Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 02 Desember 2020 |
KalbarOnline.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami pihak-pihak lain yang terlibat dalam kasus dugaan suap izin ekaportir benih lobster yang telah menjerat Edhy Prabowo. Termasuk yang dicurigai sebagai ‘fee’ untuk Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin.
Ali Ngabalin yang juga pembina di Kementerian Kelautan dan Perikanan diketahui turut dalam satu rombongan dengan Edhy saat kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS). Bahkan, Ali sempat menyaksikan saat Edhy dan istrinya Iis Rosita Dewi serta sejumlah pihak lainnya diamankan KPK setibanya di Bandara Soekarno-Hatta pada Rabu (25/11/2020) dinihari.
“Kalau mungkin ibarat kata, seorang Ali Ngabalin diberikan sesuatu yang sifatnya ‘oleh-oleh, jelas itu kategorinya akan lain, Kecuali misalnya nanti ada tracing aliran dana ada porsi-porsi tertentu yang masuk dan itu boleh dikatakan rutin, ya kita wajib pertanyakan,” kata Deputi Penindakan KPK, Karyoto, kepada awak media di Gedung KPK, Jakarta (1/12/2020).
Tak tertutup kemungkinan KPK bakal menjerat pihak lain yang terlibat sepanjang ditemukan bukti permulaan yang cukup dalam proses pengembangan kasus ini.
“Tetapi selama ini kami sedang mengumpulkan bukti-bukti apakah ada ke situ atau tidak.”
Dikatakan, meski Ngabalin juga berada satu rombongan dengan Edhy, tidak otomatis membuatnya turut terlibat dalam kasus ini. Untuk itu, penyidik masih perlu mendalami lebih jauh kasus ini, termasuk mengenai keterlibatan Ali Ngabalin.
“Mungkin juga beliau disitu sebagai staf atau penasihat, memberikan studi banding ke Amerika yang mungkin ada kaitannya dalam arti pekerjaan untuk semacam studi banding. Tapi kalau masalah aliran dana belum kita dalami sejauh itu,” kata Karyoto. [rif]
KalbarOnline.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami pihak-pihak lain yang terlibat dalam kasus dugaan suap izin ekaportir benih lobster yang telah menjerat Edhy Prabowo. Termasuk yang dicurigai sebagai ‘fee’ untuk Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin.
Ali Ngabalin yang juga pembina di Kementerian Kelautan dan Perikanan diketahui turut dalam satu rombongan dengan Edhy saat kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS). Bahkan, Ali sempat menyaksikan saat Edhy dan istrinya Iis Rosita Dewi serta sejumlah pihak lainnya diamankan KPK setibanya di Bandara Soekarno-Hatta pada Rabu (25/11/2020) dinihari.
“Kalau mungkin ibarat kata, seorang Ali Ngabalin diberikan sesuatu yang sifatnya ‘oleh-oleh, jelas itu kategorinya akan lain, Kecuali misalnya nanti ada tracing aliran dana ada porsi-porsi tertentu yang masuk dan itu boleh dikatakan rutin, ya kita wajib pertanyakan,” kata Deputi Penindakan KPK, Karyoto, kepada awak media di Gedung KPK, Jakarta (1/12/2020).
Tak tertutup kemungkinan KPK bakal menjerat pihak lain yang terlibat sepanjang ditemukan bukti permulaan yang cukup dalam proses pengembangan kasus ini.
“Tetapi selama ini kami sedang mengumpulkan bukti-bukti apakah ada ke situ atau tidak.”
Dikatakan, meski Ngabalin juga berada satu rombongan dengan Edhy, tidak otomatis membuatnya turut terlibat dalam kasus ini. Untuk itu, penyidik masih perlu mendalami lebih jauh kasus ini, termasuk mengenai keterlibatan Ali Ngabalin.
“Mungkin juga beliau disitu sebagai staf atau penasihat, memberikan studi banding ke Amerika yang mungkin ada kaitannya dalam arti pekerjaan untuk semacam studi banding. Tapi kalau masalah aliran dana belum kita dalami sejauh itu,” kata Karyoto. [rif]
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini