Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 30 Januari 2017 |
KalbarOnline, Kapuas Hulu – Ketua Yayasan Bhakti Suci Putussibau, Kapuas Hulu, Budi Cin mengatakan bahwa perayaan tahun baru Imlek merupakan salah satu momentum untuk meningkatkan silaturahmi dan toleransi antar suku atau etnis yang ada di Indonesia.
“Kita berharap melalui Imlek tahun ini Negara Indonesia damai serta kondusif tidak terpengaruh oleh situasi yang dapat memecah belah bangsa Indonesia,” kata Budi Cin ketika ditemui di Putussibau, Jumat (27/1) lalu.
Ia menjelaskan Imlek di Negara Cina merupakan perayaan menyambut musim semi. Perayaan Imlek pada umumnya juga di Indonesia dengan membunyikan lonceng, menyalakan petasan kembang api, dan menonton tarian singa tradisional atau barongsai.
“Untuk Imlek tidak ada perayaan khusus, hanya bagi warga Tionghoa yang masih memeluk agama Konghucu umumnya ada sembahyang di tepekong,” jelas Budi Cin.
Budi juga menjelaskan bahwa biasanya puncak perayaan Imlek akan dilaksanakan pada Cap Go Meh dengan memainkan Barongsai dan Naga. Pria yang dikenal ramah ini menjelaskan untuk tradisi yang ada di Putussibau pada umumnya warga Tionghoa mengadakan kumpul keluarga besar untuk makan malam atau dikenal “sit thai chon” atau makan besar.
Yang masih memeluk agama Konghucu membersihkan tempat ibadah baik itu kelenteng ataupun tepekong yang ada pada malam hari.
“Hari pertama diisi dengan acara berkunjung kepada keluarga yang lebih tua untuk mempererat silaturahmi,” kata Budi Cin.
Ia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat khususnya etnis Tionghoa yang ada di Kapuas Hulu untuk tetap menjaga keharmonisan rasa kekeluargaan di tengah – tengah masyarakat yang beragam etnis dan golongan.
“Yang paling terpenting menjalin silaturahmi, toleransi dan tetap menjaga keharmonisan sehingga tercipta keamanan dan ketertiban,” pungkasnya. (Ishaq)
KalbarOnline, Kapuas Hulu – Ketua Yayasan Bhakti Suci Putussibau, Kapuas Hulu, Budi Cin mengatakan bahwa perayaan tahun baru Imlek merupakan salah satu momentum untuk meningkatkan silaturahmi dan toleransi antar suku atau etnis yang ada di Indonesia.
“Kita berharap melalui Imlek tahun ini Negara Indonesia damai serta kondusif tidak terpengaruh oleh situasi yang dapat memecah belah bangsa Indonesia,” kata Budi Cin ketika ditemui di Putussibau, Jumat (27/1) lalu.
Ia menjelaskan Imlek di Negara Cina merupakan perayaan menyambut musim semi. Perayaan Imlek pada umumnya juga di Indonesia dengan membunyikan lonceng, menyalakan petasan kembang api, dan menonton tarian singa tradisional atau barongsai.
“Untuk Imlek tidak ada perayaan khusus, hanya bagi warga Tionghoa yang masih memeluk agama Konghucu umumnya ada sembahyang di tepekong,” jelas Budi Cin.
Budi juga menjelaskan bahwa biasanya puncak perayaan Imlek akan dilaksanakan pada Cap Go Meh dengan memainkan Barongsai dan Naga. Pria yang dikenal ramah ini menjelaskan untuk tradisi yang ada di Putussibau pada umumnya warga Tionghoa mengadakan kumpul keluarga besar untuk makan malam atau dikenal “sit thai chon” atau makan besar.
Yang masih memeluk agama Konghucu membersihkan tempat ibadah baik itu kelenteng ataupun tepekong yang ada pada malam hari.
“Hari pertama diisi dengan acara berkunjung kepada keluarga yang lebih tua untuk mempererat silaturahmi,” kata Budi Cin.
Ia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat khususnya etnis Tionghoa yang ada di Kapuas Hulu untuk tetap menjaga keharmonisan rasa kekeluargaan di tengah – tengah masyarakat yang beragam etnis dan golongan.
“Yang paling terpenting menjalin silaturahmi, toleransi dan tetap menjaga keharmonisan sehingga tercipta keamanan dan ketertiban,” pungkasnya. (Ishaq)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini