Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 28 Agustus 2019 |
KalbarOnline, Ketapang – Kepala Manggala Agni
Daops Ketapang, Rudi Windra Darisman mengatakan, kebakaran lahan pada tahun 2019
ini cukup luar biasa. Rudi mengatakan, ada beberapa wilayah di Ketapang yang
mengalami kebakaran cukup parah.
“Ada beberapa wilayah yang cukup parah seperti di Kecamatan Matan
Hilir Selatan, Matan Hilir Utara, Muara Pawan dan Kecamatan Kendawangan. Paling
parah itu di Matan Hilir Utara dan Matan Hilir Selatan, termasuk di Sungai
Pelang ini,” ujarnya.
Rudi menjelaskan, luasan lahan yang terbakar
khususnya di Sungai Pelang mencapai 202,7 hektar. Areal yang sudah dipadamkan sebesar
47 hektar. Sementara untuk seluruh Ketapang, lahan yang terbakar sudah mencapai
lebih dari 900 hektar.
“Kebakaran banyak terjadi di lahan gambut. Ada
sekitar 600 hektar lahan gambut yang terbakar,” ungkapnya.
Rudi mengungkapkan, kebakaran di kawasan
Pelang terjadi sejak 13 Agustus lalu. Hingga saat ini petugas masih berjibaku
memadamkan api di lokasi tersebut. Sebanyak 280 personil dikerahkan untuk
memadamkan api dengan 12 unit mobil pemadam serta 30 unit pompa dan tiga unit
helikopeter water bombing dan satu unit helikopter pemantau dikerahkan.
“Sampai saat ini sudah 12 hari pemadaman.
Kendala kita di lapangan itu sumber air yang tidak bisa diakses menggunakan
jalur darat. Jika tidak bisa dipadamkan menggunakan mobil, maka pemadaman
dilakukan dengan menggunakan helikopter,” jelasnya.
Menurut Rudi, kebakaran hebat yang terjadi di
Ketapang hampir semuanya sengaja dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab. Bahkan, sebut Rudi, ada pihak-pihak yang melakukan sabotase.
“Rata-rata kebakaran yang terjadi ini memang
sengaja dibakar. Dari hasil Pulbaket dari teman-teman, memang faktor
kesengajaan. Kemungkinan besar memang disabotase. Cuma sampai saat ini masih
didalami oleh Polisi,” pungkasnya. (Adi LC)
KalbarOnline, Ketapang – Kepala Manggala Agni
Daops Ketapang, Rudi Windra Darisman mengatakan, kebakaran lahan pada tahun 2019
ini cukup luar biasa. Rudi mengatakan, ada beberapa wilayah di Ketapang yang
mengalami kebakaran cukup parah.
“Ada beberapa wilayah yang cukup parah seperti di Kecamatan Matan
Hilir Selatan, Matan Hilir Utara, Muara Pawan dan Kecamatan Kendawangan. Paling
parah itu di Matan Hilir Utara dan Matan Hilir Selatan, termasuk di Sungai
Pelang ini,” ujarnya.
Rudi menjelaskan, luasan lahan yang terbakar
khususnya di Sungai Pelang mencapai 202,7 hektar. Areal yang sudah dipadamkan sebesar
47 hektar. Sementara untuk seluruh Ketapang, lahan yang terbakar sudah mencapai
lebih dari 900 hektar.
“Kebakaran banyak terjadi di lahan gambut. Ada
sekitar 600 hektar lahan gambut yang terbakar,” ungkapnya.
Rudi mengungkapkan, kebakaran di kawasan
Pelang terjadi sejak 13 Agustus lalu. Hingga saat ini petugas masih berjibaku
memadamkan api di lokasi tersebut. Sebanyak 280 personil dikerahkan untuk
memadamkan api dengan 12 unit mobil pemadam serta 30 unit pompa dan tiga unit
helikopeter water bombing dan satu unit helikopter pemantau dikerahkan.
“Sampai saat ini sudah 12 hari pemadaman.
Kendala kita di lapangan itu sumber air yang tidak bisa diakses menggunakan
jalur darat. Jika tidak bisa dipadamkan menggunakan mobil, maka pemadaman
dilakukan dengan menggunakan helikopter,” jelasnya.
Menurut Rudi, kebakaran hebat yang terjadi di
Ketapang hampir semuanya sengaja dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab. Bahkan, sebut Rudi, ada pihak-pihak yang melakukan sabotase.
“Rata-rata kebakaran yang terjadi ini memang
sengaja dibakar. Dari hasil Pulbaket dari teman-teman, memang faktor
kesengajaan. Kemungkinan besar memang disabotase. Cuma sampai saat ini masih
didalami oleh Polisi,” pungkasnya. (Adi LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini