Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 17 Desember 2018 |
KalbarOnline,
Pontianak – Belum meratanya pembangunan di
Kalimantan Barat, menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Pemerintah Provinsi Kalbar di
masa kepemimpinan Sutarmidji-Ria Norsan. Selain masih banyaknya infrastruktur
jalan yang belum disentuh Pemerintah ditambah masih banyaknya daerah-daerah
yang terisolir.
Hal ini semakin diperparah dengan banyaknya
desa-desa tertinggal bahkan sangat tertinggal di Kalbar. Berdasarkan data, dari
2031 desa di Kalbar hanya ada satu desa dengan klasifikasi desa mandiri, 566
desa dengan klasifikasi sangat tertinggal, 865 desa dengan klasifikasi tertinggal,
349 desa dengan klasifikasi berkembang, 54 desa maju dan 196 desa yang belum terklasifikasi.
Guna menyelesaikan persoalan ini, Gubernur
Kalbar Sutarmidji menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen melahirkan sebanyak-banyaknya
desa mandiri di Kalbar.
“Yang berpotensi bisa menjadi desa mandiri
dalam waktu cepat dengan hanya mengisi beberapa indikator yang dibutuhkan, kita
akan mendapatkan ada 60 desa mandiri. Tahun depan target saya pasti 60. Dari
satu menjadi 60 desa mandiri dan akhir masa jabatan ini menjadi 400 desa
mandiri,” ujarnya.
Orang nomor satu di Bumi Tanjungpura ini
juga akan menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) guna menyelesaikan
indikator-indikator desa mandiri.
“Dari 54 indikator desa mandiri, kita akan
terbitkan pergub, kalau disetujui, dana desa itu bisa menangani 14 indikator
yang ringan-ringan saja dari 54 indikator. 20 indikator ditangani oleh
pemerintah kabupaten dan 20 indikator lainnya ditangani oleh pemerintah
provinsi yang berat-berat,” tukasnya.
Bahkan mulai tahun 2020, pihaknya akan
memberikan porsi dengan persentase sebesar 20 persen anggaran belanja langsung dari
APBD Provinsi untuk menyelesaikan 20 indikator desa mandiri dan nilai itu menurutnya
sangat besar.
Sutarmidji juga meyakini kunci sukses membangun
Kalbar adalah mengubah desa-desa tertinggal menjadi desa mandiri. Menurutnya hal
ini sangat berdampak dan berpengaruh besar terhadap kesejahteraan dan
peningkatan SDM.
“Saya yakin kunci sukses membangun Kalbar
itu adalah mengubah desa tertinggal menjadi desa mandiri. Itu kita sinergikan
antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota ditambah dengan Kodam
XII/Tanjungpura dan Polda Kalbar. Kalau indikator desa tertinggal ini sudah ditangani,
maka perubahan Kalbar akan sangat luar biasa, lihat saja nanti,” tukasnya lagi.
Menangani indikator desa mandiri itu
menurutnya tidak juga sulit. Hanya saja, kata dia, selama ini tidak
diperhatikan. Padahal, lanjutnya, beberapa desa di Kalbar ini hanya tinggal ditangani
beberapa indikatornya saja sehingga bisa menjadi desa mandiri.
“Tapi kan selama ini tidak pernah
menyelesaikan segala sesuatu itu dengan melihat indikator, misalnya kemiskinan,
sampai habis duit pun tapi indikator kemiskinannya tidak tahu, pasti tak ada
hasilnya. Indikator kemiskinan itu ada 14, makanya saya selama menjadi Wali
Kota saya selalu melihat itu, kalau kita tak tahu, pasti tak bisa. Makanya data
itu penting,” imbuhnya.
“Nah, kalau kita bisa membangun dari 2036
desa ada 1000 saja desa yang punya BUMDes, itu akan sangat luar biasa. Inilah
yang pelan-pelan kita tata, kita genahkan. Jadi 100 hari ini, sudah banyak yang
kita genahkan,” pungkasnya. (Fat)
KalbarOnline,
Pontianak – Belum meratanya pembangunan di
Kalimantan Barat, menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Pemerintah Provinsi Kalbar di
masa kepemimpinan Sutarmidji-Ria Norsan. Selain masih banyaknya infrastruktur
jalan yang belum disentuh Pemerintah ditambah masih banyaknya daerah-daerah
yang terisolir.
Hal ini semakin diperparah dengan banyaknya
desa-desa tertinggal bahkan sangat tertinggal di Kalbar. Berdasarkan data, dari
2031 desa di Kalbar hanya ada satu desa dengan klasifikasi desa mandiri, 566
desa dengan klasifikasi sangat tertinggal, 865 desa dengan klasifikasi tertinggal,
349 desa dengan klasifikasi berkembang, 54 desa maju dan 196 desa yang belum terklasifikasi.
Guna menyelesaikan persoalan ini, Gubernur
Kalbar Sutarmidji menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen melahirkan sebanyak-banyaknya
desa mandiri di Kalbar.
“Yang berpotensi bisa menjadi desa mandiri
dalam waktu cepat dengan hanya mengisi beberapa indikator yang dibutuhkan, kita
akan mendapatkan ada 60 desa mandiri. Tahun depan target saya pasti 60. Dari
satu menjadi 60 desa mandiri dan akhir masa jabatan ini menjadi 400 desa
mandiri,” ujarnya.
Orang nomor satu di Bumi Tanjungpura ini
juga akan menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) guna menyelesaikan
indikator-indikator desa mandiri.
“Dari 54 indikator desa mandiri, kita akan
terbitkan pergub, kalau disetujui, dana desa itu bisa menangani 14 indikator
yang ringan-ringan saja dari 54 indikator. 20 indikator ditangani oleh
pemerintah kabupaten dan 20 indikator lainnya ditangani oleh pemerintah
provinsi yang berat-berat,” tukasnya.
Bahkan mulai tahun 2020, pihaknya akan
memberikan porsi dengan persentase sebesar 20 persen anggaran belanja langsung dari
APBD Provinsi untuk menyelesaikan 20 indikator desa mandiri dan nilai itu menurutnya
sangat besar.
Sutarmidji juga meyakini kunci sukses membangun
Kalbar adalah mengubah desa-desa tertinggal menjadi desa mandiri. Menurutnya hal
ini sangat berdampak dan berpengaruh besar terhadap kesejahteraan dan
peningkatan SDM.
“Saya yakin kunci sukses membangun Kalbar
itu adalah mengubah desa tertinggal menjadi desa mandiri. Itu kita sinergikan
antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota ditambah dengan Kodam
XII/Tanjungpura dan Polda Kalbar. Kalau indikator desa tertinggal ini sudah ditangani,
maka perubahan Kalbar akan sangat luar biasa, lihat saja nanti,” tukasnya lagi.
Menangani indikator desa mandiri itu
menurutnya tidak juga sulit. Hanya saja, kata dia, selama ini tidak
diperhatikan. Padahal, lanjutnya, beberapa desa di Kalbar ini hanya tinggal ditangani
beberapa indikatornya saja sehingga bisa menjadi desa mandiri.
“Tapi kan selama ini tidak pernah
menyelesaikan segala sesuatu itu dengan melihat indikator, misalnya kemiskinan,
sampai habis duit pun tapi indikator kemiskinannya tidak tahu, pasti tak ada
hasilnya. Indikator kemiskinan itu ada 14, makanya saya selama menjadi Wali
Kota saya selalu melihat itu, kalau kita tak tahu, pasti tak bisa. Makanya data
itu penting,” imbuhnya.
“Nah, kalau kita bisa membangun dari 2036
desa ada 1000 saja desa yang punya BUMDes, itu akan sangat luar biasa. Inilah
yang pelan-pelan kita tata, kita genahkan. Jadi 100 hari ini, sudah banyak yang
kita genahkan,” pungkasnya. (Fat)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini