Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 19 September 2019 |
KalbarOnline,
Ketapang – Sejumlah wilayah di Kabupaten Ketapang masih terpantau titik
hotspot bahkan titik api yang mengakibatkan timbulnya kabut asap. Kabut asap
yang menyelimuti Kota Ketapang sejak beberapa minggu terakhir saat ini semakin
terasa pekat dan tebal, Kamis (19/9/2019) malam.
Menurut data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) Stasiun Metereologi Kelas III Rahadi Oesman Ketapang, ada
peningkatkan jumlah titik panas atau hotspot yang cukup tinggi di wilayah Kabupaten
Ketapang.
Tercatat pada Kamis (19/9/2019) sampai dengan pukul 17.00
WIB ada 872 titik hotspot. Sedangkan pada Rabu (18/9/2019) sampai dengan pukul
07.00 WIB hanya ada 444 hotspot. Artinya dari Rabu ke Kamis ada peningkatan
jumlah hotspot mencapai hampir dua kali lipat.
“Berdasarkan pengolahan data Lapan tanggal 19 September 2019
mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB, terpantau ada 872 titik hotspot di wilayah Kabupaten Ketapang,”
kata Kepala BMKG Stasiun Metereologi Kelas III Rahadi Oesman Ketapang, Aqil
Ihsan, Kamis, (19/9/2019).
Berdasarkan pantauan KalbarOnline, kabut asap di Kota
Ketapang semakin pekat pada malam hari. Hal itu membuat sejumlah aktivitas
warga di malam hari terganggu.
Seperti Bapak Kirno (49) yang harus berjualan Martabak
hingga malam hari. Ia mengaku sangat terganggu dengan kondisi kabut asap yang
semakin tebal dan pekat, seperti saat ini.
“Karena kabut asap dan debu dari kebakaran ini jadi sering
batuk dan bahkan sering juga sakit kepala,” katanya saat diwawancarai, Kamis
(19/9/2019) malam.
Begitu juga dengan David, seorang pengendara ojek online
(driver ojol), yang hingga malam hari masih melakukan aktivitas di luar rumah
untuk mengantarkan pesanan makanan konsumen. Ia mengaku merasakan hal yang
sama, bahwa kondisi kabut asap ini sangat mengganggu dan mulai terasa bagi
kesehatan.
“Saya malah sering merasa sesak napas, batuk dan mata perih.
Apalagi saat sedang berkendara,” katanya, Kamis (19/9/2019).
Ia berharap agar kondisi udara yang tidak sehat akibat kabut
asap ini segera berakhir dan pemerintah ke depan dapat melakukan langkah yang
tepat untuk mencegah terjadinya bencana Karhutla lagi.
“Saya berharap agar segera turun hujan dan pemerintah lebih
serius lagi lagi penanggulangan Karhutla,” tandasnya. (Adi LC)
KalbarOnline,
Ketapang – Sejumlah wilayah di Kabupaten Ketapang masih terpantau titik
hotspot bahkan titik api yang mengakibatkan timbulnya kabut asap. Kabut asap
yang menyelimuti Kota Ketapang sejak beberapa minggu terakhir saat ini semakin
terasa pekat dan tebal, Kamis (19/9/2019) malam.
Menurut data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) Stasiun Metereologi Kelas III Rahadi Oesman Ketapang, ada
peningkatkan jumlah titik panas atau hotspot yang cukup tinggi di wilayah Kabupaten
Ketapang.
Tercatat pada Kamis (19/9/2019) sampai dengan pukul 17.00
WIB ada 872 titik hotspot. Sedangkan pada Rabu (18/9/2019) sampai dengan pukul
07.00 WIB hanya ada 444 hotspot. Artinya dari Rabu ke Kamis ada peningkatan
jumlah hotspot mencapai hampir dua kali lipat.
“Berdasarkan pengolahan data Lapan tanggal 19 September 2019
mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB, terpantau ada 872 titik hotspot di wilayah Kabupaten Ketapang,”
kata Kepala BMKG Stasiun Metereologi Kelas III Rahadi Oesman Ketapang, Aqil
Ihsan, Kamis, (19/9/2019).
Berdasarkan pantauan KalbarOnline, kabut asap di Kota
Ketapang semakin pekat pada malam hari. Hal itu membuat sejumlah aktivitas
warga di malam hari terganggu.
Seperti Bapak Kirno (49) yang harus berjualan Martabak
hingga malam hari. Ia mengaku sangat terganggu dengan kondisi kabut asap yang
semakin tebal dan pekat, seperti saat ini.
“Karena kabut asap dan debu dari kebakaran ini jadi sering
batuk dan bahkan sering juga sakit kepala,” katanya saat diwawancarai, Kamis
(19/9/2019) malam.
Begitu juga dengan David, seorang pengendara ojek online
(driver ojol), yang hingga malam hari masih melakukan aktivitas di luar rumah
untuk mengantarkan pesanan makanan konsumen. Ia mengaku merasakan hal yang
sama, bahwa kondisi kabut asap ini sangat mengganggu dan mulai terasa bagi
kesehatan.
“Saya malah sering merasa sesak napas, batuk dan mata perih.
Apalagi saat sedang berkendara,” katanya, Kamis (19/9/2019).
Ia berharap agar kondisi udara yang tidak sehat akibat kabut
asap ini segera berakhir dan pemerintah ke depan dapat melakukan langkah yang
tepat untuk mencegah terjadinya bencana Karhutla lagi.
“Saya berharap agar segera turun hujan dan pemerintah lebih
serius lagi lagi penanggulangan Karhutla,” tandasnya. (Adi LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini