Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 17 September 2019 |
KalbarOnline,
Ketapang – Kabupaten Ketapang merupakan satu di antara daerah terparah
terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Kalimantan Barat.
Kebakaran yang menimbulkan kabut asap sudah berimbas kepada kesehatan warga.
Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang mencatat akibat kabut
asap ini sudah banyak warga yang memeriksakan kesehatan. Berdasarkan data yang
diterima KalbarOnline, pada periode 13-16 September 2019 sedikitnya tercatat 529
warga terpapar penyakit inpeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Angka tersebut
tersebar di sejumlah wilayah di Kabupaten Ketapang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas
Kesehatan (Dinkes) Ketapang, Basaria Rajagukguk mengatakan, kondisi cuaca saat
ini memang dalam keadaan tidak sehat. Bahkan saat ini status siaga sudah
diterbitkan terkait persoalan kabut asap.
“Untuk status tanggap darurat memang belum hanya saja untuk
penanggulangan sudah terus kita lakukan, mulai dari pembagian masker melalui
puskesmas-puskesmas maupun pembukaan posko kesehatan dengan menempatkan tim
kesehatan diposko tersebut,” katanya, Senin (16/9/2019).
Basaria menyebut kalau memang terjadi peningkatan kasus
ISPA. Hal ini terlihat dari data warga yang terserang ISPA yang masuk mulai
sejak tanggal 13 September dari tiap Puskesmas.
“Mulai dari tanggal 13 sampai hari ini (Senin-red) laporan
masuk ada 529 kasus ISPA,” ungkapnya.
Ia menambahkan, saat ini pihaknya sedang mengajukan oksigen
fortabel serta nebo yang dinilai sangat diperlukan dalam situasi kabut asap
seperti ini, yang mana oksigen fortabel dan beberapa peralatan nantinya
direncanakan akan didistribusikan ke posko dan puskesmas-puskesmas.
“Kalau untuk obat-obatan ISPA sudah tersedia di
puskesmas-puskesmas,” ujarnya.
Ia menegaskan, sejauh ini belum ada korban jiwa akibat
terserang ISPA, hanya untuk warga harus mendapatkan perawatan intensif seperti
rawat inap hal tersebut bisa langsung dikonfirmasi ke pihak rumah sakit.
“Kita minta agar aktivitas diluar rumah bisa dikurangi,
selain harapan penanggulangan terhadap persoalan bisa dilakukan bersama-sama
semua pihak terkait,” tandasnya. (Adi LC)
KalbarOnline,
Ketapang – Kabupaten Ketapang merupakan satu di antara daerah terparah
terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Kalimantan Barat.
Kebakaran yang menimbulkan kabut asap sudah berimbas kepada kesehatan warga.
Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang mencatat akibat kabut
asap ini sudah banyak warga yang memeriksakan kesehatan. Berdasarkan data yang
diterima KalbarOnline, pada periode 13-16 September 2019 sedikitnya tercatat 529
warga terpapar penyakit inpeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Angka tersebut
tersebar di sejumlah wilayah di Kabupaten Ketapang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas
Kesehatan (Dinkes) Ketapang, Basaria Rajagukguk mengatakan, kondisi cuaca saat
ini memang dalam keadaan tidak sehat. Bahkan saat ini status siaga sudah
diterbitkan terkait persoalan kabut asap.
“Untuk status tanggap darurat memang belum hanya saja untuk
penanggulangan sudah terus kita lakukan, mulai dari pembagian masker melalui
puskesmas-puskesmas maupun pembukaan posko kesehatan dengan menempatkan tim
kesehatan diposko tersebut,” katanya, Senin (16/9/2019).
Basaria menyebut kalau memang terjadi peningkatan kasus
ISPA. Hal ini terlihat dari data warga yang terserang ISPA yang masuk mulai
sejak tanggal 13 September dari tiap Puskesmas.
“Mulai dari tanggal 13 sampai hari ini (Senin-red) laporan
masuk ada 529 kasus ISPA,” ungkapnya.
Ia menambahkan, saat ini pihaknya sedang mengajukan oksigen
fortabel serta nebo yang dinilai sangat diperlukan dalam situasi kabut asap
seperti ini, yang mana oksigen fortabel dan beberapa peralatan nantinya
direncanakan akan didistribusikan ke posko dan puskesmas-puskesmas.
“Kalau untuk obat-obatan ISPA sudah tersedia di
puskesmas-puskesmas,” ujarnya.
Ia menegaskan, sejauh ini belum ada korban jiwa akibat
terserang ISPA, hanya untuk warga harus mendapatkan perawatan intensif seperti
rawat inap hal tersebut bisa langsung dikonfirmasi ke pihak rumah sakit.
“Kita minta agar aktivitas diluar rumah bisa dikurangi,
selain harapan penanggulangan terhadap persoalan bisa dilakukan bersama-sama
semua pihak terkait,” tandasnya. (Adi LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini