Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Minggu, 13 Januari 2019 |
KalbarOnline, Sekadau – Tepat pada Selasa 1 Januari 2019 lalu, Dermaga
Sungai Asam yang dibangun pada tahun 2012 lalu resmi dibuka untuk
akses penyeberangan masyarakat di tiga kecamatan timur Kabupaten Sekadau.
Namun dermaga yang
terletak di Sungai Ayak I, Kecamatan Belitang Hilir yang seharusnya menjadi
dambaan masyarakat itu, sepertinya jauh dari harapan.
Pasalnya, dermaga yang
telah menelan biaya puluhan milyar tersebut sepertinya hanya dikerjakan asal-asalan.
Misalnya, akses jalan masuk ke dermaga tersebut. Baru sekitar 12 hari
beroperasi, sudah menjadi kubangan lumpur.
Penyeberangan penumpang
dan barang yang sebelumnya dikelola oleh pihak swasta itu, kini beralih ke
dermaga yang lebih aman, nyaman dan efektif serta menggunakan feri untuk
penyeberangan. Langkah pemerintah daerah tersebut tentu mendapat sambutan
hangat warga setempat dan pengguna jasa penyeberangan.
Meski demikian, warga
setempat khususnya para pengguna jasa dermaga tersebut berharap agar pemerintah
daerah mengalokasikan anggaran perbaikan akses masuk.
“Kondisinya rusak
berat dan tidak beraspal, sehingga saat kemarau berdebu dan saat musim hujan
sangat becek dan berlumpur,” ungkap salah seorang supir truk pengguna jasa
dermaga.
Bahkan kondisi jalan
tersebut sudah membuat celaka para penggunanya. Aji (52) salah seorang supir
truk pengangkut kernel menjadi korban kedua setelah sebelumnya truk pengangkut
sembako tercebut ke sungai.
Kini giliran Aji yang kendaraannya
tumbang di jalan keluar Dermaga Sungai Asam. Truk yang dikemudikan Aji tumbang
setelah beberapa meter naik dari lamdor dermaga, dikarenakan jalan yang
dilewati selain berkubang lumpur, juga seperti gelombang air.
“Saya dari sebuah
perusahaan, angkut kernel mau di bawa ke Pontianak, persis di jalan pintu
keluar Dermaga Sungai Asam jalannya hancur. Padahal saya sudah sangat
berhati-hati melewati jalan ini (seraya menunjukkan jalan) namun karena ruas
jalan yang bergelombang parah kecelakaan pun tidak bisa dihindari, mobil yang
saya bawa tumbang di situ,” jelasnya.
Tak sampai disitu, ada
pula beberapa item yang sangat memberatkan para pengguna jasa tersebut. Misalnya
mengenai tarif yang dirasa masyarakat sangat memberatkan. Karena sebelumnya
pada saat dikelola oleh pihak swasta tarif mobil kecil hanya sebesar Rp30
ribu/unit. Setelah resmi dikelola oleh pemerintah, tarifnya kini melonjak sebesar
Rp55 ribu/unit.
Tentu masyarakat
khususnya pengguna jasa dermaga ini berharap pemerintah segera menyelesaikan
dan merespon keluhan-keluhan tersebut agar pembangunan yang dilakukan tersebut
dapat dimanfaatkan dengan optimal. (Mus)
KalbarOnline, Sekadau – Tepat pada Selasa 1 Januari 2019 lalu, Dermaga
Sungai Asam yang dibangun pada tahun 2012 lalu resmi dibuka untuk
akses penyeberangan masyarakat di tiga kecamatan timur Kabupaten Sekadau.
Namun dermaga yang
terletak di Sungai Ayak I, Kecamatan Belitang Hilir yang seharusnya menjadi
dambaan masyarakat itu, sepertinya jauh dari harapan.
Pasalnya, dermaga yang
telah menelan biaya puluhan milyar tersebut sepertinya hanya dikerjakan asal-asalan.
Misalnya, akses jalan masuk ke dermaga tersebut. Baru sekitar 12 hari
beroperasi, sudah menjadi kubangan lumpur.
Penyeberangan penumpang
dan barang yang sebelumnya dikelola oleh pihak swasta itu, kini beralih ke
dermaga yang lebih aman, nyaman dan efektif serta menggunakan feri untuk
penyeberangan. Langkah pemerintah daerah tersebut tentu mendapat sambutan
hangat warga setempat dan pengguna jasa penyeberangan.
Meski demikian, warga
setempat khususnya para pengguna jasa dermaga tersebut berharap agar pemerintah
daerah mengalokasikan anggaran perbaikan akses masuk.
“Kondisinya rusak
berat dan tidak beraspal, sehingga saat kemarau berdebu dan saat musim hujan
sangat becek dan berlumpur,” ungkap salah seorang supir truk pengguna jasa
dermaga.
Bahkan kondisi jalan
tersebut sudah membuat celaka para penggunanya. Aji (52) salah seorang supir
truk pengangkut kernel menjadi korban kedua setelah sebelumnya truk pengangkut
sembako tercebut ke sungai.
Kini giliran Aji yang kendaraannya
tumbang di jalan keluar Dermaga Sungai Asam. Truk yang dikemudikan Aji tumbang
setelah beberapa meter naik dari lamdor dermaga, dikarenakan jalan yang
dilewati selain berkubang lumpur, juga seperti gelombang air.
“Saya dari sebuah
perusahaan, angkut kernel mau di bawa ke Pontianak, persis di jalan pintu
keluar Dermaga Sungai Asam jalannya hancur. Padahal saya sudah sangat
berhati-hati melewati jalan ini (seraya menunjukkan jalan) namun karena ruas
jalan yang bergelombang parah kecelakaan pun tidak bisa dihindari, mobil yang
saya bawa tumbang di situ,” jelasnya.
Tak sampai disitu, ada
pula beberapa item yang sangat memberatkan para pengguna jasa tersebut. Misalnya
mengenai tarif yang dirasa masyarakat sangat memberatkan. Karena sebelumnya
pada saat dikelola oleh pihak swasta tarif mobil kecil hanya sebesar Rp30
ribu/unit. Setelah resmi dikelola oleh pemerintah, tarifnya kini melonjak sebesar
Rp55 ribu/unit.
Tentu masyarakat
khususnya pengguna jasa dermaga ini berharap pemerintah segera menyelesaikan
dan merespon keluhan-keluhan tersebut agar pembangunan yang dilakukan tersebut
dapat dimanfaatkan dengan optimal. (Mus)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini