Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 07 November 2018 |
KalbarOnline,
Cirebon – Bupati Sintang, Jarot Winarno melakukan
kunjangan kerja ke Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Industri Pangan, Olahan dan
Kemasan di Satuan Pelayanan (Satpel) Pengembangan Industri Rotan Cirebon,
Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (7/11/18).
Tak sendiri, dalam kunkernya ini, Bupati
Jarot didampingi Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Kabupaten Sintang, Inosensius,
Sekretaris Dinas Perkebunan dan Pertanian Sintang, Juwita beserta rombongan
lainnya.
Dalam kujungan tersebut, Bupati Jarot
didampingi pejabat Pemerintah setempat meninjau lokasi workshop Satpel
Pengembangan Industri Rotan Cirebon dan melihat hasil kerajinan tangan rotan,
baik yang sudah diolah maupun saat proses pengerjaannya seperti kursi, meja dan
hasil kerajinan rotan lainnya di satpel pengembangan rotan Cirebon itu,
kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab.
“Jadi kami tanya jawab, audiensi tentang
apa yang mereka lakukan, tentang pembinaan industri rotan. Kemudian kami
melihat workshopnya bagaimana cara mereka membuat industri rotan sampai mereka
harus memenuhi permintaan ekspor ke Rusia dan negara-negara lain,” kata Bupati Jarot.
Kemudian dalam diskusi dan tanya jawab
tersebut, lanjut Bupati Jarot, disimpulkan bahwa suplai bahan baku rotan untuk
industri kecil dan menengah di Cirebon itu sangat tidak teratur dikarenakan
harus mengambil bahan baku rotan dari Tegal dengan tidak ada ketentutan harga
yang tetap sehingga diperlukan campur tangan pemerintah melalui Dirjen
Perindustrian dan Perdagangan RI yang sudah berdiskusi dengan Pemerintah Cirebon
untuk tetap menjaga bahan baku rotan tersebut, kemudian dari Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Cirebon sendiri melakukan MoU atau perjanjian dengan salah satu
Kabupaten di Aceh untuk pemenuhan bahan baku rotan.
“Jadi kita dari Sintang pun menawarkan
untuk pemenuhan bahan baku rotan dari Sintang untuk industri rotan di Cirebon
kira-kira begitulahkan kalau kita lakukan MoU. Tapi kita tidak mau bahan
bakunya yang masih asalnya dari hutan, tapi kita maunya yang sudah kita olah
setengah jadi,” jelasnya.
Bupati mengatakan jika rencana MoU dengan
Pemerintah Kabupaten Cirebon sudah terlaksana maka hal tersebut dapat membantu
program yang sudah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Sintang melalui
Disperindagkop dibawah koordinasi Wakil Bupati Sintang yakni P2EMAS dimana
setiap desa harus menentukan atau memilih salah satu produk unggulan desa.
“Desa di Kabupaten Sintang yang sudah
memilih produk unggulan desa berupa rotan itu Desa Mentajoi, Kecamatan Serawai,
jadi separuh bahan rotan bisa dijadikan bahan baku setengah jadi, kita kirim ke
Cirebon dan separuhnya untuk pengembangan industri rotan di Desa Mentajoi
sendiri dan kita berharap mampu bersaing lah seperti di Cirebon,” ungkapnya.
Orang nomor satu di Bumi Senentang ini menambahkan
untuk potensi bahan baku rotan di Sintang tidak hanya di Mentajoi, Kecamatan
Serawai saja namun juga terdapat di desa-desa lain dan Kecamatan lainnya di
Kabupaten Sintang sehingga potensi bahan baku rotan cukup banyak, tapi yang
menjadi kendala adalah belum adanya penampung dan belum ada yang memasarkannya
juga sehingga tidak diolah dengan baik.
“Nanti kalau kita sudah MoU dengan Pemerintah
Kabupaten Cirebon mudah-mudahan industri rotan kita bisa maju, jadi setelah ini
saya akan ada pertemuan pada Kamis (8/11/18) dengan Pemerintah Kabupaten
Cirebon, presentasi, dialog untuk membahas tindak lanjutnya,” pungkasnya. (*/Sg)
KalbarOnline,
Cirebon – Bupati Sintang, Jarot Winarno melakukan
kunjangan kerja ke Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Industri Pangan, Olahan dan
Kemasan di Satuan Pelayanan (Satpel) Pengembangan Industri Rotan Cirebon,
Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (7/11/18).
Tak sendiri, dalam kunkernya ini, Bupati
Jarot didampingi Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Kabupaten Sintang, Inosensius,
Sekretaris Dinas Perkebunan dan Pertanian Sintang, Juwita beserta rombongan
lainnya.
Dalam kujungan tersebut, Bupati Jarot
didampingi pejabat Pemerintah setempat meninjau lokasi workshop Satpel
Pengembangan Industri Rotan Cirebon dan melihat hasil kerajinan tangan rotan,
baik yang sudah diolah maupun saat proses pengerjaannya seperti kursi, meja dan
hasil kerajinan rotan lainnya di satpel pengembangan rotan Cirebon itu,
kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab.
“Jadi kami tanya jawab, audiensi tentang
apa yang mereka lakukan, tentang pembinaan industri rotan. Kemudian kami
melihat workshopnya bagaimana cara mereka membuat industri rotan sampai mereka
harus memenuhi permintaan ekspor ke Rusia dan negara-negara lain,” kata Bupati Jarot.
Kemudian dalam diskusi dan tanya jawab
tersebut, lanjut Bupati Jarot, disimpulkan bahwa suplai bahan baku rotan untuk
industri kecil dan menengah di Cirebon itu sangat tidak teratur dikarenakan
harus mengambil bahan baku rotan dari Tegal dengan tidak ada ketentutan harga
yang tetap sehingga diperlukan campur tangan pemerintah melalui Dirjen
Perindustrian dan Perdagangan RI yang sudah berdiskusi dengan Pemerintah Cirebon
untuk tetap menjaga bahan baku rotan tersebut, kemudian dari Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Cirebon sendiri melakukan MoU atau perjanjian dengan salah satu
Kabupaten di Aceh untuk pemenuhan bahan baku rotan.
“Jadi kita dari Sintang pun menawarkan
untuk pemenuhan bahan baku rotan dari Sintang untuk industri rotan di Cirebon
kira-kira begitulahkan kalau kita lakukan MoU. Tapi kita tidak mau bahan
bakunya yang masih asalnya dari hutan, tapi kita maunya yang sudah kita olah
setengah jadi,” jelasnya.
Bupati mengatakan jika rencana MoU dengan
Pemerintah Kabupaten Cirebon sudah terlaksana maka hal tersebut dapat membantu
program yang sudah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Sintang melalui
Disperindagkop dibawah koordinasi Wakil Bupati Sintang yakni P2EMAS dimana
setiap desa harus menentukan atau memilih salah satu produk unggulan desa.
“Desa di Kabupaten Sintang yang sudah
memilih produk unggulan desa berupa rotan itu Desa Mentajoi, Kecamatan Serawai,
jadi separuh bahan rotan bisa dijadikan bahan baku setengah jadi, kita kirim ke
Cirebon dan separuhnya untuk pengembangan industri rotan di Desa Mentajoi
sendiri dan kita berharap mampu bersaing lah seperti di Cirebon,” ungkapnya.
Orang nomor satu di Bumi Senentang ini menambahkan
untuk potensi bahan baku rotan di Sintang tidak hanya di Mentajoi, Kecamatan
Serawai saja namun juga terdapat di desa-desa lain dan Kecamatan lainnya di
Kabupaten Sintang sehingga potensi bahan baku rotan cukup banyak, tapi yang
menjadi kendala adalah belum adanya penampung dan belum ada yang memasarkannya
juga sehingga tidak diolah dengan baik.
“Nanti kalau kita sudah MoU dengan Pemerintah
Kabupaten Cirebon mudah-mudahan industri rotan kita bisa maju, jadi setelah ini
saya akan ada pertemuan pada Kamis (8/11/18) dengan Pemerintah Kabupaten
Cirebon, presentasi, dialog untuk membahas tindak lanjutnya,” pungkasnya. (*/Sg)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini