Pontianak    

Pemprov Kalbar dan Kemendag RI Gelar Rakor Ketersediaan dan Stabilitas Harga Kebutuhan Pokok

Oleh : Jauhari Fatria
Kamis, 29 November 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

Hadapi Natal dan Tahun Baru

KalbarOnline,

Pontianak – Pemerintah Provinsi Kalbar bersama

Kementerian Perdagangan RI menggelar rapat koordinasi daerah dalam rangka

menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga barang kebutuhan pokok

menjelang Natal 2018 dan tahun baru 2019 yang berlangsung di ruang Balai

Petitih, Kantor Gubernur Kalbar, Rabu (28/11/2018).

Rapat yang dipimpin Gubernur Kalbar,

Sutarmidji ini turut dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan,

Drs. Karyanto Suprih, MM, Kapolda Kalbar, Irjen Pol Didi Haryono, SH., MH,

Kepala Bulog Kalbar, Ketua Satgas Pangan Kalbar sejumlah Kepala Dinas di

lingkungan Pemprov Kalbar, perwakilan Dinas Perdagangan kabupaten dan kota

se-Kalbar, para pelaku usaha serta para tamu undangan lainnya.

Mengawali sambutannya sekaligus membuka

kegiatan, Gubernur Kalbar, Sutarmidji menegaskan kedepan rapat seperti ini

perwakilan-perwakilan dinas Pemerintah Daerah tingkat dua minimal harus

diwakili pejabat eselon III atau Kabid.

“Karena dia yang tahu, kalau yang mengirimkan

staf, suruh pulang saja, artinya daerah tidak serius,” ujarnya.

Sutarmidji mengatakan bahwa masalah beras di

Kalbar yakni pada data yang tak jelas.

“Bulog harus jelaskan kenapa beras medium di

pasar langka. Sebenarnya masalah beras ini, menjaga harganya tidak sulit, masalahnya

data kita yang tak jelas. Saya ambil contoh, Kalbar ini katanya produksi gabah

kering giling di Kalbar itu 1,7 juta ton sementara kebutuhan hanya sekitar 600

ribu ton artinya ada surplus 1,1 juta ton,” tukasnya.

Namun, lanjut dia, data yang ada di Dinas

Perdagangan data bongkar sepanjang 2018 ini mencapai 68.098 ton beras.

“Lalu, kalau bongkar artinya kan barang masuk

di Kalbar. Kalau surplus 1,1 juta ton gabah kering giling, kenapa harus ada

barang masuk. Ditambah lagi data keluar masuk barang selama ini tidak ada. Ini

harus digenahkan. Artinya kalau kita surplus 1,1 juta ton gabah kering giling

sudah sangat luar biasa sebenarnya, jadi kebutuhan yang hanya sekitar 600

ribuan tapi tersedia 1,7 juta ton artinya tidak ada alasan harga beras di Kalbar

fluktuatif tapi harusnya turun,” tukasnya.

Gubernur yang akrab disapa Bang Midji ini juga

menyayangkan serapan gabah kering giling di Kalbar oleh Bulog yang sangat

rendah yakni hanya mencapai sebanyak 459 ton sepanjang tahun 2018.

“Produksi katanya 1,7 juta ton tapi serapan

Bulog 1000 ton pun tidak sampai. Inilah Pak Sekjen masalah beras di Kalbar,

bukan masalah harga di pasar. Itulah cerita beras,” ucapnya dihadapan

Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan RI, Drs. Karyanto Suprih, MM.

Sementara Sekretaris Jenderal Kementerian

Perdagangan RI, Drs. Karyanto Suprih, MM dalam sambutannya mengatakan bahwa

tujuan rakor ini untuk mengantisipasi stabilitas harga barang kebutuhan pokok.

“Karena kita ketahui, setiap menghadapi hari

besar keagamaan, permintaan pasti meningkat dan harus diimbangi dengan pasokan

yang cukup. Sehingga tidak ada alasan harga naik kalau pasokan cukup,” ujarnya.

Rangkaian rakor ini juga, lanjut Karyanto

merupakan instruksi langsung dari Menteri Perdagangan RI agar seluruh pejabat

eselon I di jajaran Kemendag untuk turun langsung ke daerah.

“Rakor ini merupakan instruksi langsung dari

Bapak Menteri, jadi kami para pejabat eselon I diinstruksikan untuk datang ke

daerah. Awal rakorda ini dimulai tanggal 11 November lalu di Batam yang

langsung dipimpin oleh Bapak Menteri sehingga setelah itu kami diperintahkan ke

daerah bekerjasama dengan pemerintah daerah dan satgas pangan untuk

mengantisipasi dan langsung turun ke pasar bagaimana kondisi harga dan pasokan,”

tukasnya

Untuk itu ia mengharapkan kerjasama semua

pihak terutama dari Bulog dan para distributor.

“Intinya

kalau kita melihat suatu daerah kekurangan pasokan maka harus segera diambil

tindakan melalui izin Gubernur tentunya agar dapat dipasok dari stok yang ada,”

imbuhnya.

Rangkaian ini juga, dituturkan Karyanto, dalam

rangka menghindari para spekulan, pasalnya jika melihat dari regulasi yang ada

rasanya sempit bagi para spekulan untuk melakukan spekulasi lantaran pihaknya

sudah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET).

“Jadi dengan cara apapun, nanti kami bersama

tim satgas pangan daerah jika ditemukan maka akan ditindak dengan keras dan

tegas. Bagi pelaku usaha juga kami yakin tidak akan melakukan spekulasi karena

semua regulasi sudah ada yaitu berbeda dengan harga HET,” tuturnya.

Ia juga memaparkan hasil pantauan pihaknya di Pasar

Flamboyan pagi tadi, stok kebutuhan pokok cukup dan harga cenderung stabil

bahkan cenderung turun.

“Alhamdulillah stok cukup dan harga cenderung

stabil bahkan cenderung turun. Seperti cabe dan bawang merah turun. Tentu hal

ini kita harapkan dapat dipertahankan sampai menyambut Natal dan tahun baru

nanti,” paparnya.

Karyanto juga mengapresiasi pada tahun-tahun sebelumnya,

Pemerintah Provinsi Kalbar berhasil mengendalikan harga, pihaknya juga

mengucapkan terima kasih kepada pelaku usaha yang mau mematuhi peraturan

pemerintah. (Fat)

Artikel Selanjutnya
Pantau Stabilitas Harga Pangan, Kemendag dan Disperindag Kalbar Sidak Pasar Flamboyan
Kamis, 29 November 2018
Artikel Sebelumnya
Kejaksaan Segera Limpahkan Kasus Isa Anshari ke Pengadilan Negeri Ketapang
Kamis, 29 November 2018

Berita terkait