Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Minggu, 10 Maret 2019 |
KalbarOnline,
Pontianak – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mendorong masyarakat
adat dayak di Kota Pontianak untuk mengembangkan sektor Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) kerajinan tangan.
Sebab, menurut Edi, seni budaya dan kreatifitas masyarakat adat
dayak sangat luar biasa.
“Harus saya akui, nilai seni budaya dan kreatifitas
masyarakat dayak sangat luar biasa, khas. Produk-produk kerajinan seperti peci dengan
pernak-pernik dayak, pakaian adat dayak dan sebagainya sangat khas,” ujar Edi saat
diwawancarai awak media usai menghadiri Musyawarah Adat (Musdat) V Dewan Adat
Dayak Kota Pontianak, Sabtu (9/3/2019).

Menurutnya, hal ini merupakan potensi yang harus
dikembangkan sebab memiliki nilai jual yang tinggi. Pengembangan-pengembangan
sektor UMKM berbasis budaya ini juga telah dilakukan Pemerintah Kota Pontianak,
seperti misalnya Kampung Wisata Tenun Khatulistiwa di Kelurahan Batu Layang,
Kecamatan Pontianak Utara yang dilaunching beberapa waktu lalu.
Tentunya bagi masyarakat dayak yang memiliki keahlian serupa
atau keahlian lainnya, Edi memastikan Pemerintah Kota Pontianak akan
memfasilitasi hal tersebut untuk dijadikan ikon-ikon wisata di Kota Pontianak
yang berbasis budaya guna menarik minat wisatawan.
“Ini potensi. Karena produk-produk dayak ini sangat luar
biasa dan mendunia. Banyak yang bisa kita ciptakan, misalnya kampung wisata
tenun, seperti kampung wisata kain tenun Sambas di Pontianak Utara yang
beberapa lalu saya launching. Kalau ada komunitas masyarakat dayak yang punya
keahlian menenun atau memahat atau sebagainya, kita akan fasilitasi. Jadi
semakin banyak destinasi yang menarik untuk menarik minat wisatawan ke
Pontianak,” tukasnya.
“Ekonomi ini harus hadir dari diri kita sendiri. Karena pangsa
pasarnya cukup luar biasa. Selain itu, ini salah satu bagian dari wujud
kolaborasi kita (Pemkot Pontianak) bersama DAD Pontianak,” tandasnya. (Fai)
KalbarOnline,
Pontianak – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mendorong masyarakat
adat dayak di Kota Pontianak untuk mengembangkan sektor Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) kerajinan tangan.
Sebab, menurut Edi, seni budaya dan kreatifitas masyarakat adat
dayak sangat luar biasa.
“Harus saya akui, nilai seni budaya dan kreatifitas
masyarakat dayak sangat luar biasa, khas. Produk-produk kerajinan seperti peci dengan
pernak-pernik dayak, pakaian adat dayak dan sebagainya sangat khas,” ujar Edi saat
diwawancarai awak media usai menghadiri Musyawarah Adat (Musdat) V Dewan Adat
Dayak Kota Pontianak, Sabtu (9/3/2019).

Menurutnya, hal ini merupakan potensi yang harus
dikembangkan sebab memiliki nilai jual yang tinggi. Pengembangan-pengembangan
sektor UMKM berbasis budaya ini juga telah dilakukan Pemerintah Kota Pontianak,
seperti misalnya Kampung Wisata Tenun Khatulistiwa di Kelurahan Batu Layang,
Kecamatan Pontianak Utara yang dilaunching beberapa waktu lalu.
Tentunya bagi masyarakat dayak yang memiliki keahlian serupa
atau keahlian lainnya, Edi memastikan Pemerintah Kota Pontianak akan
memfasilitasi hal tersebut untuk dijadikan ikon-ikon wisata di Kota Pontianak
yang berbasis budaya guna menarik minat wisatawan.
“Ini potensi. Karena produk-produk dayak ini sangat luar
biasa dan mendunia. Banyak yang bisa kita ciptakan, misalnya kampung wisata
tenun, seperti kampung wisata kain tenun Sambas di Pontianak Utara yang
beberapa lalu saya launching. Kalau ada komunitas masyarakat dayak yang punya
keahlian menenun atau memahat atau sebagainya, kita akan fasilitasi. Jadi
semakin banyak destinasi yang menarik untuk menarik minat wisatawan ke
Pontianak,” tukasnya.
“Ekonomi ini harus hadir dari diri kita sendiri. Karena pangsa
pasarnya cukup luar biasa. Selain itu, ini salah satu bagian dari wujud
kolaborasi kita (Pemkot Pontianak) bersama DAD Pontianak,” tandasnya. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini