Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 25 Desember 2018 |
KalbarOnline,
Ketapang – Guna mengantisipasi menyebarnya virus
rabies melalui gigitan anjing, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan
Kabupaten Ketapang mengeliminasi ratusan anjing selama tahun 2018. Ada sekitar 225
ekor anjing terpaksa disuntik mati. Mayoritas yang dieliminasi merupakan anjing
liar.
“Jumlah anjing yang paling banyak dieliminasi yaitu di Kecamatan Marau. Ada 84 ekor anjing terpaksa dibunuh karena dikhawatirkan menyebarkan virus rabies,” kata Kepala Bidang Peternakan Dispernakbun Ketapang, Khairul Syahri, Senin (24/12/2018).
Khairul menjelaskan, selain di Kecamatan
Marau, eliminasi anjing juga dilakukan di Kecamatan Kendawangan. Di kecamatan tersebut,
kata dia, jumlah anjing liar terbilang cukup banyak.
“Di Kendawangan ada 50 ekor anjing disuntik
mati. Yang dieliminasi ini hampir semuanya anjing liar,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan, khusus di Kecamatan
Kendawangan sendiri terdapat 837 ekor anjing peliharaan. Jumlah tersebut, diungkapkannya,
sudah diberikan vaksin, sementara anjing tak bertuan atau anjing liar, sebagian
besar sudah dieliminasi.
Menurutnya, eliminasi ini dilakukan guna mengantisipasi
menyebarnya virus rabies yang selama ini
hampir semuanya ditularkan oleh anjing liar.
“Seperti kasus gigitan anjing liar beberapa
waktu lalu di Kendawangan. Anjing liar yang dinyatakan positif mengidap rabies
menggigit dua bocah yang sedang bermain di halamn rumah,” ungkapnya.
Di Kecamatan Kendawangan sendiri, lanjut
dia, kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) juga terbilang banyak. Hingga 17
Desember 2018, sudah ada 22 kasus gigitan anjing. Sementara untuk total GHPR di
Ketapang mencapai 147 kasus.
“Tapi anjing yang menggigit dua bocah di
Kendawangan kemarin kita eliminasi, karena mau diuji lab. Hasilnya positif
rabies,” paparnya.
Ia menambahkan, selama ini pihaknya dalam
melakukan pencegahan terhadap penyebaran virus rabies tidak hanya mengeliminasi
anjing anjing liar. Namun , juga memberikan vaksin kepada anjing peliharaan.
“Sudah ada sekitar 3.500 ekor anjing yang
diberikan vaksin anti rabies. Eliminasi dan pemberian vaksin ini masih akan
terus kita lakukan,” pungkasnya. (Adi LC)
KalbarOnline,
Ketapang – Guna mengantisipasi menyebarnya virus
rabies melalui gigitan anjing, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan
Kabupaten Ketapang mengeliminasi ratusan anjing selama tahun 2018. Ada sekitar 225
ekor anjing terpaksa disuntik mati. Mayoritas yang dieliminasi merupakan anjing
liar.
“Jumlah anjing yang paling banyak dieliminasi yaitu di Kecamatan Marau. Ada 84 ekor anjing terpaksa dibunuh karena dikhawatirkan menyebarkan virus rabies,” kata Kepala Bidang Peternakan Dispernakbun Ketapang, Khairul Syahri, Senin (24/12/2018).
Khairul menjelaskan, selain di Kecamatan
Marau, eliminasi anjing juga dilakukan di Kecamatan Kendawangan. Di kecamatan tersebut,
kata dia, jumlah anjing liar terbilang cukup banyak.
“Di Kendawangan ada 50 ekor anjing disuntik
mati. Yang dieliminasi ini hampir semuanya anjing liar,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan, khusus di Kecamatan
Kendawangan sendiri terdapat 837 ekor anjing peliharaan. Jumlah tersebut, diungkapkannya,
sudah diberikan vaksin, sementara anjing tak bertuan atau anjing liar, sebagian
besar sudah dieliminasi.
Menurutnya, eliminasi ini dilakukan guna mengantisipasi
menyebarnya virus rabies yang selama ini
hampir semuanya ditularkan oleh anjing liar.
“Seperti kasus gigitan anjing liar beberapa
waktu lalu di Kendawangan. Anjing liar yang dinyatakan positif mengidap rabies
menggigit dua bocah yang sedang bermain di halamn rumah,” ungkapnya.
Di Kecamatan Kendawangan sendiri, lanjut
dia, kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) juga terbilang banyak. Hingga 17
Desember 2018, sudah ada 22 kasus gigitan anjing. Sementara untuk total GHPR di
Ketapang mencapai 147 kasus.
“Tapi anjing yang menggigit dua bocah di
Kendawangan kemarin kita eliminasi, karena mau diuji lab. Hasilnya positif
rabies,” paparnya.
Ia menambahkan, selama ini pihaknya dalam
melakukan pencegahan terhadap penyebaran virus rabies tidak hanya mengeliminasi
anjing anjing liar. Namun , juga memberikan vaksin kepada anjing peliharaan.
“Sudah ada sekitar 3.500 ekor anjing yang
diberikan vaksin anti rabies. Eliminasi dan pemberian vaksin ini masih akan
terus kita lakukan,” pungkasnya. (Adi LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini