Edi Kamtono : Akhir 2019 Seluruh Kantin Sekolah Menjadi Kantin Sehat
KalbarOnline, Pontianak – Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Pontianak menggandeng Pramuka sebagai Duta Keamanan Pangan. Kepala BBPOM Pontianak, Susan Gracia Arpan mengatakan, dalam rangka Bulan Keamanan Pangan pihaknya berkolaborasi dengan Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka Kalbar dengan melibatkan para pramuka sebagai Duta Keamanan Pangan.
“Kita harapkan adik-adik Pramuka ini sebagai Duta Keamanan Pangan atau perpanjangan tangan dari Badan POM untuk meneruskan informasi terkait keamanan pangan,” jelasnya pada Peringatan Bulan Keamanan Pangan di Hotel Ibis Pontianak, Selasa (18/12/2018).
Susan menjelaskan, terkait keamanan pangan, ada tiga hal yang harus diperhatikan pada produk pangan. Produk pangan yang diolah harus bebas dari tiga bahaya, yakni bahaya fisik, bahaya kimia dan bahaya mikrobiologi.
Lebih detail, diuraikannya, bahaya kimia apabila mengandung bahan tambahan pengawet berlebihan atau bahan yang berbahaya bagi kesehatan. Sedangkan bahaya mikrobiologi misalnya tercemar dengan mikroorganisme atau bakteri. Kemudian, bahaya fisik misalnya isi staples yang tertinggal dalam makanan dan sebagainya.
“Jadi harus bebas dari ketiga bahaya tersebut,” ungkapnya.
Sebagai Duta Keamanan Pangan, lanjut dia, harus memahami betul tentang keamanan pangan. Mulai dari cara produksi pangan yang baik, higienisasi yang baik, penggunaan bahan tambahan pangan dan sebagainya.
“Semua materi keamanan pangan harus diketahui dan dipahami oleh para duta keamanan pangan yang nanti akan meneruskan informasi ini ke lingkungan yang lebih luas lagi,” terang Susan.
Ia pun menyebut, indikator keamanan pangan di Kota Pontianak terlihat pada saat pengawasan takjil beberapa waktu lalu. Sebagian besar pangan takjil yang ada di Pontianak dan Kalbar umumnya relatif aman semua. Tidak ada yang tidak memenuhi syarat keamanan pangan.
“Jadi itu merupakan satu indikator bahwa masyarakat sudah sadar, artinya pengolah-pengolah pangan tradisional sudah sadar bahwa harus membuat pangan yang aman,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga memiliki program Piagam Bintang Keamanan Pangan. Program ini ditujukan terhadap sekolah-sekolah yang menerapkan kantin sehat dan baik di sekolahnya masing-masing. Melalui program itu, tim menilai kantin-kantin sekolah yang masuk kriteria kantin sehat.
“Ternyata ada sepuluh sekolah yang berhasil menampilkan kantin sehat atau kantin yang baik, bebas dari bahan berbahaya dan produk pangan yang disajikan juga bagus,” imbuh Susan.
Sementara Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menyambut baik digelarnya kegiatan ini, di mana melibatkan Pramuka untuk menciptakan kantin sehat di sekolah dengan jajanan yang sehat.
“Kita harapkan di akhir tahun 2019 seluruh kantin sekolh yang ada di Kota Pontianak sudah menjadi kantin sehat,” ucapnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, kata Edi, berkomitmen menjadikan kantin sekolah sebagai kantin sehat yang representatif dengan makanan yang sehat pula. Selain kantin sehat, pihaknya juga akan menertibkan dan membina para pedagang makanan atau jajanan yang ada di sekitar luar sekolah.
“Mereka ini kan para pedagang yang mencari penghidupan tetapi kita akan bina mereka supaya mereka menjual makanan yang sehat. Kita akan tata ulang mereka, kalau keberadaan mereka mengganggu ketertiban umum maka akan kita tertibkan,” pungkasnya.
Adapun sepuluh sekolah yang terpilih sebagai Kantin Sehat dan menerima Piagam Bintang Keamanan Pangan adalah SD Pelita Cemerlang, SD Mazmur 21, SD Suster, SDN 27 Pontianak Timur, SDIT Al Fityan, SD Muhammadiyah 2, SDN 09 Sungai Raya, SMAN 1 Pontianak, SMA Bina Mulia dan SMA Immanuel. (jim)
Comment