Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 13 Februari 2019 |
KalbarOnline,
Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menyayangkan sikap
sejumlah warga Desa Simba Raya, Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten Sintang, yang
menutup ruas jalan Sintang menuju Ketungau dengan alasan menuntut realisasi
janji Gubernur saat berkunjung ke wilayah itu beberapa waktu lalu.
“Penutupan jalan oleh masyarakat karena melihat kondisi
jalan yang hancur saya maklumi, tapi kalau untuk menuntut janji saya itu yang
tak realistis karena saya sebagai Gubernur baru menjabat kurang lebih empat
bulan dan APBD baru berusia 40 hari,” ungkap Sutarmidji, Selasa (12/2/2019).
Orang nomor satu di Kalbar itu meminta agar masyarakat
setempat berfikir matang jika masih berkeinginan menutup jalan tersebut. Sebab,
lanjutnya, jalan yang rusak tersebut terutama diakibatkan kendaraan perusahaan
perkebunan sawit di wilayah tersebut yang bermuatan lebih bahkan tak peduli dengan
akses jalan yang sering dilalui masyarakat setempat.
“Kalau masih mau tutup seharusnya dipikirkan dulu
matang-matang. Saya kesana juga belum genap satu bulan. Berdasarkan data saya, ada
tujuh perusahaan sawit yang berada di lintas jalan itu yang tidak peduli.
Padahal yang merusak mereka yang menjejali jalan dengan muatan yang berlebih,”
tegasnya.
Mantan Wali Kota Pontianak itu menegaskan agar perusahaan
sawit di daerah tersebut turut berpartisipasi merawat jalan setelah diperbaiki
nantinya. Apabila tidak demikian, tegas Midji, perusahaan sawit tak dibolehkannya
melewati jalan tersebut.
“Kalau kedepan setelah diperbaiki perusahan sawit tidak ikut
menjaga, maka akan ada tindakan tegas untuk mereka. Mereka wajib buat jalan
sendiri. Saya sebetulnya tidak suka dengan cara-cara seperti ini, karena saya
ingin pembangunan berkeadilan,” tegasnya.
Sutarmidji menyebutkan bahwa di tahun 2019 ini sejatinya di
Kabupaten Sintang ada beberapa titik jalan yang akan diperbaiki oleh pemerintah
provinsi. Meski demikian, lanjutnya, tentu harus melalui mekanisme seperti
lelang atau tender dan prosesnya cukup lama.
“Perbaikan jalan itu harus ditender dan proses tender itu
cukup lama, tahun ini di Sintang ada lima titik jalan yang disentuh, artinya
ditangani tapi belum tuntas dan lagi jabatan saya lima tahun untuk sekarang
baru masuk lima bulan. Jadi kedepannya jangan sedikit-sedikit cerita janji, lihat
saja perjalanan 5 tahun ke depan dan jangan juga dikait-kaitkan dengan Pilkada,”
pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa Warga Desa Simba Raya,
Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten Sintang melakukan aksi penutupan jalan Sintang
menuju Ketungau, Selasa (12/2/2019). Aksi penutupan jalan yang dilakukan warga
Desa Simba Raya ini untuk menuntut realisasi janji Pemerintah Provinsi Kalbar
untuk memperbaiki jalan tersebut.
Akibat dari aksi penutupan jalan tersebut, akses dari
Sintang menuju empat kecamatan perbatasan tersebut lumpuh total. Kendaraan roda
empat dan roda enam tidak dapat melalui ruas jalan tersebut termasuk kendaraan
perusahaan perkebunan di wilayah tersebut.
Kendati demikian, warga yang tergabung dalam aksi ini masih
mentolerir kendaraan roda dua dan mobil ambulan untuk melewati ruas jalan
tersebut.
Seperti diketahui bahwa ruas jalan yang
menghubungkan 4 kecamatan kawasan perbatasan ini memang sudah lama rusak parah.
Terlebih lagi pada musim hujan, tak jarang banyak mobil yang amblas dan harus
menginap di jalan tersebut. Kerusakan jalan turut diperparah dengan banyaknya
kendaraan perusahaan perkebunan sawit dengan muatan berlebih yang melintasi
jalan tersebut. (Fai)
KalbarOnline,
Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menyayangkan sikap
sejumlah warga Desa Simba Raya, Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten Sintang, yang
menutup ruas jalan Sintang menuju Ketungau dengan alasan menuntut realisasi
janji Gubernur saat berkunjung ke wilayah itu beberapa waktu lalu.
“Penutupan jalan oleh masyarakat karena melihat kondisi
jalan yang hancur saya maklumi, tapi kalau untuk menuntut janji saya itu yang
tak realistis karena saya sebagai Gubernur baru menjabat kurang lebih empat
bulan dan APBD baru berusia 40 hari,” ungkap Sutarmidji, Selasa (12/2/2019).
Orang nomor satu di Kalbar itu meminta agar masyarakat
setempat berfikir matang jika masih berkeinginan menutup jalan tersebut. Sebab,
lanjutnya, jalan yang rusak tersebut terutama diakibatkan kendaraan perusahaan
perkebunan sawit di wilayah tersebut yang bermuatan lebih bahkan tak peduli dengan
akses jalan yang sering dilalui masyarakat setempat.
“Kalau masih mau tutup seharusnya dipikirkan dulu
matang-matang. Saya kesana juga belum genap satu bulan. Berdasarkan data saya, ada
tujuh perusahaan sawit yang berada di lintas jalan itu yang tidak peduli.
Padahal yang merusak mereka yang menjejali jalan dengan muatan yang berlebih,”
tegasnya.
Mantan Wali Kota Pontianak itu menegaskan agar perusahaan
sawit di daerah tersebut turut berpartisipasi merawat jalan setelah diperbaiki
nantinya. Apabila tidak demikian, tegas Midji, perusahaan sawit tak dibolehkannya
melewati jalan tersebut.
“Kalau kedepan setelah diperbaiki perusahan sawit tidak ikut
menjaga, maka akan ada tindakan tegas untuk mereka. Mereka wajib buat jalan
sendiri. Saya sebetulnya tidak suka dengan cara-cara seperti ini, karena saya
ingin pembangunan berkeadilan,” tegasnya.
Sutarmidji menyebutkan bahwa di tahun 2019 ini sejatinya di
Kabupaten Sintang ada beberapa titik jalan yang akan diperbaiki oleh pemerintah
provinsi. Meski demikian, lanjutnya, tentu harus melalui mekanisme seperti
lelang atau tender dan prosesnya cukup lama.
“Perbaikan jalan itu harus ditender dan proses tender itu
cukup lama, tahun ini di Sintang ada lima titik jalan yang disentuh, artinya
ditangani tapi belum tuntas dan lagi jabatan saya lima tahun untuk sekarang
baru masuk lima bulan. Jadi kedepannya jangan sedikit-sedikit cerita janji, lihat
saja perjalanan 5 tahun ke depan dan jangan juga dikait-kaitkan dengan Pilkada,”
pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa Warga Desa Simba Raya,
Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten Sintang melakukan aksi penutupan jalan Sintang
menuju Ketungau, Selasa (12/2/2019). Aksi penutupan jalan yang dilakukan warga
Desa Simba Raya ini untuk menuntut realisasi janji Pemerintah Provinsi Kalbar
untuk memperbaiki jalan tersebut.
Akibat dari aksi penutupan jalan tersebut, akses dari
Sintang menuju empat kecamatan perbatasan tersebut lumpuh total. Kendaraan roda
empat dan roda enam tidak dapat melalui ruas jalan tersebut termasuk kendaraan
perusahaan perkebunan di wilayah tersebut.
Kendati demikian, warga yang tergabung dalam aksi ini masih
mentolerir kendaraan roda dua dan mobil ambulan untuk melewati ruas jalan
tersebut.
Seperti diketahui bahwa ruas jalan yang
menghubungkan 4 kecamatan kawasan perbatasan ini memang sudah lama rusak parah.
Terlebih lagi pada musim hujan, tak jarang banyak mobil yang amblas dan harus
menginap di jalan tersebut. Kerusakan jalan turut diperparah dengan banyaknya
kendaraan perusahaan perkebunan sawit dengan muatan berlebih yang melintasi
jalan tersebut. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini