KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalbar, Sutarmidji menyatakan bahwa pihaknya sangat mendukung pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Kalbar. Hal ini kata Sutarmidji, guna menyelesaikan persoalan listrik di Kalbar baik untuk kebutuhan masyarakat maupun industri.
“Karena selama ini Kalbar masih mengalami kekurangan daya listrik, sementara kita (Kalbar) memiliki bahan tambang uranium sebagai bahan baku nuklir,” ujar Sutarmidji saat menerima kunjungan kerja Komisi VII DPR RI di Balai Petitih, Kantor Gubernur Kalbar, Kamis (1/11/2018).
Sutarmidji juga mengungkapkan, supaya ada percepatan pembangunan PLTN pihaknya akan terus melakukan kajian tentang uranium yang ada di Kabupaten Melawi.
“Kita akan bekerja sama dengan Universitas Tanjungpura, Kementerian Riset dan instansi lainnya dalam mengkaji uranium untuk PLTN di Kalbar,” ucapnya.
Ia menilai hal ini sangat penting, sebab sampai saat ini listrik masih menjadi persoalan besar yang terus dihadapi masyarakat Kalbar. Selain pemadaman listrik yang kerap kali terjadi dan belum semua masyarakat di Kalbar dapat menikmati listrik.
Walaupun, kata dia, PLN selalu menyampaikan bahwa semua desa di Kalbar sudah teraliri listrik, baik itu bersumber listrik PLN maupun non PLN tetapi kalau berdasarkan fakta riil di lapangan, nyatanya masih banyak masyarakat pedalaman yang belum menikmati listrik.
“Saya menyebut yang disampaikan PLN wilayah Kalbar ibaratkan indah kabar dari berita. Lebih baik PLN sampaikan sesuatu apa adanya ketimbang hanya memberi harapan-harapan kepada masyarakat. Lebih bagus yang kita sampaikan itu yang pahit-pahit tapi realisasinya bagus dari pada masyarakat diberi harapan,” ketusnya.
Gubernur yang akrab disapa Bang Midji ini menegaskan dirinya sangat serius dan konsen dengan percepatan pembangunan di Kalbar, salah satu yang menjadi prioritas adalah masalah ketersediaan listrik. Artinya selama memimpin lima tahun ke depan masalah listrik ini sudah harus dapat diselesaikan.
Sebab ia menilai hal ini akan berdampak para IPM Kalbar. Tentu sebagai Gubernur, ditegaskannya, ia tak ingin selama masa kepemimpinnya IPM Kalbar terus berada di angka 29 nasional, daya saing berada di angka 28 dan kesejahteraan berada di angka 33 sebagaimana kondisi saat ini.
Bang Midji juga meminta seluruh investor yang berminat investasi dalam bidang kelistrikan di Kalbar agar diundang dalam satu forum. Sebab apabila investor ingin berinvestasi di Kalbar, harus ada jaminan listrik itu dibeli oleh PLN. “Karena banyak PLTU yang sudah dibangun, seperti di Tayan bahkan sempat mau operasi. Tetapi pada saat mau dijalankan, pihak PLN tidak bersedia membeli dengan alasan batubara tidak sesuai standar. Hal seperti ini harus dihindari, sehingga investor yang berinvestasi dalam bidang kelistrikan ini merasa terjamin, kasihan juga mereka. Harus ada jaminan bahwa listrik yang dibangun itu akan dibeli oleh PLN,” tandasnya. (Fat)
Comment