Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 24 Juli 2025 |
KALBARONLINE.com – Sejumlah penumpang kapal klotok rute Rasau Jaya (Kubu Raya) menuju Teluk Batang (Kayong Utara) dibuat tak nyaman oleh ulah segelintir pria dewasa yang merokok sembarangan di dalam kabin kapal, Rabu (23/7/2025) malam.
Padahal, sudah terpampang jelas larangan merokok di area kabin penumpang. Tapi kelompok pria tersebut tetap asyik mengisap rokok, bahkan sambil bermain gaplek (domino) dan bercengkerama santai—seolah tak peduli pada penumpang lain.
Saat ditegur, bukannya minta maaf atau berhenti, mereka malah membalas dengan nada menantang.
“Siapa yang larang, suruh ke sini. Kita kan sama-sama bayar. Kalau mau enak carter saja,” ucap salah satu dari mereka.
Aseanty Pahlevi, salah satu penumpang perempuan yang juga bekerja dan sedang dalam perjalanan tugas ke Kayong Utara, merasa kesal dengan situasi itu.
“Sudah saya tegur, tapi jawabannya seperti itu. Coba saja yang menegur lelaki, pasti nggak seberani itu jawabnya,” ujarnya dengan nada kecewa.
Levi, begitu ia akrab disapa, memilih kapal klotok dari Pelabuhan Rasau Jaya karena berharap bisa beristirahat selama perjalanan. Namun, harapan itu pupus karena asap rokok yang terus mengepul di dalam ruang penumpang.
“Saya sengaja naik kapal supaya bisa rebahan, istirahat. Tapi jadi nggak bisa tidur karena asap rokok di mana-mana. Mereka seenaknya saja. Padahal itu kawasan bebas asap rokok,” tegasnya.
Yang paling mengkhawatirkan, kata Levi, adalah seorang ibu penumpang yang duduk dekat para perokok tiba-tiba mengalami sesak napas karena asmanya kambuh.
“Saya langsung ajak dia pindah ke dekat saya. Kasihan banget. Dia terus batuk-batuk karena asap dari mereka yang main gaplek itu,” ceritanya.
Levi menegaskan bahwa semua penumpang punya hak yang sama untuk merasa aman dan nyaman, termasuk bebas dari paparan asap rokok.
“Kalau soal bayar, ya kita semua bayar. Tapi tetap harus patuh aturan. Mereka ini egois banget. Seolah-olah nggak lihat ada larangan jelas terpampang di belakang mereka,” tambahnya.
Levi berharap pengelola kapal tak hanya mengandalkan papan larangan merokok, tetapi juga aktif mengawasi dan menegakkan aturan di dalam kapal.
“Ini bukan cuma soal kenyamanan. Tapi soal keselamatan juga. Kalau larangan merokok saja mereka langgar, gimana kalau ada kondisi darurat? Apa juga bakal diabaikan?” tegas Levi.
Ia juga mengajak pemerintah dan pemilik kapal untuk lebih aktif memberikan edukasi serta menyiapkan sanksi tegas terhadap pelanggaran aturan di kapal. (Jau)
KALBARONLINE.com – Sejumlah penumpang kapal klotok rute Rasau Jaya (Kubu Raya) menuju Teluk Batang (Kayong Utara) dibuat tak nyaman oleh ulah segelintir pria dewasa yang merokok sembarangan di dalam kabin kapal, Rabu (23/7/2025) malam.
Padahal, sudah terpampang jelas larangan merokok di area kabin penumpang. Tapi kelompok pria tersebut tetap asyik mengisap rokok, bahkan sambil bermain gaplek (domino) dan bercengkerama santai—seolah tak peduli pada penumpang lain.
Saat ditegur, bukannya minta maaf atau berhenti, mereka malah membalas dengan nada menantang.
“Siapa yang larang, suruh ke sini. Kita kan sama-sama bayar. Kalau mau enak carter saja,” ucap salah satu dari mereka.
Aseanty Pahlevi, salah satu penumpang perempuan yang juga bekerja dan sedang dalam perjalanan tugas ke Kayong Utara, merasa kesal dengan situasi itu.
“Sudah saya tegur, tapi jawabannya seperti itu. Coba saja yang menegur lelaki, pasti nggak seberani itu jawabnya,” ujarnya dengan nada kecewa.
Levi, begitu ia akrab disapa, memilih kapal klotok dari Pelabuhan Rasau Jaya karena berharap bisa beristirahat selama perjalanan. Namun, harapan itu pupus karena asap rokok yang terus mengepul di dalam ruang penumpang.
“Saya sengaja naik kapal supaya bisa rebahan, istirahat. Tapi jadi nggak bisa tidur karena asap rokok di mana-mana. Mereka seenaknya saja. Padahal itu kawasan bebas asap rokok,” tegasnya.
Yang paling mengkhawatirkan, kata Levi, adalah seorang ibu penumpang yang duduk dekat para perokok tiba-tiba mengalami sesak napas karena asmanya kambuh.
“Saya langsung ajak dia pindah ke dekat saya. Kasihan banget. Dia terus batuk-batuk karena asap dari mereka yang main gaplek itu,” ceritanya.
Levi menegaskan bahwa semua penumpang punya hak yang sama untuk merasa aman dan nyaman, termasuk bebas dari paparan asap rokok.
“Kalau soal bayar, ya kita semua bayar. Tapi tetap harus patuh aturan. Mereka ini egois banget. Seolah-olah nggak lihat ada larangan jelas terpampang di belakang mereka,” tambahnya.
Levi berharap pengelola kapal tak hanya mengandalkan papan larangan merokok, tetapi juga aktif mengawasi dan menegakkan aturan di dalam kapal.
“Ini bukan cuma soal kenyamanan. Tapi soal keselamatan juga. Kalau larangan merokok saja mereka langgar, gimana kalau ada kondisi darurat? Apa juga bakal diabaikan?” tegas Levi.
Ia juga mengajak pemerintah dan pemilik kapal untuk lebih aktif memberikan edukasi serta menyiapkan sanksi tegas terhadap pelanggaran aturan di kapal. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini