Nasional    

900 Pendidik di Kaltim Telah Dilatih Siapkan Siswa Hadapi Era Industri 4.0

Oleh : Jauhari Fatria
Rabu, 19 Desember 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline,

Nasional – Sebanyak 900 pendidik di Kalimantan

Timur, baik dari kalangan guru, Kepala Sekolah, pengawas, Dinas Pendidikan, Kemenag

dan bahkan dosen-dosen perguruan tinggi telah mendapatkan pelatihan progam

PINTAR (Pengembangan Inovasi dan Kualitas Pembelajaran) dari Tanoto Foundation.

Pelatihan yang berlangsung mulai bulan

September-November 2018 tersebut diikuti para pendidik sekolah dari dua

kabupaten mitra program yaitu Balikpapan dan Kutai Kartanegara dan sekolah

mitra dan dosen dari Universitas Mulawarman dan IAIN Samarinda.

Pelatihan tersebut meliputi beberapa aspek.

Pertama, manajemen berbasis sekolah. Kedua, pelatihan pembelajaran dan ketiga, pelatihan

literasi untuk mengenalkan berbagai stretegi meningkatkan literasi anak didik.

Manajemen berbasis sekolah fokus pada dukungan

manajemen terhadap pembelajaran di kelas. Sedangkan pembelajaran yang

dikenalkan adalah pembelajaran aktif dengan pendekatan MIKIR atau mengalami,

interaksi, komunikasi dan refleksi.

Pendekatan ini dikhususkan untuk membekali

para siswa memiliki lima kompetensi dasar untuk bisa bersaing di era industry

4.0, yaitu: kemampuan berpikir kritis, berkreasi, berkomunikasi, berkolaborasi

dan tampil percaya diri.

“Untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kritis, dalam MIKIR dilakukan dengan melibatkan para siswa untuk mengamati,

mengobservasi dan menganalisis suatu topik khusus dalam mata pelajaran, sampai

menyimpulkan secara rasional. Para siswa tidak lagi hanya menerima pengetahuan

dari guru lewat ceramah. Mereka mencari sendiri dan menyimpulkan sendiri, tentu

dibawah fasilitasi guru,” ujar Khundori Muhammad, spesialis pembelajaran

sekolah dasar program Tanoto Foundation Kaltim, Selasa (18/12/2018).

Selama pelatihan, para pendidik juga

dilatih untuk membuat pertanyaan tingkat tinggi yang bisa mengarahkan siswa

untuk berpikir kritis.

Menurut Khundori, kemampuan berkreasi

didorong dengan melibatkan anak-anak untuk menjawab lembar kerja siswa yang mengarahkan

siswa untuk kreatif.

“Salah satu tujuan pelatihan PINTAR adalah

guru mampu membuat pertanyaan yang mendorong siswa berpikir sendiri secara

kritis dan kreatif. Selama pelatihan, kami menyaksikan banyak guru belum

memiliki kemampuan untuk itu,” tambahnya

Sedangkan untuk membangun kemampuan

berkolaborasi, para siswa diarahkan untuk belajar secara berkelompok atau

berpasangan, berbagi ide gagasan, dan berdiskusi ilmiah.

“Sudah dibuktikan bahwa kerja kolaboratif

ilmiah telah melahirkan raksasa-raksasa industri seperti  google, whats app dan lain-lain.

Raksasa-raksasa Industri tersebut ditemukan berkat kerja kolaboratif ilmiah,

bukan hanya satu orang,” imbuhnya.

Para siswa juga diasah percaya dirinya

dengan banyak kegiatan, diantaranya tampil presentasi di depan kelas.

“Era Industri 4.0 adalah era informasi

digital dan era disrupsi yang membutuhkan kompetensi seperti itu. Banyak pabrik

besar, yang jatuh karena kurang kreatifitas dan banyak industry kecil meraksasa

karena kreatif mencari peluang memanfaatkan kecanggihan teknologi,” tukasnya.

Penyebarluasan

Program secara Mandiri

Program pembelajaran PINTAR telah menarik

para pendidik di sekolah untuk menyebarluaskan ke para guru yang belum

mendapatkan pelatihan. Sekolah-sekolah tersebut melatih para guru dengan biaya

sendiri.

Hal ini seperti yang dilakukan oleh

sekolah- sekolah di Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara

yaitu SDN 03, 07, 08 dan 027 yang melibatkan 34 guru, SD 007 Muara Jawa dengan

peserta 22 orang, MI Sentra Cendekia Muslim Balikpapan dan lain-lain.

Kemenag Balikpapan juga telah meminta pada

Tanoto Foundation melatih 265 guru yang berasal dari 24 madrasah ibtidayah yang

akan dilaksanakan pada 5 Januari sampai Februari 2019.

“Karena mereka menganggap pelatihan ini

sangat bagus, mereka sukarela membuat pelatihan mandiri. Harapan kita

pemerintah nanti mengalokasikan dalam APBD khusus untuk penyebarluasan

pelatihan ini, supaya persebarannya semakin massif dan kualitas pembelajaran di

daerah mitra meningkat secara merata,” jelas Khundori.

Lahir

dari Passion Meningkatkan Kualitas

Pendidikan

Anggota Dewan Pembinda Tanoto Foundation,

Belinda Tanoto menyatakan semua program ini dibiayai oleh keluarga Tanoto dari

uang pribadi mereka atau bersifat filantropis.

“Kami membiayai program  yang berlangsung di lima provinsi ini secara

sukarela karena passion kami yang besar untuk meningkatkan kualitas

pendidikan,” ujarnya.

Keinginan kuat untuk melakukan itu karena

latar belakang pak Sukanto Tanoto yang terpaksa putus sekolah menengah demi

membantu orang tuanya bekerja.

“Kami percaya tidak boleh lagi ada yang

putus sekolah dan pendidikan yang berkualitas mempercepat kesetaraan peluang

bagi semua orang untuk maju berkembang, ” ujarnya.

Sebelumnya sejak tahun 2010, Tanoto

Foundation telah menjalankan program peningkatan kualitas pendidikan, atau

Pelita Pendidikan. Program ini telah bermitra dengan lebih dari 500 sekolah

yang menjangkau 43.000 siswa, serta meningkatkan kapasitas dan kompetensi lebih

dari 5.000 guru di tiga provinsi, yaitu Sumatera Utara, Riau dan Jambi.

PINTAR adalah kelanjutan dan pengembangan

program Pelita Pendidikan yang  juga

dirancang untuk menjawab tantangan sistem pendidikan di Indonesia yang

kompleks, di mana Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara dengan

sistem pendidikan terbesar, setelah China, India dan Amerika Serikat.

Lebih dari 250.000 sekolah tersebar di

seluruh Nusantara, serta lebih dari 2,6 juta guru dan 50 juta murid. Program

PINTAR diharapkan memberi dampak yang lebih dalam dan menjangkau wilayah

Indonesia lebih luas.

Mulai tahun 2018 program PINTAR diperluas

ke 14 kabupaten dan kota dan 10 LPTK di 5 provinsi, yaitu Sumatera Utara, Riau,

Jambi, Jawa Tengah, Kalimantan Timur dan akan berkembang ke 30 daerah dan

bermitra dengan 810 sekolah pada tahun 2019. Bekerja sama dengan pemerintah,

yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian

Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, pemerintah provinsi, serta pemerintah kabupaten

dan kota, pada 2022 program PINTAR ditargetkan menjangkau 12.000 sekolah di

Indonesia. (JJ/KO)

Artikel Selanjutnya
Teknisi Nissan Indonesia Raih Medali Perak di Kompetisi World Skill Asia 2018
Rabu, 19 Desember 2018
Artikel Sebelumnya
BBPOM Rangkul Pramuka sebagai Duta Keamanan Pangan
Rabu, 19 Desember 2018

Berita terkait