Sintang    

Gubernur Kalbar Sayangkan Aksi Penutupan Jalan Sintang-Ketungau

Oleh : Jauhari Fatria
Rabu, 13 Februari 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline,

Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menyayangkan sikap

sejumlah warga Desa Simba Raya, Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten Sintang, yang

menutup ruas jalan Sintang menuju Ketungau dengan alasan menuntut realisasi

janji Gubernur saat berkunjung ke wilayah itu beberapa waktu lalu.

“Penutupan jalan oleh masyarakat karena melihat kondisi

jalan yang hancur saya maklumi, tapi kalau untuk menuntut janji saya itu yang

tak realistis karena saya sebagai Gubernur baru menjabat kurang lebih empat

bulan dan APBD baru berusia 40 hari,” ungkap Sutarmidji, Selasa (12/2/2019).

Orang nomor satu di Kalbar itu meminta agar masyarakat

setempat berfikir matang jika masih berkeinginan menutup jalan tersebut. Sebab,

lanjutnya, jalan yang rusak tersebut terutama diakibatkan kendaraan perusahaan

perkebunan sawit di wilayah tersebut yang bermuatan lebih bahkan tak peduli dengan

akses jalan yang sering dilalui masyarakat setempat.

“Kalau masih mau tutup seharusnya dipikirkan dulu

matang-matang. Saya kesana juga belum genap satu bulan. Berdasarkan data saya, ada

tujuh perusahaan sawit yang berada di lintas jalan itu yang tidak peduli.

Padahal yang merusak mereka yang menjejali jalan dengan muatan yang berlebih,”

tegasnya.

Mantan Wali Kota Pontianak itu menegaskan agar perusahaan

sawit di daerah tersebut turut berpartisipasi merawat jalan setelah diperbaiki

nantinya. Apabila tidak demikian, tegas Midji, perusahaan sawit tak dibolehkannya

melewati jalan tersebut.

“Kalau kedepan setelah diperbaiki perusahan sawit tidak ikut

menjaga, maka akan ada tindakan tegas untuk mereka. Mereka wajib buat jalan

sendiri. Saya sebetulnya tidak suka dengan cara-cara seperti ini, karena saya

ingin pembangunan berkeadilan,” tegasnya.

Sutarmidji menyebutkan bahwa di tahun 2019 ini sejatinya di

Kabupaten Sintang ada beberapa titik jalan yang akan diperbaiki oleh pemerintah

provinsi. Meski demikian, lanjutnya, tentu harus melalui mekanisme seperti

lelang atau tender dan prosesnya cukup lama.

“Perbaikan jalan itu harus ditender dan proses tender itu

cukup lama, tahun ini di Sintang ada lima titik jalan yang disentuh, artinya

ditangani tapi belum tuntas dan lagi jabatan saya lima tahun untuk sekarang

baru masuk lima bulan. Jadi kedepannya jangan sedikit-sedikit cerita janji, lihat

saja perjalanan 5 tahun ke depan dan jangan juga dikait-kaitkan dengan Pilkada,”

pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan bahwa Warga Desa Simba Raya,

Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten Sintang melakukan aksi penutupan jalan Sintang

menuju Ketungau, Selasa (12/2/2019). Aksi penutupan jalan yang dilakukan warga

Desa Simba Raya ini untuk menuntut realisasi janji Pemerintah Provinsi Kalbar

untuk memperbaiki jalan tersebut.

Akibat dari aksi penutupan jalan tersebut, akses dari

Sintang menuju empat kecamatan perbatasan tersebut lumpuh total. Kendaraan roda

empat dan roda enam tidak dapat melalui ruas jalan tersebut termasuk kendaraan

perusahaan perkebunan di wilayah tersebut.

Kendati demikian, warga yang tergabung dalam aksi ini masih

mentolerir kendaraan roda dua dan mobil ambulan untuk melewati ruas jalan

tersebut.

Seperti diketahui bahwa ruas jalan yang

menghubungkan 4 kecamatan kawasan perbatasan ini memang sudah lama rusak parah.

Terlebih lagi pada musim hujan, tak jarang banyak mobil yang amblas dan harus

menginap di jalan tersebut. Kerusakan jalan turut diperparah dengan banyaknya

kendaraan perusahaan perkebunan sawit dengan muatan berlebih yang melintasi

jalan tersebut. (Fai)

Artikel Selanjutnya
Aksi Penutupan Jalan Sintang-Ketungau Berujung Mediasi
Rabu, 13 Februari 2019
Artikel Sebelumnya
Gubernur Kalbar Sayangkan Aksi Penutupan Jalan Sintang-Ketungau
Rabu, 13 Februari 2019

Berita terkait