Hoaks dapat merusak keharmonisan antar etnis
KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menghadiri diskusi publik multi etnis yang diselenggarakan oleh forum lintas etnis Kalimantan Barat.
Dikusi publik yang bertajuk ‘memperkuat nilai-nilai kebangsaan demi kejayaan Indonesia Raya jelang pemilihan umum’ ini berlangsung di rumah adat Melayu, Jumat (22/2/2019). Diskusi publik multi etnis ini turut dihadiri pula Guru Besar sekaligus Cendekiawan Muslim, Prof. Dr Azyumardi Azra, M.A., C.B.E dan para tokoh adat Kalbar.
Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengapresiasi terselenggaranya dialog publik multi etnis. Bahkan dirinya meminta pertemuan yang dilakukan ini bisa terus dilakukan supaya hubungan antar etnis di Kalimantan Barat selalu berjalan harmonis.
Sebab, kata dia, melalui kegiatan ini, dapat tergali nilai kebersamaan dan nilai-nilai pemersatu setiap etnis yang ada dan menjadi perekat kebersamaan antar etnis.
“Ketika terjadi perbedaan maka kita menyelesaikan dengan kesamaan antar etnis. Dan untuk mencari kesamaannya sering-sering diadakan pertemuan seperti ini dan kita undang pakar-pakar yang memahami merajut keberagaman di suatu wilayah,” ujar Sutarmidji saat diwawancarai usai diskusi tersebut.
Dirinya mengaku di berbagai kesempatan dan kegiatan di manapun selalu menyuarakan kebersamaan dalam multi etnis untuk membangun Provinsi Kalbar lebih baik dan maju. Bahkan saat ia menjabat sebagai Gubernur telah berpesan ke masyarakat Kalbar dengan usainya pemilihan kepala daerah (Pilkada) saatnya membangun provinsi Kalbar dengan bersama-sama tanpa memandang suku, agama, ras dan antar golongan yang ada di Kalbar.
“Saya yakin untuk memperkuat NKRI dan daerah Kalbar Khususnya ini, memberikan kesejahteraan kepada masyarakat semuanya tanpa membedakan agama, tanpa membedakan etnis. Semuanya punya hak untuk mendapatkan pelayanan dari pemerintah, maka perlu kebersamaan,” tegasnya.
Sementara Guru Besar sekaligus Cendekiawan Muslim, Prof. Dr Azyumardi Azra, M.A., C.B.E., mengungkapkan jelang pemilihan umum (Pemilu) terutama Pilpres yang sebentar lagi, jangan membuat terpecah belah.
Setiap orang dan setiap kelompok masyarakat, lanjutnya, silahkan memilih pasangan calon presiden yang mana menurut pandangan masyarakat baik. Namun tidak kemudian menjelekkan satu pasangan calon presiden lainnya dan tidak menyebarkan berita tidak benar antar pasangan calon presiden.
“Silahkan pilih paslon presiden masing-masing tapi kemudian saat kita harus menahan diri untuk tidak menyebarkan berita tidak benar satu sama lainnya. Supaya keutuhan bangsa tetap terpelihara,” ungkap Prof Azyumardi.
Ia juga menegaskan bahwa berita hoaks terkait suku, agama dan menjelekkan salah satu pasangan calon presiden atas dasar agama dan suku, dapat merusak jejaring kebangsaan dan harus dihentikan.
“Silahkan mengajukan program-program apa yang bisa dilakukan oleh paslon, hentikan berita hoaks dapat merusak jejaring kebangsaan,” tegasnya.
Ia juga menambahkan, organisasi etnis yang ada untuk tidak secara terbuka mendukung salah satu paslon presiden, karena tidak semua anggota organisasi etnis kesukuan itu mendukung paslon yang dipilihnya dan pasti akan ada perbedaan.
“Supaya tidak terpecah belah satu suku atau kelompok etnis, maka pimpinannya jangan melakukan dukungan secara terbuka karena ini bisa menimbulkan perpecahan dan konflik didalam etnisnya itu. Kalau ada anggota organisasi etnis mendukung paslon tertentu silahkan, tapi jangan mengatasnamakan kelompok etnisnya karena kalau mengatasnamakan etnisnya pasti bagian lain tidak mendukung,” terangnya.
Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 1998 ini, melihat Provinsi Kalbar salah satu daerah yang multi etnis dibandingkan dengan daerah lainnya lebih baik. Karena masyarakatnya sendiri muncul kesadaran dan usaha untuk merajut kebersamaan dalam berbagai macam multi etnis yang ada di Kalbar.
“Di kalangan masyarakat Kalbar sendiri yang multi etnis itu, muncul kesadaran dan usaha untuk merajut serta memperkuat tenunan etnis keberagaman etnis yang ada. Sehingga demikian bisa menciptakan Kalbar itu jadi provinsi yang multi etnis tapi juga rukun secara etnis karena majemuk, dibandingkan dengan daerah lainnya, Kalbar bisa menjadi contoh mengelola keberagaman etnis dilakukan,” pungkasnya. (*/Fai)
Comment