sebuah langkah maju untuk kita bisa mengembangkan
diri lebih lanjut. Kalau bisa lewat organisasi politik yang memang peluangnya
untuk bisa melakukan perubahan lebih besar,” terangnya.
Terpenting, kata Hermanus, kompetisi dalam politik harus
dilakukan secara sehat. Tidak menimbulkan gesekan akibat adanya hal-hal negatif
seperti ujaran kebencian dan politik identitas.
“Bukan zamannya lagi kita menang dengan menyebar
ujaran-ujaran kebencian. Yang terbaik adalah bagaimana kita adu program dan adu
konsep. Jadi pesta demokrasi ini sekaligus caleg harus memberikan pendidikan
politik yang baik. Apalah artinya menang tapi menggunakan cara-cara yang
curang,” pungkasnya. (ian/rio)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini