Pontianak    

Sutarmidji : Keberagaman Jadi Perekat Kebersamaan Antar Etnis di Kalbar

Oleh : Jauhari Fatria
Sabtu, 23 Februari 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

Hoaks dapat merusak keharmonisan

antar etnis

KalbarOnline,

Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menghadiri diskusi publik

multi etnis yang diselenggarakan oleh forum lintas etnis Kalimantan Barat.

Dikusi publik yang bertajuk ‘memperkuat nilai-nilai kebangsaan

demi kejayaan Indonesia Raya jelang pemilihan umum’ ini berlangsung di rumah

adat Melayu, Jumat (22/2/2019). Diskusi publik multi etnis ini turut dihadiri

pula Guru Besar sekaligus Cendekiawan Muslim, Prof. Dr Azyumardi Azra, M.A.,

C.B.E dan para tokoh adat Kalbar.

Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengapresiasi terselenggaranya

dialog publik multi etnis. Bahkan dirinya meminta pertemuan yang dilakukan ini

bisa terus dilakukan supaya hubungan antar etnis di Kalimantan Barat selalu

berjalan harmonis.

Sebab, kata dia, melalui kegiatan ini, dapat tergali nilai

kebersamaan dan nilai-nilai pemersatu setiap etnis yang ada dan menjadi perekat

kebersamaan antar etnis.

“Ketika terjadi perbedaan maka kita menyelesaikan dengan

kesamaan antar etnis. Dan untuk mencari kesamaannya sering-sering diadakan

pertemuan seperti ini dan kita undang pakar-pakar yang memahami merajut

keberagaman di suatu wilayah,” ujar Sutarmidji saat diwawancarai usai diskusi

tersebut.

Dirinya mengaku di berbagai kesempatan dan kegiatan di manapun

selalu menyuarakan kebersamaan dalam multi etnis untuk membangun Provinsi

Kalbar lebih baik dan maju. Bahkan saat ia menjabat sebagai Gubernur telah

berpesan ke masyarakat Kalbar dengan usainya pemilihan kepala daerah (Pilkada)

saatnya membangun provinsi Kalbar dengan bersama-sama tanpa memandang suku,

agama, ras dan antar golongan yang ada di Kalbar.

“Saya yakin untuk memperkuat NKRI dan daerah Kalbar

Khususnya ini, memberikan kesejahteraan kepada masyarakat semuanya tanpa

membedakan agama, tanpa membedakan etnis. Semuanya punya hak untuk mendapatkan

pelayanan dari pemerintah, maka perlu kebersamaan,” tegasnya.

Sementara Guru Besar sekaligus Cendekiawan Muslim, Prof. Dr

Azyumardi Azra, M.A., C.B.E., mengungkapkan jelang pemilihan umum (Pemilu)

terutama Pilpres yang sebentar lagi, jangan membuat terpecah belah.

Setiap orang dan setiap kelompok masyarakat, lanjutnya, silahkan

memilih pasangan calon presiden yang mana menurut pandangan masyarakat baik.

Namun tidak kemudian menjelekkan satu pasangan calon presiden lainnya dan tidak

menyebarkan berita tidak benar antar pasangan calon presiden.

“Silahkan pilih paslon presiden masing-masing tapi kemudian

saat kita harus menahan diri untuk tidak menyebarkan berita tidak benar satu

sama lainnya. Supaya keutuhan bangsa tetap terpelihara,” ungkap Prof Azyumardi.

Ia juga menegaskan bahwa berita hoaks terkait suku, agama

dan menjelekkan salah satu pasangan calon presiden atas dasar agama dan suku,

dapat merusak jejaring kebangsaan dan harus dihentikan.

“Silahkan mengajukan program-program apa yang bisa dilakukan

oleh paslon, hentikan berita hoaks dapat merusak jejaring kebangsaan,” tegasnya.

Ia juga menambahkan, organisasi etnis yang ada untuk tidak

secara terbuka mendukung salah satu paslon presiden, karena tidak semua anggota

organisasi etnis kesukuan itu mendukung paslon yang dipilihnya dan pasti akan

ada perbedaan.

“Supaya tidak terpecah belah satu suku atau kelompok etnis,

maka pimpinannya jangan melakukan dukungan secara terbuka karena ini bisa

menimbulkan perpecahan dan konflik didalam etnisnya itu. Kalau ada anggota

organisasi etnis mendukung paslon tertentu silahkan, tapi jangan

mengatasnamakan kelompok etnisnya karena kalau mengatasnamakan etnisnya pasti

bagian lain tidak mendukung,” terangnya.

Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

1998 ini, melihat Provinsi Kalbar salah satu daerah yang multi etnis

dibandingkan dengan daerah lainnya lebih baik. Karena masyarakatnya sendiri

muncul kesadaran dan usaha untuk merajut kebersamaan dalam berbagai macam multi

etnis yang ada di Kalbar.

“Di kalangan masyarakat Kalbar sendiri yang multi etnis itu,

muncul kesadaran dan usaha untuk merajut serta memperkuat tenunan etnis

keberagaman etnis yang ada. Sehingga demikian bisa menciptakan Kalbar itu jadi

provinsi yang multi etnis tapi juga rukun secara etnis karena majemuk,

dibandingkan dengan daerah lainnya, Kalbar bisa menjadi contoh mengelola

keberagaman etnis dilakukan,” pungkasnya. (*/Fai)

Artikel Selanjutnya
Optimalkan Pendapatan Asli Daerah, Sutarmidji Minta NJOP Dievaluasi
Sabtu, 23 Februari 2019
Artikel Sebelumnya
Pj Sekda Tegaskan Visi-Misi Bupati Sesuai RPJMD Kubu Raya
Sabtu, 23 Februari 2019

Berita terkait