Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 25 November 2020 |
KalbarOnline.com – Anjing pelacak biasanya dilatih untuk melacak pelaku kejahatan. Tapi di era pandemi, anjing dilatih untuk ikut melacak kasus Covid-19.
Dilansir dari Science Times, Rabu (25/11), tiga anjing yaitu Asher, Strom dan Maple di Prancis, semuanya dapat memainkan peran penting dalam mitigasi pandemi Covid-19. Mereka bukan satu-satunya anjing yang dapat berkontribusi untuk mengendalikan memburuknya krisis kesehatan global ini. Secara global, anjing menjalani pelatihan agar dapat mendeteksi bau infeksi Covid-19.
Pelatih anjing mengklaim hasil yang luar biasa ditunjukkan oleh hewan tersebut. Mereka mengklaim anjing dapat mengidentifikasi virus dengan akurasi yang hampir sempurna.
Para ilmuwan yang terlibat dalam inisiatif tersebut mengusulkan bahwa anjing dapat membantu mengendalikan pandemi. Sebab anjing dapat menyaring ratusan individu dalam 1 jam di lokasi sibuk seperti stadion olahraga atau bandara. Anjing juga lebih murah untuk dijalankan dibandingkan dengan pendekatan pengujian konvensional seperti teknik amplifikasi PCR.
Namun, sebagian besar temuan ini belum dipublikasikan, sehingga menantang komunitas ilmiah skala besar untuk menyelidiki klaim tersebut. Para ilmuwan menilai penelitian ini menjanjikan.
Sedangkan, menurut seorang ahli saraf hewan di Universitas Kedokteran Hewan Hanover di Jerman Holger Volk, tidak ada yang mengatakan anjing dapat mengganti mesin PCR. Meski begitu, anjing pelacak bisa sangat menjanjikan untuk skrining awal. Volk juga memimpin inisiatif untuk melatih dan menyelidiki anjing pelacak Covid-19.
Dalam proyek ini, para peneliti melatih 8 anjing pada sampel yang diambil dari tenggorokan dan mulut 7 orang yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 dan 7 individu yang tidak terinfeksi. Hasilnya, anjing-anjing itu mampu mengidentifikasi 83 persen kasus positif Covid-19 dan 96 persen negatif.
Dalam studi seorang peneliti bernama Cynthia Otto, yang memimpin Penn Vet Working on Dog Center di University of Pennsylvania di Philadelphia, menemukan bahwa anjing dapat menentukan perbedaan antara sampel keringat atau urin dari individu yang terinfeksi dan tidak.
Otto, menegaskan penelitian ini sedang ditinjau ulang. Dalam inisiatif untuk mengumpulkan tempat data yang besar, timnya mengumpulkan sampel keringat dari 1.000 kemeja yang dikenakan semalam oleh individu yang dites positif dan negatif terkena virus. Hasilnya masih akan diteliti lebih lanjut.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Anjing pelacak biasanya dilatih untuk melacak pelaku kejahatan. Tapi di era pandemi, anjing dilatih untuk ikut melacak kasus Covid-19.
Dilansir dari Science Times, Rabu (25/11), tiga anjing yaitu Asher, Strom dan Maple di Prancis, semuanya dapat memainkan peran penting dalam mitigasi pandemi Covid-19. Mereka bukan satu-satunya anjing yang dapat berkontribusi untuk mengendalikan memburuknya krisis kesehatan global ini. Secara global, anjing menjalani pelatihan agar dapat mendeteksi bau infeksi Covid-19.
Pelatih anjing mengklaim hasil yang luar biasa ditunjukkan oleh hewan tersebut. Mereka mengklaim anjing dapat mengidentifikasi virus dengan akurasi yang hampir sempurna.
Para ilmuwan yang terlibat dalam inisiatif tersebut mengusulkan bahwa anjing dapat membantu mengendalikan pandemi. Sebab anjing dapat menyaring ratusan individu dalam 1 jam di lokasi sibuk seperti stadion olahraga atau bandara. Anjing juga lebih murah untuk dijalankan dibandingkan dengan pendekatan pengujian konvensional seperti teknik amplifikasi PCR.
Namun, sebagian besar temuan ini belum dipublikasikan, sehingga menantang komunitas ilmiah skala besar untuk menyelidiki klaim tersebut. Para ilmuwan menilai penelitian ini menjanjikan.
Sedangkan, menurut seorang ahli saraf hewan di Universitas Kedokteran Hewan Hanover di Jerman Holger Volk, tidak ada yang mengatakan anjing dapat mengganti mesin PCR. Meski begitu, anjing pelacak bisa sangat menjanjikan untuk skrining awal. Volk juga memimpin inisiatif untuk melatih dan menyelidiki anjing pelacak Covid-19.
Dalam proyek ini, para peneliti melatih 8 anjing pada sampel yang diambil dari tenggorokan dan mulut 7 orang yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 dan 7 individu yang tidak terinfeksi. Hasilnya, anjing-anjing itu mampu mengidentifikasi 83 persen kasus positif Covid-19 dan 96 persen negatif.
Dalam studi seorang peneliti bernama Cynthia Otto, yang memimpin Penn Vet Working on Dog Center di University of Pennsylvania di Philadelphia, menemukan bahwa anjing dapat menentukan perbedaan antara sampel keringat atau urin dari individu yang terinfeksi dan tidak.
Otto, menegaskan penelitian ini sedang ditinjau ulang. Dalam inisiatif untuk mengumpulkan tempat data yang besar, timnya mengumpulkan sampel keringat dari 1.000 kemeja yang dikenakan semalam oleh individu yang dites positif dan negatif terkena virus. Hasilnya masih akan diteliti lebih lanjut.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini