Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 02 Januari 2019 |
KalbarOnline,
Ketapang – Ratusan warga Dusun Sungai Tengar, Desa
Mekar Utama, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang meninggalkan rumah, memilih
mengungsi ke wilayah Dusun Sukaria lantaran panik terhadap gelombang tinggi
atau pasang di perairan Kendawangan. Kepanikan warga bertambah setelah adanya
informasi hoax mengenai potensi Tsunami di wilayah tersebut, Selasa (1/1/2018) dini
hari.
Sejumlah foto dan video warga yang
meninggalkan rumah dan menaiki kendaraan mulai dari roda dua hingga truk besar
beredar di media sosial. Dalam foto dan video yang tersebar itu, terdengar
suara kepanikan warga yang merekam kondisi jalanan di Dusun Sungai Tengar
sekitar pukul 03.40 WIB.
Dalam video tersebut warga yang merekam
mengatakan kalau kondisi air laut mulai pasang ditambah angin kencang sehingga
masyarakat waspada dan mencari tempat pengungsian yang aman.
Kepala Dusun Sungai Tengar, Aguslan
membenarkan adanya warga yang mengungsi akibat air pasang laut terjadi di tambah
informasi mengenai adanya potensi tsunami yang membuat warganya panik dan memilih
mengungsi.
“Tidak tau juga informasi dari mana soal
akan ada tsunami yang membuat warga panik dan mengungsi ke Dusun Sukaria dan
beberapa tempat lainnya,” ucapnya, Selasa (1/1/2018).
Mendengar informasi tersebut, Agus tak langsung
percaya lantaran tidak ada informasi dari pihak berwenang, di tambah lagi pihak
Polsek dan terkait lainnya menyikapi informasi dan menyampaikan kalau informasi
tsunami tidaklah benar atau hoax.
“Memang air laut pasang dan itu wajar. Itu biasa
terjadi seperti tahun sebelumnya, hanya yang membuat warga panik cuaca tadi
malam ekstrim lantaran adanya hujan, petir dan angin kencang,” imbuhnya.
Agus berharap, pihak terkait yakni BMKG
melalui Pemerintah bisa dapat menginformasikan ke masyarakat mengenai update terbaru cuaca agar bisa dipahami
dan dimaklumi masyarakat sehingga masyarakat tidak mudah panik dan terpancing
informasi hoax lantaran tentunya kejadian-kejadian yang terjadi di beberapa
wilayah seperti di Banten membuat warganya merasa ketakutan dan mudah terpancing
informasi tidak benar.
Sementara Camat Kendawangan, Asdewi turut membenarkan
informasi pengungsian yang dilakukan warga Sungai Tengar. Menurutnya warga yang
mengungsi lantaran panik terhadap gelombang laut tinggi di tambah adanya
informasi hoax mengenai potensi tsunami di wilayahnya.
“Memang warga sempat belarian dan mengungsi
di wilayah lebih tinggi di Sukaria karena adanya informasi hoax dari pihak yang
tak bertanggung jawab mengenai adanya potensi tsunami di Sungai Tengar,” ujarnya.
Namun Asdewi mengakui bahwa kondisi di lapangan
memang benar terdapat gelombang pasang di laut sebab kondisi seperti ini pada
musim-musim tertentu setiap tahun terjadi, hanya saja gelombang pasang tidak sampai
masuk ke pemukiman warga.
“Hanya saja, karena adanya informasi hoax
soal potensi tsunami itu yang kemungkinan membuat warga panik dan mengungsi,
padahal itu tidak benar. Saat ini warga mengungsi sudah pulang ke rumah
masing-masing setelah pihak Polsek, Koramil memberikan penjelasan kepada warga,”
tukasnya.
Asdewi juga menjelaskan bahwa kondisi
kepanikan bisa juga terjadi akibat terpengaruh oleh kejadian-kejadian alam yang
sebelumnya terjadi di beberapa wilayah di Indonesia sehingga ketika adanya
informasi hoax masyarakat dengan mudah mempercayainya.
Oleh karenanya, Asdewi mengimbau masyarakat
khususnya di Kendawangan agar tidak mudah terpengaruh dengan informasi yang
tidak jelas asal usul dan kebenarannya.
“Jangan percaya info yang tidak bisa
dipertanggungjawabkan, masyarakat jangan panik, selalu waspada terutama kepada
para nelayan yang melaut karena kondisi saat ini kemungkinan gelombang tinggi
di lautan masih ada,” pungkasnya. (Adi LC)
KalbarOnline,
Ketapang – Ratusan warga Dusun Sungai Tengar, Desa
Mekar Utama, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang meninggalkan rumah, memilih
mengungsi ke wilayah Dusun Sukaria lantaran panik terhadap gelombang tinggi
atau pasang di perairan Kendawangan. Kepanikan warga bertambah setelah adanya
informasi hoax mengenai potensi Tsunami di wilayah tersebut, Selasa (1/1/2018) dini
hari.
Sejumlah foto dan video warga yang
meninggalkan rumah dan menaiki kendaraan mulai dari roda dua hingga truk besar
beredar di media sosial. Dalam foto dan video yang tersebar itu, terdengar
suara kepanikan warga yang merekam kondisi jalanan di Dusun Sungai Tengar
sekitar pukul 03.40 WIB.
Dalam video tersebut warga yang merekam
mengatakan kalau kondisi air laut mulai pasang ditambah angin kencang sehingga
masyarakat waspada dan mencari tempat pengungsian yang aman.
Kepala Dusun Sungai Tengar, Aguslan
membenarkan adanya warga yang mengungsi akibat air pasang laut terjadi di tambah
informasi mengenai adanya potensi tsunami yang membuat warganya panik dan memilih
mengungsi.
“Tidak tau juga informasi dari mana soal
akan ada tsunami yang membuat warga panik dan mengungsi ke Dusun Sukaria dan
beberapa tempat lainnya,” ucapnya, Selasa (1/1/2018).
Mendengar informasi tersebut, Agus tak langsung
percaya lantaran tidak ada informasi dari pihak berwenang, di tambah lagi pihak
Polsek dan terkait lainnya menyikapi informasi dan menyampaikan kalau informasi
tsunami tidaklah benar atau hoax.
“Memang air laut pasang dan itu wajar. Itu biasa
terjadi seperti tahun sebelumnya, hanya yang membuat warga panik cuaca tadi
malam ekstrim lantaran adanya hujan, petir dan angin kencang,” imbuhnya.
Agus berharap, pihak terkait yakni BMKG
melalui Pemerintah bisa dapat menginformasikan ke masyarakat mengenai update terbaru cuaca agar bisa dipahami
dan dimaklumi masyarakat sehingga masyarakat tidak mudah panik dan terpancing
informasi hoax lantaran tentunya kejadian-kejadian yang terjadi di beberapa
wilayah seperti di Banten membuat warganya merasa ketakutan dan mudah terpancing
informasi tidak benar.
Sementara Camat Kendawangan, Asdewi turut membenarkan
informasi pengungsian yang dilakukan warga Sungai Tengar. Menurutnya warga yang
mengungsi lantaran panik terhadap gelombang laut tinggi di tambah adanya
informasi hoax mengenai potensi tsunami di wilayahnya.
“Memang warga sempat belarian dan mengungsi
di wilayah lebih tinggi di Sukaria karena adanya informasi hoax dari pihak yang
tak bertanggung jawab mengenai adanya potensi tsunami di Sungai Tengar,” ujarnya.
Namun Asdewi mengakui bahwa kondisi di lapangan
memang benar terdapat gelombang pasang di laut sebab kondisi seperti ini pada
musim-musim tertentu setiap tahun terjadi, hanya saja gelombang pasang tidak sampai
masuk ke pemukiman warga.
“Hanya saja, karena adanya informasi hoax
soal potensi tsunami itu yang kemungkinan membuat warga panik dan mengungsi,
padahal itu tidak benar. Saat ini warga mengungsi sudah pulang ke rumah
masing-masing setelah pihak Polsek, Koramil memberikan penjelasan kepada warga,”
tukasnya.
Asdewi juga menjelaskan bahwa kondisi
kepanikan bisa juga terjadi akibat terpengaruh oleh kejadian-kejadian alam yang
sebelumnya terjadi di beberapa wilayah di Indonesia sehingga ketika adanya
informasi hoax masyarakat dengan mudah mempercayainya.
Oleh karenanya, Asdewi mengimbau masyarakat
khususnya di Kendawangan agar tidak mudah terpengaruh dengan informasi yang
tidak jelas asal usul dan kebenarannya.
“Jangan percaya info yang tidak bisa
dipertanggungjawabkan, masyarakat jangan panik, selalu waspada terutama kepada
para nelayan yang melaut karena kondisi saat ini kemungkinan gelombang tinggi
di lautan masih ada,” pungkasnya. (Adi LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini