Pontianak    

Buka Daerah Terisolir, Sutarmidji Percepat Pembangunan Infrastruktur

Oleh : Jauhari Fatria
Senin, 17 Desember 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline,

Pontianak – Masih banyaknya jalan-jalan yang sama

sekali belum tersentuh oleh Pemerintah ditambah masih banyaknya daerah-daerah

yang terisolir, membuat Gubernur Kalbar, Sutarmidji semakin tertantang

menjalankan roda pemerintahan Provinsi Kalimantan Barat.

Seperti diketahui bahwa Gubernur yang memiliki

jargon ‘Kalbar Baru Untuk Semua’ ini memiliki visi ‘Kalbar Maju’ yang misinya adalah

mempercepat perbaikan dan pemerataan pembangunan infrastruktur hingga

daerah-daerah pelosok di seluruh Kalimantan Barat.

Hal ini tentu sangat menguntungkan

masyarakat Kalbar. Akses transportasi ke daerah-daerah pedalaman otomatis

menjadi lancar yang akan bermuara pada pertumbuhan ekonomi serta meningkatnya pendapatan

masyarakat.

“Jalan yang sama sekali sampai saat ini belum

tersentuh atau masih jalan tanah, banyak sekali, tidak terhitung jumlahnya. Tapi

yang utama itu ada 12 ruas jalan, paling banyak di Sintang dan Melawi,” ujarnya

saat diwawancarai usai Musrenbang penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menegah

Daerah (RPJMD) Provinsi Kalbar tahun 2018-2023, di Hotel Grand Mahkota, Jalan

Sidas, Jumat (14/12/2018).

Mantan Wali Kota Pontianak dua periode ini menuturkan

selain membangun jalan untuk membuka daerah terisolir pihaknya juga akan

membangun jembatan.

“Kalau daerah lain untuk membuka keterisoliran

itu kita juga akan bangun jembatan. Sebenarnya dengan satu jembatan saja

dibangun misalnya investasi Rp9 miliar, artinya kita sudah membuka satu kawasan

yang ribuan hektar, secara otomatis nilai jual lahan setempat akan meningkat

3-4 kali lipat. Tentunya akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat,”

tuturnya.

Memang, diakuinya, jalan-jalan yang baru

disentuh Pemerintah Provinsi Kalbar sampai saat ini belum memadai lantaran

jalannya yang panjang sekitar 60 kilo-100 kilo.

“Itu bukan jalan perbaikan kualitas, tapi memang

baru disentuh, jalannya seperti bubur, itu harus perkerasan dulu, harus

peninggian dan baru pengaspalan. Rata-rata baru kita sentuh antara 10-15 kilo,

tapi saya yakin masa pemerintahan saya itu selesai semuanya,” tukasnya.

Sutarmidji menyebutkan 12 ruas jalan itu

prioritas itu diantaranya di Sintang, Melawi, Kapuas Hulu dan Ketapang dengan

panjang kurang lebih 500 kilometer. Termasuk jalur yang akan mempercepat

Sukadana, Kayong Utara ke Pontianak yang kurang lebih 40 kilo.

“12 ruas jalan ini prioritas, itu

panjangnya kurang lebih 500 kilometer. Sudah termasuk jalur yang akan

mempercepat dari Kayong Utara ke Pontianak kurang lebih 40 kilometer. Kalau itu

bisa selesai, bisa menghemat waktu lebih dari 3 jam dari Kayong Utara ke

Pontianak,” sebutnya.

Diketahui bahwa dari total Rp5,9 triliun

APBD Kalbar 2019, pihaknya mengalokasikan dana untuk infrasktruktur jalan sebesar

Rp1 triliun dari sebelumnya yang hanya sebesar Rp600 miliar.

Orang nomor satu di Kalbar ini menjelaskan bahwa

membuka keterisolasian itu, bukan membuka ruas jalan baru, melainkan membangun

jalan yang sebelumnya hanya jalan tanah dan apabila musim hujan akan sulit

dilewati.

“Jalannya sudah ada, tapi dibiarkan jalan

tanah. Kalau hujan, bukan orang yang naik motor, tapi orang ‘ngangkut motor’,” jelasnya.

Gubernur yang akrab disapa Bang Midji ini

turut menjelaskan bahwa 12 ruas jalan prioritas tersebut, tidak termasuk dengan

pembukaan daerah keterisolasian. Membuka daerah terisolir ini, pihaknya akan melakukan

melalui Bakti TNI dengan skala besar. Midji menyebut Pemprov Kalbar telah

menyiapkan anggaran sebesar Rp20 miliar di luar anggaran infrastruktur sebesar

Rp1 triliun.

“Daerah terisolir ini sangat banyak,

diantaranya Sanggau, nantinya akan terkoneksi antara Sanggau, Ketapang, Kubu

Raya dan Mempawah,” ujarnya.

Sebelumnya pada konsultasi publik (RPJMD) Kalbar

tahun 2019-2023 di Pendopo Gubernur Kalbar, 4 Oktober lalu Sutarmidji

mengatakan bahwa dirinya memporsikan lebih dari 20 persen anggaran untuk

pembangunan infrastruktur.

“Sekarang sudah lebih dari 20 persen. Artinya meningkat

dari sebelumnya yang hanya 14 persen. Ini penting, hasil akhirnya adalah percepatan

pertumbuhan meningkat, nilai tukar petani (NTP) meningkat. Itu penting, orang

selama ini tak bicara soal NTP. Kemudian meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari

daerah pinggiran langsung ke pusat daerah di setiap masing-masing kabupaten dan

kota yang ada di Kalbar,” pungkasnya. (Fat)

Artikel Selanjutnya
Air Upas Digoyang Artis Pantura ‘Maya Praga’
Minggu, 16 Desember 2018
Artikel Sebelumnya
Kunci Sukses Bangun Kalbar, Sutarmidji: Ubah Desa Tertinggal Jadi Desa Mandiri
Minggu, 16 Desember 2018

Berita terkait