Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Minggu, 21 April 2019 |
KalbarOnline, Sekadau
– Bupati Sekadau Rupinus, bersama sang istri, Ny. Kristina Rupinus dan Wakil
Bupati Sekadau, Aloysius bersama istri, Ny. Vixtima Heri Supriyanti Aloysius
serta ribuan umat Katolik di wilayah Paroki Santo Petrus dan Paulus Sekadau, melaksanakan
prosesi cium salib sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada Yesus yang rela
mati di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia, Jumat (19/4/2019).

Upacara prosesi penciuman salib dipimpin pastor Gregorius
Igo, CP, didampingi pastor Paroki Pastor Kristianus, CP, Pastor Valentinus dan
Pastor Grasius. Ribuan Umat Katolik ikut dalam misa prosesi penciuman salib yang
dimulai pukul 15.00 wib itu.
Dalam tradisi Gereja Katolik Roma, prosesi penciuman salib
Kristus pada perayaan Jumat Agung, bukanlah sebuah tindakan berhala, karena
yang dihormati bukan salibnya tetapi makna penyalibanNya.
Selama masa pra paskah, Gereja mengajak seluruh umat untuk
merenungkan peristiwa iman yang menjadi dasar seluruh iman Katolik, yaitu Allah
Bapa yang mengutus Putera-Nya yang tunggal untuk datang ke dunia untuk
menyelamatkan manusia dari belenggu dosa.
Dan, kasih-Nya kepada umat manusia mencapai puncaknya pada
hari Jumat Agung, hari di mana Yesus mengurbankan diri-Nya dengan wafat-Nya di
kayu salib untuk menyelamatkan dosa manusia.
Pastor Igo dalam homilinya mengatakan salib bagian dari
rencana Allah. Dalam salib lanjut Pastor Igo kita melihat kasih Allah yang
abadi. Dalam salib juga lanjut pastor Igo kitab suci terarah, maka salib bukan
sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba, Yesus menempuhnya dengan kepastian dan
kesadaran. Salib juga lanjut Pastor adalah hikmat dan kebijaksanaan untuk menyelamatkan
manusia dan dunia.
“Pada hari yang agung kita melihat kasih Allah yang abadi.
Kita kerab bergelut dngan tantangan, maka mari kita arahkan pandangan kita pada
salib tuhan karena di salib kasih allah yang abadi. Bunda maria
sendiri tetap menaruh harapan pada Yesus yang disalibkan. Kita harus
punya iman kita harus punya pengharapan maka dengan demikian kita tampil
sebagai pemenang,” tukasnya.
Sementara Bupati Rupinus mengatakan Kematian Yesus Kristus
di salib harus dapat dihayati secara sunguh-sunguh oleh umat Katolik untuk
meningkatkan kecintaan terhadap sesama dan mengharapkan umat Katolik dapat
menjadikan Yesus Kristus sebagai inspirasi serta panutan dalam kehidupan bermasyarakat.
Sementara Wabup Aloysius mengatakan umat Katolik, harus
menjadi pribadi yang utuh dan penuh cintah kasih dalam melayani sesama dengan
penuh pengorbanan. (*/Mus)
KalbarOnline, Sekadau
– Bupati Sekadau Rupinus, bersama sang istri, Ny. Kristina Rupinus dan Wakil
Bupati Sekadau, Aloysius bersama istri, Ny. Vixtima Heri Supriyanti Aloysius
serta ribuan umat Katolik di wilayah Paroki Santo Petrus dan Paulus Sekadau, melaksanakan
prosesi cium salib sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada Yesus yang rela
mati di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia, Jumat (19/4/2019).

Upacara prosesi penciuman salib dipimpin pastor Gregorius
Igo, CP, didampingi pastor Paroki Pastor Kristianus, CP, Pastor Valentinus dan
Pastor Grasius. Ribuan Umat Katolik ikut dalam misa prosesi penciuman salib yang
dimulai pukul 15.00 wib itu.
Dalam tradisi Gereja Katolik Roma, prosesi penciuman salib
Kristus pada perayaan Jumat Agung, bukanlah sebuah tindakan berhala, karena
yang dihormati bukan salibnya tetapi makna penyalibanNya.
Selama masa pra paskah, Gereja mengajak seluruh umat untuk
merenungkan peristiwa iman yang menjadi dasar seluruh iman Katolik, yaitu Allah
Bapa yang mengutus Putera-Nya yang tunggal untuk datang ke dunia untuk
menyelamatkan manusia dari belenggu dosa.
Dan, kasih-Nya kepada umat manusia mencapai puncaknya pada
hari Jumat Agung, hari di mana Yesus mengurbankan diri-Nya dengan wafat-Nya di
kayu salib untuk menyelamatkan dosa manusia.
Pastor Igo dalam homilinya mengatakan salib bagian dari
rencana Allah. Dalam salib lanjut Pastor Igo kita melihat kasih Allah yang
abadi. Dalam salib juga lanjut pastor Igo kitab suci terarah, maka salib bukan
sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba, Yesus menempuhnya dengan kepastian dan
kesadaran. Salib juga lanjut Pastor adalah hikmat dan kebijaksanaan untuk menyelamatkan
manusia dan dunia.
“Pada hari yang agung kita melihat kasih Allah yang abadi.
Kita kerab bergelut dngan tantangan, maka mari kita arahkan pandangan kita pada
salib tuhan karena di salib kasih allah yang abadi. Bunda maria
sendiri tetap menaruh harapan pada Yesus yang disalibkan. Kita harus
punya iman kita harus punya pengharapan maka dengan demikian kita tampil
sebagai pemenang,” tukasnya.
Sementara Bupati Rupinus mengatakan Kematian Yesus Kristus
di salib harus dapat dihayati secara sunguh-sunguh oleh umat Katolik untuk
meningkatkan kecintaan terhadap sesama dan mengharapkan umat Katolik dapat
menjadikan Yesus Kristus sebagai inspirasi serta panutan dalam kehidupan bermasyarakat.
Sementara Wabup Aloysius mengatakan umat Katolik, harus
menjadi pribadi yang utuh dan penuh cintah kasih dalam melayani sesama dengan
penuh pengorbanan. (*/Mus)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini