Pontianak    

Apresiasi Masyarakat Kalbar, Kapolri : Sudah Dewasa Dalam Demokrasi

Oleh : Jauhari Fatria
Selasa, 26 Februari 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

Wujudkan Pemilu 2019

yang kondusif

KalbarOnline,

Pontianak – Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menegaskan bahwa Provinsi

Kalbar memiliki modal penting dalam mewujudkan Pemilu 2019 yang kondusif.

Hal ini, tegas Tito, dibuktikan pada penyelenggaraan Pilkada

serentak tahun 2017 dan Pilkada Gubernur 2018 lalu yang berjalan dengan aman

dan lancar serta kondusif.

“Kalbar memiliki modal penting. Saat penyelenggaraan Pilkada

serentak tahun 2017 dan Pilkada Gubernur 2018 lalu, suasana di Kalbar tetap

kondusif,” ujar Tito saat diwawancarai awak media di Mapolda Kalbar dalam

kunjungan kerjanya di Kalimantan Barat, Selasa (26/2/2019).

Untuk itu dirinya mengapresiasi masyarakat Kalbar yang

menurutnya mulai dewasa dalam berdemokrasi sehingga dapat membuat suasana

kondusif.

“Saya sampaikan apresiasi, masyarakat Kalbar mulai dewasa

dalam berdemokrasi. Tentu kita harapkan dengan pengalaman 2017 dan 2018

menghadapi pilkada tersebut, Insya Allah pemilu 2019 Pilpres yang berlangsung serentak

dengan Pileg dapat berjalan dengan aman dan lancar serta kondusif,” tukasnya.

Pada kesempatan itu pula, pimpinan tertinggi Polri ini mengungkapkan

bahwa kunjungannya ke Kalbar ini untuk mengevaluasi Operasi Mantap Brata dalam

rangka pengamanan Pemilu 2019 yang tak lama lagi akan dihelat.

Operasi Mantap Brata yang prosesnya sedang berjalan ini,

diungkap Tito, akan berlangsung hingga pelantikan Presiden pada Oktober

mendatang.

“Operasi mantap brata ini prosesnya sedang berjalan dan akan

berlangsung hingga Oktober mendatang. Saya mengevaluasi karena sudah semakin

dekat pelaksanaan Pemilu 2019 agar jajaran Polri di seluruh wilayah terus

melakukan pendekatan-pendekatan kepada semua stakeholder, KPU, Bawaslu,

rekan-rekan TNI termasuk media massa untuk terus berkoordinasi untuk mewujudkan

Pemilu 2019 yang aman dan kondusif,” tukasnya.

Pada kesempatan itu pula, Tito meminta agar media massa

dapat memberikan memberikan pesan yang baik sehingga dapat menciptakan suasana

sejuk di tengah situasi politik yang kian memanas.

“Dalam situasi politik yang seperti sekarang ini, semuanya kita

harap teman-teman media juga turut mendinginkan dan jangan memanaskan suasana dalam

rangka mengejar rating, ekslusif news, tapi mengorbankan potensi konflik, ini tidak

boleh terjadi. Jangan berikan pesan atau berita yang provokatif sehingga

memanaskan suasana,” pintanya.

Jenderal Tito juga menginstruksikan seluruh jajarannya untuk

memonitor liarnya media sosial, penyebaran berita hoaks serta black campaign dapat dilakukan

pencegahan dini.

“Black Campaign (kampanye hitam) itu melanggar Undang-undang,

kampanye tentang sesuatu yang tidak benar atau tidak sesuai fakta, bisa diancam

UU ITE. Sekaligus juga merusak demokrasi dan bisa memicu konflik antar

masyarakat atau pendukung,” tukasnya.

“Karena pendukung bisa saja nanti akan marah

kalau calonnya baik eksekutif maupun legislatif difitnah sedemikian rupa dengan

informasi yang tak benar. Saya juga sampaikan, kalau terjadi black campaign, dari pihak manapun,

berikan tindakan tegas, tegakan hukum untuk memberikan efek deteren,”

pungkasnya. (Fat)

Artikel Selanjutnya
Kunker ke Kalbar, Kapolri Tito Ajak Wujudkan Pemilu 2019 Kondusif
Selasa, 26 Februari 2019
Artikel Sebelumnya
Kapolri Kunjungan Kerja ke Kalbar, Karhutla dan Pemilu 2019 Jadi Atensi
Selasa, 26 Februari 2019

Berita terkait