Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 19 Desember 2018 |
KalbarOnline,
Nasional – Sebanyak 900 pendidik di Kalimantan
Timur, baik dari kalangan guru, Kepala Sekolah, pengawas, Dinas Pendidikan, Kemenag
dan bahkan dosen-dosen perguruan tinggi telah mendapatkan pelatihan progam
PINTAR (Pengembangan Inovasi dan Kualitas Pembelajaran) dari Tanoto Foundation.
Pelatihan yang berlangsung mulai bulan
September-November 2018 tersebut diikuti para pendidik sekolah dari dua
kabupaten mitra program yaitu Balikpapan dan Kutai Kartanegara dan sekolah
mitra dan dosen dari Universitas Mulawarman dan IAIN Samarinda.
Pelatihan tersebut meliputi beberapa aspek.
Pertama, manajemen berbasis sekolah. Kedua, pelatihan pembelajaran dan ketiga, pelatihan
literasi untuk mengenalkan berbagai stretegi meningkatkan literasi anak didik.
Manajemen berbasis sekolah fokus pada dukungan
manajemen terhadap pembelajaran di kelas. Sedangkan pembelajaran yang
dikenalkan adalah pembelajaran aktif dengan pendekatan MIKIR atau mengalami,
interaksi, komunikasi dan refleksi.
Pendekatan ini dikhususkan untuk membekali
para siswa memiliki lima kompetensi dasar untuk bisa bersaing di era industry
4.0, yaitu: kemampuan berpikir kritis, berkreasi, berkomunikasi, berkolaborasi
dan tampil percaya diri.
“Untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis, dalam MIKIR dilakukan dengan melibatkan para siswa untuk mengamati,
mengobservasi dan menganalisis suatu topik khusus dalam mata pelajaran, sampai
menyimpulkan secara rasional. Para siswa tidak lagi hanya menerima pengetahuan
dari guru lewat ceramah. Mereka mencari sendiri dan menyimpulkan sendiri, tentu
dibawah fasilitasi guru,” ujar Khundori Muhammad, spesialis pembelajaran
sekolah dasar program Tanoto Foundation Kaltim, Selasa (18/12/2018).
Selama pelatihan, para pendidik juga
dilatih untuk membuat pertanyaan tingkat tinggi yang bisa mengarahkan siswa
untuk berpikir kritis.
Menurut Khundori, kemampuan berkreasi
didorong dengan melibatkan anak-anak untuk menjawab lembar kerja siswa yang mengarahkan
siswa untuk kreatif.
“Salah satu tujuan pelatihan PINTAR adalah
guru mampu membuat pertanyaan yang mendorong siswa berpikir sendiri secara
kritis dan kreatif. Selama pelatihan, kami menyaksikan banyak guru belum
memiliki kemampuan untuk itu,” tambahnya
Sedangkan untuk membangun kemampuan
berkolaborasi, para siswa diarahkan untuk belajar secara berkelompok atau
berpasangan, berbagi ide gagasan, dan berdiskusi ilmiah.
“Sudah dibuktikan bahwa kerja kolaboratif
ilmiah telah melahirkan raksasa-raksasa industri seperti google, whats app dan lain-lain.
Raksasa-raksasa Industri tersebut ditemukan berkat kerja kolaboratif ilmiah,
bukan hanya satu orang,” imbuhnya.
Para siswa juga diasah percaya dirinya
dengan banyak kegiatan, diantaranya tampil presentasi di depan kelas.
“Era Industri 4.0 adalah era informasi
digital dan era disrupsi yang membutuhkan kompetensi seperti itu. Banyak pabrik
besar, yang jatuh karena kurang kreatifitas dan banyak industry kecil meraksasa
karena kreatif mencari peluang memanfaatkan kecanggihan teknologi,” tukasnya.
Penyebarluasan
Program secara Mandiri
Program pembelajaran PINTAR telah menarik
para pendidik di sekolah untuk menyebarluaskan ke para guru yang belum
mendapatkan pelatihan. Sekolah-sekolah tersebut melatih para guru dengan biaya
sendiri.
Hal ini seperti yang dilakukan oleh
sekolah- sekolah di Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara
yaitu SDN 03, 07, 08 dan 027 yang melibatkan 34 guru, SD 007 Muara Jawa dengan
peserta 22 orang, MI Sentra Cendekia Muslim Balikpapan dan lain-lain.
Kemenag Balikpapan juga telah meminta pada
Tanoto Foundation melatih 265 guru yang berasal dari 24 madrasah ibtidayah yang
akan dilaksanakan pada 5 Januari sampai Februari 2019.
“Karena mereka menganggap pelatihan ini
sangat bagus, mereka sukarela membuat pelatihan mandiri. Harapan kita
pemerintah nanti mengalokasikan dalam APBD khusus untuk penyebarluasan
pelatihan ini, supaya persebarannya semakin massif dan kualitas pembelajaran di
daerah mitra meningkat secara merata,” jelas Khundori.
Lahir
dari Passion Meningkatkan Kualitas
Pendidikan
Anggota Dewan Pembinda Tanoto Foundation,
Belinda Tanoto menyatakan semua program ini dibiayai oleh keluarga Tanoto dari
uang pribadi mereka atau bersifat filantropis.
“Kami membiayai program yang berlangsung di lima provinsi ini secara
sukarela karena passion kami yang besar untuk meningkatkan kualitas
pendidikan,” ujarnya.
Keinginan kuat untuk melakukan itu karena
latar belakang pak Sukanto Tanoto yang terpaksa putus sekolah menengah demi
membantu orang tuanya bekerja.
“Kami percaya tidak boleh lagi ada yang
putus sekolah dan pendidikan yang berkualitas mempercepat kesetaraan peluang
bagi semua orang untuk maju berkembang, ” ujarnya.
Sebelumnya sejak tahun 2010, Tanoto
Foundation telah menjalankan program peningkatan kualitas pendidikan, atau
Pelita Pendidikan. Program ini telah bermitra dengan lebih dari 500 sekolah
yang menjangkau 43.000 siswa, serta meningkatkan kapasitas dan kompetensi lebih
dari 5.000 guru di tiga provinsi, yaitu Sumatera Utara, Riau dan Jambi.
PINTAR adalah kelanjutan dan pengembangan
program Pelita Pendidikan yang juga
dirancang untuk menjawab tantangan sistem pendidikan di Indonesia yang
kompleks, di mana Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara dengan
sistem pendidikan terbesar, setelah China, India dan Amerika Serikat.
Lebih dari 250.000 sekolah tersebar di
seluruh Nusantara, serta lebih dari 2,6 juta guru dan 50 juta murid. Program
PINTAR diharapkan memberi dampak yang lebih dalam dan menjangkau wilayah
Indonesia lebih luas.
Mulai tahun 2018 program PINTAR diperluas
ke 14 kabupaten dan kota dan 10 LPTK di 5 provinsi, yaitu Sumatera Utara, Riau,
Jambi, Jawa Tengah, Kalimantan Timur dan akan berkembang ke 30 daerah dan
bermitra dengan 810 sekolah pada tahun 2019. Bekerja sama dengan pemerintah,
yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, pemerintah provinsi, serta pemerintah kabupaten
dan kota, pada 2022 program PINTAR ditargetkan menjangkau 12.000 sekolah di
Indonesia. (JJ/KO)
KalbarOnline,
Nasional – Sebanyak 900 pendidik di Kalimantan
Timur, baik dari kalangan guru, Kepala Sekolah, pengawas, Dinas Pendidikan, Kemenag
dan bahkan dosen-dosen perguruan tinggi telah mendapatkan pelatihan progam
PINTAR (Pengembangan Inovasi dan Kualitas Pembelajaran) dari Tanoto Foundation.
Pelatihan yang berlangsung mulai bulan
September-November 2018 tersebut diikuti para pendidik sekolah dari dua
kabupaten mitra program yaitu Balikpapan dan Kutai Kartanegara dan sekolah
mitra dan dosen dari Universitas Mulawarman dan IAIN Samarinda.
Pelatihan tersebut meliputi beberapa aspek.
Pertama, manajemen berbasis sekolah. Kedua, pelatihan pembelajaran dan ketiga, pelatihan
literasi untuk mengenalkan berbagai stretegi meningkatkan literasi anak didik.
Manajemen berbasis sekolah fokus pada dukungan
manajemen terhadap pembelajaran di kelas. Sedangkan pembelajaran yang
dikenalkan adalah pembelajaran aktif dengan pendekatan MIKIR atau mengalami,
interaksi, komunikasi dan refleksi.
Pendekatan ini dikhususkan untuk membekali
para siswa memiliki lima kompetensi dasar untuk bisa bersaing di era industry
4.0, yaitu: kemampuan berpikir kritis, berkreasi, berkomunikasi, berkolaborasi
dan tampil percaya diri.
“Untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis, dalam MIKIR dilakukan dengan melibatkan para siswa untuk mengamati,
mengobservasi dan menganalisis suatu topik khusus dalam mata pelajaran, sampai
menyimpulkan secara rasional. Para siswa tidak lagi hanya menerima pengetahuan
dari guru lewat ceramah. Mereka mencari sendiri dan menyimpulkan sendiri, tentu
dibawah fasilitasi guru,” ujar Khundori Muhammad, spesialis pembelajaran
sekolah dasar program Tanoto Foundation Kaltim, Selasa (18/12/2018).
Selama pelatihan, para pendidik juga
dilatih untuk membuat pertanyaan tingkat tinggi yang bisa mengarahkan siswa
untuk berpikir kritis.
Menurut Khundori, kemampuan berkreasi
didorong dengan melibatkan anak-anak untuk menjawab lembar kerja siswa yang mengarahkan
siswa untuk kreatif.
“Salah satu tujuan pelatihan PINTAR adalah
guru mampu membuat pertanyaan yang mendorong siswa berpikir sendiri secara
kritis dan kreatif. Selama pelatihan, kami menyaksikan banyak guru belum
memiliki kemampuan untuk itu,” tambahnya
Sedangkan untuk membangun kemampuan
berkolaborasi, para siswa diarahkan untuk belajar secara berkelompok atau
berpasangan, berbagi ide gagasan, dan berdiskusi ilmiah.
“Sudah dibuktikan bahwa kerja kolaboratif
ilmiah telah melahirkan raksasa-raksasa industri seperti google, whats app dan lain-lain.
Raksasa-raksasa Industri tersebut ditemukan berkat kerja kolaboratif ilmiah,
bukan hanya satu orang,” imbuhnya.
Para siswa juga diasah percaya dirinya
dengan banyak kegiatan, diantaranya tampil presentasi di depan kelas.
“Era Industri 4.0 adalah era informasi
digital dan era disrupsi yang membutuhkan kompetensi seperti itu. Banyak pabrik
besar, yang jatuh karena kurang kreatifitas dan banyak industry kecil meraksasa
karena kreatif mencari peluang memanfaatkan kecanggihan teknologi,” tukasnya.
Penyebarluasan
Program secara Mandiri
Program pembelajaran PINTAR telah menarik
para pendidik di sekolah untuk menyebarluaskan ke para guru yang belum
mendapatkan pelatihan. Sekolah-sekolah tersebut melatih para guru dengan biaya
sendiri.
Hal ini seperti yang dilakukan oleh
sekolah- sekolah di Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara
yaitu SDN 03, 07, 08 dan 027 yang melibatkan 34 guru, SD 007 Muara Jawa dengan
peserta 22 orang, MI Sentra Cendekia Muslim Balikpapan dan lain-lain.
Kemenag Balikpapan juga telah meminta pada
Tanoto Foundation melatih 265 guru yang berasal dari 24 madrasah ibtidayah yang
akan dilaksanakan pada 5 Januari sampai Februari 2019.
“Karena mereka menganggap pelatihan ini
sangat bagus, mereka sukarela membuat pelatihan mandiri. Harapan kita
pemerintah nanti mengalokasikan dalam APBD khusus untuk penyebarluasan
pelatihan ini, supaya persebarannya semakin massif dan kualitas pembelajaran di
daerah mitra meningkat secara merata,” jelas Khundori.
Lahir
dari Passion Meningkatkan Kualitas
Pendidikan
Anggota Dewan Pembinda Tanoto Foundation,
Belinda Tanoto menyatakan semua program ini dibiayai oleh keluarga Tanoto dari
uang pribadi mereka atau bersifat filantropis.
“Kami membiayai program yang berlangsung di lima provinsi ini secara
sukarela karena passion kami yang besar untuk meningkatkan kualitas
pendidikan,” ujarnya.
Keinginan kuat untuk melakukan itu karena
latar belakang pak Sukanto Tanoto yang terpaksa putus sekolah menengah demi
membantu orang tuanya bekerja.
“Kami percaya tidak boleh lagi ada yang
putus sekolah dan pendidikan yang berkualitas mempercepat kesetaraan peluang
bagi semua orang untuk maju berkembang, ” ujarnya.
Sebelumnya sejak tahun 2010, Tanoto
Foundation telah menjalankan program peningkatan kualitas pendidikan, atau
Pelita Pendidikan. Program ini telah bermitra dengan lebih dari 500 sekolah
yang menjangkau 43.000 siswa, serta meningkatkan kapasitas dan kompetensi lebih
dari 5.000 guru di tiga provinsi, yaitu Sumatera Utara, Riau dan Jambi.
PINTAR adalah kelanjutan dan pengembangan
program Pelita Pendidikan yang juga
dirancang untuk menjawab tantangan sistem pendidikan di Indonesia yang
kompleks, di mana Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara dengan
sistem pendidikan terbesar, setelah China, India dan Amerika Serikat.
Lebih dari 250.000 sekolah tersebar di
seluruh Nusantara, serta lebih dari 2,6 juta guru dan 50 juta murid. Program
PINTAR diharapkan memberi dampak yang lebih dalam dan menjangkau wilayah
Indonesia lebih luas.
Mulai tahun 2018 program PINTAR diperluas
ke 14 kabupaten dan kota dan 10 LPTK di 5 provinsi, yaitu Sumatera Utara, Riau,
Jambi, Jawa Tengah, Kalimantan Timur dan akan berkembang ke 30 daerah dan
bermitra dengan 810 sekolah pada tahun 2019. Bekerja sama dengan pemerintah,
yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, pemerintah provinsi, serta pemerintah kabupaten
dan kota, pada 2022 program PINTAR ditargetkan menjangkau 12.000 sekolah di
Indonesia. (JJ/KO)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini