Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 29 Juli 2019 |
KalbarOnline,
Ketapang – Jamaah haji Indonesia banyak mengalami masalah kesehatan karena
cuaca panas ekstrim di tanah suci Mekkah. Suhu udara yang tinggi dan kelembaban
yang rendah tak pelak mendatangkan masalah kesehatan bagi para jamaah haji.
Dehidrasi karena panasnya cuaca di tanah suci menjadi salah satu masalah yang
dihadapi jamaah haji Indonesia.
Selain itu, cuaca panas ekstrim di Makkah tidak hanya
berdampak pada dehidrasi terhadap jamaah haji Indonesia, tetapi juga tak
sedikit jamaah haji Indonesia yang kakinya melepuh karena kepanasan serta mengalami
sakit.
Kepala Kantor Kemenag Ketapang, H. Ikhwan Pohan mengatakan,
jelang puncak rangkaian kegiatan haji yang jatuh pada tanggal 11 Agustus
mendatang, seluruh jamaah haji asal Ketapang tidak mengalami kendala yang
berarti. Namun, diakuinya sampai saat ini hanya terdapat satu orang jamaah haji
yang mengalami sakit, tetapi masih dapat menjalankan ibadah.
“Hanya ada satu orang (jamaah) yang mengalami sakit, itupun
bukan berarti tidak bisa mengikuti rangkaian ibadah haji. Namun, masih bisa
dibantu rekan - rekan lainnya,” ujarnya saat dikonfirmasi , Senin (29/7/2019).
Lebih lanjut, Ikhwan Pohan menjelaskan, perubahan iklim di
tanah suci yang berbeda dengan daerah asal para jamaah haji menjadi penyebab
para jamaah mengalami sakit, baik flu, demam dan penurunan stamina.
“Cuaca yang berbeda tentu akan memengaruhi kesehatan tubuh
para jamaah. Namun, tim medis kita selalu siap di sana,” ungkapnya.
Ikhwan Pohan menyebut, untuk fasilitas penginapan para
jamaah memang cukup jauh dari Masjidil Haram. Namun, dengan berabagai fasilitas
di tanah suci, hal tersebut dapat ditangani sehingga para jamaah dapat
melaksanakan ibadah tanpa hambatan berarti.
“Untuk penginapan, kebetulan agak jauh dari Masjidil Haram
tapi di Mekkah inikan semua fasilitas sudah tersedia. Ada bus salawat namanya
yang siap menjemput jamaah ke Masjidil Haram,” jelasnya.
Ia menambahkan, pada tahun 2019 ini, pelayanan terhadap jamaah haji mengalami
peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Seperti untuk konsumsi yang
diberikan selama 25 hari, sehingga hanya beberapa hari saja jamaah haji yang
tidak mendapat jatah konsumsi. Hal tersebut disebabkan karena jarak yang
menyulitkan petugas untuk mendistribusikan makanan kepada para jamaah haji.
“Konsumsi Alhamdulillah tahun ini ada peningkatan, karena
tahun sebelumnya di Mekkah, jamaah haji tidak diberikan konsumsi,” tandasnya. (Adi
LC)
KalbarOnline,
Ketapang – Jamaah haji Indonesia banyak mengalami masalah kesehatan karena
cuaca panas ekstrim di tanah suci Mekkah. Suhu udara yang tinggi dan kelembaban
yang rendah tak pelak mendatangkan masalah kesehatan bagi para jamaah haji.
Dehidrasi karena panasnya cuaca di tanah suci menjadi salah satu masalah yang
dihadapi jamaah haji Indonesia.
Selain itu, cuaca panas ekstrim di Makkah tidak hanya
berdampak pada dehidrasi terhadap jamaah haji Indonesia, tetapi juga tak
sedikit jamaah haji Indonesia yang kakinya melepuh karena kepanasan serta mengalami
sakit.
Kepala Kantor Kemenag Ketapang, H. Ikhwan Pohan mengatakan,
jelang puncak rangkaian kegiatan haji yang jatuh pada tanggal 11 Agustus
mendatang, seluruh jamaah haji asal Ketapang tidak mengalami kendala yang
berarti. Namun, diakuinya sampai saat ini hanya terdapat satu orang jamaah haji
yang mengalami sakit, tetapi masih dapat menjalankan ibadah.
“Hanya ada satu orang (jamaah) yang mengalami sakit, itupun
bukan berarti tidak bisa mengikuti rangkaian ibadah haji. Namun, masih bisa
dibantu rekan - rekan lainnya,” ujarnya saat dikonfirmasi , Senin (29/7/2019).
Lebih lanjut, Ikhwan Pohan menjelaskan, perubahan iklim di
tanah suci yang berbeda dengan daerah asal para jamaah haji menjadi penyebab
para jamaah mengalami sakit, baik flu, demam dan penurunan stamina.
“Cuaca yang berbeda tentu akan memengaruhi kesehatan tubuh
para jamaah. Namun, tim medis kita selalu siap di sana,” ungkapnya.
Ikhwan Pohan menyebut, untuk fasilitas penginapan para
jamaah memang cukup jauh dari Masjidil Haram. Namun, dengan berabagai fasilitas
di tanah suci, hal tersebut dapat ditangani sehingga para jamaah dapat
melaksanakan ibadah tanpa hambatan berarti.
“Untuk penginapan, kebetulan agak jauh dari Masjidil Haram
tapi di Mekkah inikan semua fasilitas sudah tersedia. Ada bus salawat namanya
yang siap menjemput jamaah ke Masjidil Haram,” jelasnya.
Ia menambahkan, pada tahun 2019 ini, pelayanan terhadap jamaah haji mengalami
peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Seperti untuk konsumsi yang
diberikan selama 25 hari, sehingga hanya beberapa hari saja jamaah haji yang
tidak mendapat jatah konsumsi. Hal tersebut disebabkan karena jarak yang
menyulitkan petugas untuk mendistribusikan makanan kepada para jamaah haji.
“Konsumsi Alhamdulillah tahun ini ada peningkatan, karena
tahun sebelumnya di Mekkah, jamaah haji tidak diberikan konsumsi,” tandasnya. (Adi
LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini