Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 23 Februari 2019 |
Hoaks dapat merusak keharmonisan
antar etnis
KalbarOnline,
Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menghadiri diskusi publik
multi etnis yang diselenggarakan oleh forum lintas etnis Kalimantan Barat.
Dikusi publik yang bertajuk ‘memperkuat nilai-nilai kebangsaan
demi kejayaan Indonesia Raya jelang pemilihan umum’ ini berlangsung di rumah
adat Melayu, Jumat (22/2/2019). Diskusi publik multi etnis ini turut dihadiri
pula Guru Besar sekaligus Cendekiawan Muslim, Prof. Dr Azyumardi Azra, M.A.,
C.B.E dan para tokoh adat Kalbar.
Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengapresiasi terselenggaranya
dialog publik multi etnis. Bahkan dirinya meminta pertemuan yang dilakukan ini
bisa terus dilakukan supaya hubungan antar etnis di Kalimantan Barat selalu
berjalan harmonis.
Sebab, kata dia, melalui kegiatan ini, dapat tergali nilai
kebersamaan dan nilai-nilai pemersatu setiap etnis yang ada dan menjadi perekat
kebersamaan antar etnis.
“Ketika terjadi perbedaan maka kita menyelesaikan dengan
kesamaan antar etnis. Dan untuk mencari kesamaannya sering-sering diadakan
pertemuan seperti ini dan kita undang pakar-pakar yang memahami merajut
keberagaman di suatu wilayah,” ujar Sutarmidji saat diwawancarai usai diskusi
tersebut.
Dirinya mengaku di berbagai kesempatan dan kegiatan di manapun
selalu menyuarakan kebersamaan dalam multi etnis untuk membangun Provinsi
Kalbar lebih baik dan maju. Bahkan saat ia menjabat sebagai Gubernur telah
berpesan ke masyarakat Kalbar dengan usainya pemilihan kepala daerah (Pilkada)
saatnya membangun provinsi Kalbar dengan bersama-sama tanpa memandang suku,
agama, ras dan antar golongan yang ada di Kalbar.
“Saya yakin untuk memperkuat NKRI dan daerah Kalbar
Khususnya ini, memberikan kesejahteraan kepada masyarakat semuanya tanpa
membedakan agama, tanpa membedakan etnis. Semuanya punya hak untuk mendapatkan
pelayanan dari pemerintah, maka perlu kebersamaan,” tegasnya.
Sementara Guru Besar sekaligus Cendekiawan Muslim, Prof. Dr
Azyumardi Azra, M.A., C.B.E., mengungkapkan jelang pemilihan umum (Pemilu)
terutama Pilpres yang sebentar lagi, jangan membuat terpecah belah.
Setiap orang dan setiap kelompok masyarakat, lanjutnya, silahkan
memilih pasangan calon presiden yang mana menurut pandangan masyarakat baik.
Namun tidak kemudian menjelekkan satu pasangan calon presiden lainnya dan tidak
menyebarkan berita tidak benar antar pasangan calon presiden.
“Silahkan pilih paslon presiden masing-masing tapi kemudian
saat kita harus menahan diri untuk tidak menyebarkan berita tidak benar satu
sama lainnya. Supaya keutuhan bangsa tetap terpelihara,” ungkap Prof Azyumardi.
Ia juga menegaskan bahwa berita hoaks terkait suku, agama
dan menjelekkan salah satu pasangan calon presiden atas dasar agama dan suku,
dapat merusak jejaring kebangsaan dan harus dihentikan.
“Silahkan mengajukan program-program apa yang bisa dilakukan
oleh paslon, hentikan berita hoaks dapat merusak jejaring kebangsaan,” tegasnya.
Ia juga menambahkan, organisasi etnis yang ada untuk tidak
secara terbuka mendukung salah satu paslon presiden, karena tidak semua anggota
organisasi etnis kesukuan itu mendukung paslon yang dipilihnya dan pasti akan
ada perbedaan.
“Supaya tidak terpecah belah satu suku atau kelompok etnis,
maka pimpinannya jangan melakukan dukungan secara terbuka karena ini bisa
menimbulkan perpecahan dan konflik didalam etnisnya itu. Kalau ada anggota
organisasi etnis mendukung paslon tertentu silahkan, tapi jangan
mengatasnamakan kelompok etnisnya karena kalau mengatasnamakan etnisnya pasti
bagian lain tidak mendukung,” terangnya.
Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
1998 ini, melihat Provinsi Kalbar salah satu daerah yang multi etnis
dibandingkan dengan daerah lainnya lebih baik. Karena masyarakatnya sendiri
muncul kesadaran dan usaha untuk merajut kebersamaan dalam berbagai macam multi
etnis yang ada di Kalbar.
“Di kalangan masyarakat Kalbar sendiri yang multi etnis itu,
muncul kesadaran dan usaha untuk merajut serta memperkuat tenunan etnis
keberagaman etnis yang ada. Sehingga demikian bisa menciptakan Kalbar itu jadi
provinsi yang multi etnis tapi juga rukun secara etnis karena majemuk,
dibandingkan dengan daerah lainnya, Kalbar bisa menjadi contoh mengelola
keberagaman etnis dilakukan,” pungkasnya. (*/Fai)
Hoaks dapat merusak keharmonisan
antar etnis
KalbarOnline,
Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menghadiri diskusi publik
multi etnis yang diselenggarakan oleh forum lintas etnis Kalimantan Barat.
Dikusi publik yang bertajuk ‘memperkuat nilai-nilai kebangsaan
demi kejayaan Indonesia Raya jelang pemilihan umum’ ini berlangsung di rumah
adat Melayu, Jumat (22/2/2019). Diskusi publik multi etnis ini turut dihadiri
pula Guru Besar sekaligus Cendekiawan Muslim, Prof. Dr Azyumardi Azra, M.A.,
C.B.E dan para tokoh adat Kalbar.
Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengapresiasi terselenggaranya
dialog publik multi etnis. Bahkan dirinya meminta pertemuan yang dilakukan ini
bisa terus dilakukan supaya hubungan antar etnis di Kalimantan Barat selalu
berjalan harmonis.
Sebab, kata dia, melalui kegiatan ini, dapat tergali nilai
kebersamaan dan nilai-nilai pemersatu setiap etnis yang ada dan menjadi perekat
kebersamaan antar etnis.
“Ketika terjadi perbedaan maka kita menyelesaikan dengan
kesamaan antar etnis. Dan untuk mencari kesamaannya sering-sering diadakan
pertemuan seperti ini dan kita undang pakar-pakar yang memahami merajut
keberagaman di suatu wilayah,” ujar Sutarmidji saat diwawancarai usai diskusi
tersebut.
Dirinya mengaku di berbagai kesempatan dan kegiatan di manapun
selalu menyuarakan kebersamaan dalam multi etnis untuk membangun Provinsi
Kalbar lebih baik dan maju. Bahkan saat ia menjabat sebagai Gubernur telah
berpesan ke masyarakat Kalbar dengan usainya pemilihan kepala daerah (Pilkada)
saatnya membangun provinsi Kalbar dengan bersama-sama tanpa memandang suku,
agama, ras dan antar golongan yang ada di Kalbar.
“Saya yakin untuk memperkuat NKRI dan daerah Kalbar
Khususnya ini, memberikan kesejahteraan kepada masyarakat semuanya tanpa
membedakan agama, tanpa membedakan etnis. Semuanya punya hak untuk mendapatkan
pelayanan dari pemerintah, maka perlu kebersamaan,” tegasnya.
Sementara Guru Besar sekaligus Cendekiawan Muslim, Prof. Dr
Azyumardi Azra, M.A., C.B.E., mengungkapkan jelang pemilihan umum (Pemilu)
terutama Pilpres yang sebentar lagi, jangan membuat terpecah belah.
Setiap orang dan setiap kelompok masyarakat, lanjutnya, silahkan
memilih pasangan calon presiden yang mana menurut pandangan masyarakat baik.
Namun tidak kemudian menjelekkan satu pasangan calon presiden lainnya dan tidak
menyebarkan berita tidak benar antar pasangan calon presiden.
“Silahkan pilih paslon presiden masing-masing tapi kemudian
saat kita harus menahan diri untuk tidak menyebarkan berita tidak benar satu
sama lainnya. Supaya keutuhan bangsa tetap terpelihara,” ungkap Prof Azyumardi.
Ia juga menegaskan bahwa berita hoaks terkait suku, agama
dan menjelekkan salah satu pasangan calon presiden atas dasar agama dan suku,
dapat merusak jejaring kebangsaan dan harus dihentikan.
“Silahkan mengajukan program-program apa yang bisa dilakukan
oleh paslon, hentikan berita hoaks dapat merusak jejaring kebangsaan,” tegasnya.
Ia juga menambahkan, organisasi etnis yang ada untuk tidak
secara terbuka mendukung salah satu paslon presiden, karena tidak semua anggota
organisasi etnis kesukuan itu mendukung paslon yang dipilihnya dan pasti akan
ada perbedaan.
“Supaya tidak terpecah belah satu suku atau kelompok etnis,
maka pimpinannya jangan melakukan dukungan secara terbuka karena ini bisa
menimbulkan perpecahan dan konflik didalam etnisnya itu. Kalau ada anggota
organisasi etnis mendukung paslon tertentu silahkan, tapi jangan
mengatasnamakan kelompok etnisnya karena kalau mengatasnamakan etnisnya pasti
bagian lain tidak mendukung,” terangnya.
Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
1998 ini, melihat Provinsi Kalbar salah satu daerah yang multi etnis
dibandingkan dengan daerah lainnya lebih baik. Karena masyarakatnya sendiri
muncul kesadaran dan usaha untuk merajut kebersamaan dalam berbagai macam multi
etnis yang ada di Kalbar.
“Di kalangan masyarakat Kalbar sendiri yang multi etnis itu,
muncul kesadaran dan usaha untuk merajut serta memperkuat tenunan etnis
keberagaman etnis yang ada. Sehingga demikian bisa menciptakan Kalbar itu jadi
provinsi yang multi etnis tapi juga rukun secara etnis karena majemuk,
dibandingkan dengan daerah lainnya, Kalbar bisa menjadi contoh mengelola
keberagaman etnis dilakukan,” pungkasnya. (*/Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini