KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menyayangkan sikap sejumlah warga Desa Simba Raya, Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten Sintang, yang menutup ruas jalan Sintang menuju Ketungau dengan alasan menuntut realisasi janji Gubernur saat berkunjung ke wilayah itu beberapa waktu lalu.
“Penutupan jalan oleh masyarakat karena melihat kondisi jalan yang hancur saya maklumi, tapi kalau untuk menuntut janji saya itu yang tak realistis karena saya sebagai Gubernur baru menjabat kurang lebih empat bulan dan APBD baru berusia 40 hari,” ungkap Sutarmidji, Selasa (12/2/2019).
Orang nomor satu di Kalbar itu meminta agar masyarakat setempat berfikir matang jika masih berkeinginan menutup jalan tersebut. Sebab, lanjutnya, jalan yang rusak tersebut terutama diakibatkan kendaraan perusahaan perkebunan sawit di wilayah tersebut yang bermuatan lebih bahkan tak peduli dengan akses jalan yang sering dilalui masyarakat setempat.
“Kalau masih mau tutup seharusnya dipikirkan dulu matang-matang. Saya kesana juga belum genap satu bulan. Berdasarkan data saya, ada tujuh perusahaan sawit yang berada di lintas jalan itu yang tidak peduli. Padahal yang merusak mereka yang menjejali jalan dengan muatan yang berlebih,” tegasnya.
Mantan Wali Kota Pontianak itu menegaskan agar perusahaan sawit di daerah tersebut turut berpartisipasi merawat jalan setelah diperbaiki nantinya. Apabila tidak demikian, tegas Midji, perusahaan sawit tak dibolehkannya melewati jalan tersebut.
“Kalau kedepan setelah diperbaiki perusahan sawit tidak ikut menjaga, maka akan ada tindakan tegas untuk mereka. Mereka wajib buat jalan sendiri. Saya sebetulnya tidak suka dengan cara-cara seperti ini, karena saya ingin pembangunan berkeadilan,” tegasnya.
Sutarmidji menyebutkan bahwa di tahun 2019 ini sejatinya di Kabupaten Sintang ada beberapa titik jalan yang akan diperbaiki oleh pemerintah provinsi. Meski demikian, lanjutnya, tentu harus melalui mekanisme seperti lelang atau tender dan prosesnya cukup lama.
“Perbaikan jalan itu harus ditender dan proses tender itu cukup lama, tahun ini di Sintang ada lima titik jalan yang disentuh, artinya ditangani tapi belum tuntas dan lagi jabatan saya lima tahun untuk sekarang baru masuk lima bulan. Jadi kedepannya jangan sedikit-sedikit cerita janji, lihat saja perjalanan 5 tahun ke depan dan jangan juga dikait-kaitkan dengan Pilkada,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa Warga Desa Simba Raya, Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten Sintang melakukan aksi penutupan jalan Sintang menuju Ketungau, Selasa (12/2/2019). Aksi penutupan jalan yang dilakukan warga Desa Simba Raya ini untuk menuntut realisasi janji Pemerintah Provinsi Kalbar untuk memperbaiki jalan tersebut.
Akibat dari aksi penutupan jalan tersebut, akses dari Sintang menuju empat kecamatan perbatasan tersebut lumpuh total. Kendaraan roda empat dan roda enam tidak dapat melalui ruas jalan tersebut termasuk kendaraan perusahaan perkebunan di wilayah tersebut.
Kendati demikian, warga yang tergabung dalam aksi ini masih mentolerir kendaraan roda dua dan mobil ambulan untuk melewati ruas jalan tersebut. Seperti diketahui bahwa ruas jalan yang menghubungkan 4 kecamatan kawasan perbatasan ini memang sudah lama rusak parah. Terlebih lagi pada musim hujan, tak jarang banyak mobil yang amblas dan harus menginap di jalan tersebut. Kerusakan jalan turut diperparah dengan banyaknya kendaraan perusahaan perkebunan sawit dengan muatan berlebih yang melintasi jalan tersebut. (Fai)
Comment